Peneliti kembangkan wisata susur air 'lorong hitam' di Pulang Pisau
Pulang Pisau (ANTARA) - Peneliti dari Puslitbang Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Endang Karlina, menyatakan bahwa Kabupaten Pulang Pisau bisa mengembangkan produk wisata berbasis ekosistem dan kearifan lokal di sekitar hutan gambut dengan tema susur air lorong hitam.
"Ini menjadi salah satu brand produk wisata yang bisa dikembangkan kabupaten ini berbasis ekosistem dengan melihat potensi yang dimiliki," kata Endang di Pulang Pisau, Selasa.
Dikatakan, penciptaan brand atau tema susur sungai lorong hitam ini artinya sungai di kabupaten setempat memiliki warna yang hitam yang semakin ke hulu semakin teduh. Masih banyak tema-tema lain yang bisa diangkat dan dikemas dengan berbasis ekosistem dan kearifan lokal masyarakat setempat.
Kearifan lokal, kata dia, tidak bisa lepas dari potensi sumber daya alam khususnya gambut yang ada di kabupaten setempat. Selaku peneliti dan ketua tim kajian pengembangan produk wisata, pihaknya yakin dan percaya bahwa kebakaran di daerah gambut bukan dilakukan masyarakat sekitar.
"Masyarakat memiliki kearifan lokal dalam menanam menggunakan upacara dan menjaga menggunakan ritual," kata dia.
Melihat kearifan lokal itu, bahwa masyarakat yang menjaga dan mampu melestarikan. Ini bisa diusung dan ditawarkan kepada pengunjung melalui wisata seperti mina khusus.
Endang mengatakan dari hasil penelitian ini, Kementerian telah menyusun berbagai potensi wisata berbasis ekosistem, yang bisa dikembangkan kabupaten ini dan menjadi rekomendasi bagi pemerintah setempat.
"Konsep itu nantinya digarap menjadi produk wisata dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional," kata dia.
Kepala Bidang Kerjasama dan Desiminasi Puslitbang Hutan Kementerian KLHK Ahmad Gadang Pamungkas menyebutkan berbeda dengan rekomendasi yang dilakukan oleh instansi non penelitian, hasil penelitian yang dilakukan pihaknya bisa menjadi strategi pemerintah daerah dalam pengembangan produk wisata di kabupaten setempat.
“Paling tidak dari hasil penelitian ini bisa menjadi aplikatif dan ada jaminan lebih sesuai untuk dilaksanakan oleh pemerintah setempat,” kata Ahmad.
Ahmad mengungkapkan pemerintah setempat diharapkan lebih yakin dan percaya diri melaksanakan rumusan yang sudah dilalui dengan penelitian. Dimana peneliti dalam mengambil data di lapangan didasari kredibilitas dan bisa dipertanggungjawabkan dengan analisis yang cukup tinggi oleh para peneliti yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat setempat.
Baca juga: Plt Bupati Pulang Pisau sebut pers sebagai pilar demokrasi
Terkait kerja sama yang mengikat untuk mendorong pemerintah setempat melaksanakan pengembangan pariwisata berbasis ekosistem dan kearifan lokal di sekitar lahan gambut berdasarkan hasil penelitian ini, Ahmad mengatakan masih belum dilakukan dan saat ini baru sebatas kerjasama dalam penelitian.
Kedepan, terang Ahmad, ada kerja sama itu menjadi pertimbangan agar pemerintah daerah bisa melaksanakan strategi pengembangan produk wisata berdasarkan hasil dari penelitian ini.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Pulang Pisau Hanafi mewakili pemerintah Kabupaten Pulang Pisau membuka Focus Group Discussion terkait dengan pengembangan produk wisata berbasis ekosistem dan kearifan lokal masyarakat di sekitar hutan gambut untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional yang dilaksanakan aula Bappeda.
Pada kesempatan itu, Hanafi mengatakan bahwa pemerintah setempat menyambut baik pengembangan produk wisata yang ditinjau dari aspek ekonomi berdasarkan daya dukung yang berkelanjutan.
