Memperkenalkan sejarah Sampit bisa melalui lukisan
Sampit (ANTARA) - Berbagai cara dilakukan seniman di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah untuk memperkenalkan sejarah Kota Sampit kepada generasi muda, salah satunya melalui lukisan.
"Banyak generasi muda kita yang tidak mengetahui sejarah Sampit ini karena memang minimnya media pembelajaran buat mereka. Bahkan foto-foto zaman dulu juga cukup sulit mendapatkannya. Makanya melalui lukisan-lukisan ini saya berharap mereka bisa mendapat gambaran bagaimana kondisi Sampit di masa lalu," kata Elwani Sarwando, seorang seniman Kotawaringin Timur.
Selasa (3/11), pria yang akrab disapa Iwan ini menggelar pameran tunggal lukisan karya-karyanya di Sekretariat DPD KNPI Kotawaringin Timur. Pameran itu bersamaan digelarnya sosialisasi peran pemuda dalam pemajuan kebudayaan dan kearifan lokal.
Ada belasan lukisan yang dipamerkan dalam kesempatan ini. Menurut Iwan, ini hasil sebagian kecil dari koleksi lukisan karyanya yang bertema Sampit tempo dulu, namun karena keterbatasan ruangan maka hanya sebagian yang dipamerkan.
Melalui lukisan itu, Iwan menggambarkan kondisi bangunan-bangunan di era di bawah tahun 1990, seperti kantor bupati saat masih berlokasi di pinggir sungai, kilang atau pabrik kayu Bruynzeel yang konon terbesar di Asia Tenggara saat itu, betang atau rumah panggung khas Suku Dayak serta bangunan-bangunan lainnya.
Iwan mengaku mendapat gambaran kondisi bangunan-bangunan itu dari hasil berburu foto-foto tua dari sejumlah tokoh. Suasana yang terekam dalam foto itu kemudian dituangkannya dalam goresan kuas di atas kanvas.
Melalui lukisan itu, Iwan berharap generasi muda mengetahui bahwa kemajuan Kotawaringin Timur saat ini melalui sebuah perjalanan panjang. Untuk itu generasi muda harus menghargainya dengan melakukan tindakan-tindakan positif dalam pembangunan agar daerah ini semakin maju.
Iwan mengaku senang karena karyanya mendapat tanggapan positif dari generasi muda dan banyak pihak. Dia bertekad akan terus menghasilkan karya-karya seni untuk daerah ini.
"Banyak yang menawar ingin membeli lukisan-lukisan ini, tapi sampai saat ini saya belum tertarik menjualnya. Saya justru berangan-angan bisa memiliki bangunan dan ruang pameran sendiri untuk memajang semua hasil karya saya sehingga bisa menjadi dipamerkan kepada masyarakat, khususnya generasi muda," harap Iwan.
Pameran lukisan Sampit Tempo Dulu ini disambut antusias. Pengunjung yang umumnya merupakan generasi milenial, banyak yang kaget dan baru mengetahui kondisi Sampit di masa lalu.
"Ini pertama kalinya saya melihat suasana Sampit zaman dulu. Pameran ini tentu sangat bermanfaat karena memberikan gambaran kepada kami tentang sejarah kota ini. Ini juga menginspirasi kami untuk berbuat hal-hal positif sebagai bentuk kontribusi terhadap pembangunan daerah," kata Dwi Maulina Permatasari, salah seorang pengunjung.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman sangat mengapresiasi pameran tunggal dan lukisan-lukisan karya Elwani Sarwando. Menurutnya, ini menjadi salah satu bentuk sumbangsih seniman terhadap pelestarian kebudayaan sekaligus edukasi kepada generasi muda terkait sejarah daerah, khususnya Sampit.
"Dengan melihat lukisan itu, generasi muda bisa membayangkan kondisi Sampit di masa lalu. Dengan begitu diharapkan mereka bisa turut mensyukuri kemajuan daerah yang sudah dicapai saat ini sehingga mereka termotivasi berbuat yang terbaik untuk daerah," kata Fajrurrahman.