Baca juga: Penderita COVID-19 klaster perkantoran di Pulang Pisau terus bertambah
Baca juga: Konsultasi publik studi Amdal 'food estate' dorong peran aktif masyarakat
"Ini menjadi salah satu brand produk wisata yang bisa dikembangkan kabupaten ini berbasis ekosistem dengan melihat potensi yang dimiliki," kata Endang di Pulang Pisau, Selasa.
Dikatakan, penciptaan brand atau tema susur sungai lorong hitam ini artinya sungai di kabupaten setempat memiliki warna yang hitam yang semakin ke hulu semakin teduh. Masih banyak tema-tema lain yang bisa diangkat dan dikemas dengan berbasis ekosistem dan kearifan lokal masyarakat setempat.
Kearifan lokal, kata dia, tidak bisa lepas dari potensi sumber daya alam khususnya gambut yang ada di kabupaten setempat. Selaku peneliti dan ketua tim kajian pengembangan produk wisata, pihaknya yakin dan percaya bahwa kebakaran di daerah gambut bukan dilakukan masyarakat sekitar.
"Masyarakat memiliki kearifan lokal dalam menanam menggunakan upacara dan menjaga menggunakan ritual," kata dia.
Melihat kearifan lokal itu, bahwa masyarakat yang menjaga dan mampu melestarikan. Ini bisa diusung dan ditawarkan kepada pengunjung melalui wisata seperti mina khusus.
Endang mengatakan dari hasil penelitian ini, Kementerian telah menyusun berbagai potensi wisata berbasis ekosistem, yang bisa dikembangkan kabupaten ini dan menjadi rekomendasi bagi pemerintah setempat.
"Konsep itu nantinya digarap menjadi produk wisata dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional," kata dia.
Kepala Bidang Kerjasama dan Desiminasi Puslitbang Hutan Kementerian KLHK Ahmad Gadang Pamungkas menyebutkan berbeda dengan rekomendasi yang dilakukan oleh instansi non penelitian, hasil penelitian yang dilakukan pihaknya bisa menjadi strategi pemerintah daerah dalam pengembangan produk wisata di kabupaten setempat.
“Paling tidak dari hasil penelitian ini bisa menjadi aplikatif dan ada jaminan lebih sesuai untuk dilaksanakan oleh pemerintah setempat,” kata Ahmad.
Ahmad mengungkapkan pemerintah setempat diharapkan lebih yakin dan percaya diri melaksanakan rumusan yang sudah dilalui dengan penelitian. Dimana peneliti dalam mengambil data di lapangan didasari kredibilitas dan bisa dipertanggungjawabkan dengan analisis yang cukup tinggi oleh para peneliti yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat setempat.
Baca juga: Plt Bupati Pulang Pisau sebut pers sebagai pilar demokrasi
Terkait kerja sama yang mengikat untuk mendorong pemerintah setempat melaksanakan pengembangan pariwisata berbasis ekosistem dan kearifan lokal di sekitar lahan gambut berdasarkan hasil penelitian ini, Ahmad mengatakan masih belum dilakukan dan saat ini baru sebatas kerjasama dalam penelitian.
Kedepan, terang Ahmad, ada kerja sama itu menjadi pertimbangan agar pemerintah daerah bisa melaksanakan strategi pengembangan produk wisata berdasarkan hasil dari penelitian ini.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Pulang Pisau Hanafi mewakili pemerintah Kabupaten Pulang Pisau membuka Focus Group Discussion terkait dengan pengembangan produk wisata berbasis ekosistem dan kearifan lokal masyarakat di sekitar hutan gambut untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional yang dilaksanakan aula Bappeda.
Pada kesempatan itu, Hanafi mengatakan bahwa pemerintah setempat menyambut baik pengembangan produk wisata yang ditinjau dari aspek ekonomi berdasarkan daya dukung yang berkelanjutan.
Baca juga: Penderita COVID-19 klaster perkantoran di Pulang Pisau terus bertambah
Baca juga: Konsultasi publik studi Amdal 'food estate' dorong peran aktif masyarakat