Fajrurrahman juga menyampaikan terima kasih dan rasa bangganya terhadap kepedulian serta kontribusi generasi muda dalam ikut melestarikan kebudayaan dan mempromosikan pariwisata Kotawaringin Timur. Dukungan tersebut sangat berharga demi kemajuan daerah.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan pemkab jangan buru-buru mengaktifkan pembelajaran tatap muka
Baca juga: Waspada, pasien COVID-19 meninggal dunia di Kotim terus bertambah
"Banyak generasi muda kita yang tidak mengetahui sejarah Sampit ini karena memang minimnya media pembelajaran buat mereka. Bahkan foto-foto zaman dulu juga cukup sulit mendapatkannya. Makanya melalui lukisan-lukisan ini saya berharap mereka bisa mendapat gambaran bagaimana kondisi Sampit di masa lalu," kata Elwani Sarwando, seorang seniman Kotawaringin Timur.
Selasa (3/11), pria yang akrab disapa Iwan ini menggelar pameran tunggal lukisan karya-karyanya di Sekretariat DPD KNPI Kotawaringin Timur. Pameran itu bersamaan digelarnya sosialisasi peran pemuda dalam pemajuan kebudayaan dan kearifan lokal.
Ada belasan lukisan yang dipamerkan dalam kesempatan ini. Menurut Iwan, ini hasil sebagian kecil dari koleksi lukisan karyanya yang bertema Sampit tempo dulu, namun karena keterbatasan ruangan maka hanya sebagian yang dipamerkan.
Melalui lukisan itu, Iwan menggambarkan kondisi bangunan-bangunan di era di bawah tahun 1990, seperti kantor bupati saat masih berlokasi di pinggir sungai, kilang atau pabrik kayu Bruynzeel yang konon terbesar di Asia Tenggara saat itu, betang atau rumah panggung khas Suku Dayak serta bangunan-bangunan lainnya.
Iwan mengaku mendapat gambaran kondisi bangunan-bangunan itu dari hasil berburu foto-foto tua dari sejumlah tokoh. Suasana yang terekam dalam foto itu kemudian dituangkannya dalam goresan kuas di atas kanvas.
Melalui lukisan itu, Iwan berharap generasi muda mengetahui bahwa kemajuan Kotawaringin Timur saat ini melalui sebuah perjalanan panjang. Untuk itu generasi muda harus menghargainya dengan melakukan tindakan-tindakan positif dalam pembangunan agar daerah ini semakin maju.
Iwan mengaku senang karena karyanya mendapat tanggapan positif dari generasi muda dan banyak pihak. Dia bertekad akan terus menghasilkan karya-karya seni untuk daerah ini.
"Banyak yang menawar ingin membeli lukisan-lukisan ini, tapi sampai saat ini saya belum tertarik menjualnya. Saya justru berangan-angan bisa memiliki bangunan dan ruang pameran sendiri untuk memajang semua hasil karya saya sehingga bisa menjadi dipamerkan kepada masyarakat, khususnya generasi muda," harap Iwan.
Pameran lukisan Sampit Tempo Dulu ini disambut antusias. Pengunjung yang umumnya merupakan generasi milenial, banyak yang kaget dan baru mengetahui kondisi Sampit di masa lalu.
"Ini pertama kalinya saya melihat suasana Sampit zaman dulu. Pameran ini tentu sangat bermanfaat karena memberikan gambaran kepada kami tentang sejarah kota ini. Ini juga menginspirasi kami untuk berbuat hal-hal positif sebagai bentuk kontribusi terhadap pembangunan daerah," kata Dwi Maulina Permatasari, salah seorang pengunjung.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman sangat mengapresiasi pameran tunggal dan lukisan-lukisan karya Elwani Sarwando. Menurutnya, ini menjadi salah satu bentuk sumbangsih seniman terhadap pelestarian kebudayaan sekaligus edukasi kepada generasi muda terkait sejarah daerah, khususnya Sampit.
"Dengan melihat lukisan itu, generasi muda bisa membayangkan kondisi Sampit di masa lalu. Dengan begitu diharapkan mereka bisa turut mensyukuri kemajuan daerah yang sudah dicapai saat ini sehingga mereka termotivasi berbuat yang terbaik untuk daerah," kata Fajrurrahman.
Fajrurrahman juga menyampaikan terima kasih dan rasa bangganya terhadap kepedulian serta kontribusi generasi muda dalam ikut melestarikan kebudayaan dan mempromosikan pariwisata Kotawaringin Timur. Dukungan tersebut sangat berharga demi kemajuan daerah.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan pemkab jangan buru-buru mengaktifkan pembelajaran tatap muka
Baca juga: Waspada, pasien COVID-19 meninggal dunia di Kotim terus bertambah