Sampit (ANTARA) - Insiden tumpahnya bahan bakar minyak di Sungai Mentaya di Kelurahan Baamang Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, dikeluhkan warga karena dinilai mengganggu dan dikhawatirkan memicu munculnya api.
"Bau bahan bakar minyak itu sudah tercium sejak subuh, seperti bau solar. Warga tidak bisa menggunakan air sungai karena tumpahan minyak itu. Bahkan warga yang tinggal di pinggir sungai juga takut memasak, khawatir karena itu adalah bahan bakar," kata Ketua RT 05 Kelurahan Baamang Hulu, Rusminibayu di Sampit, Selasa.
Minyak tersebut diduga tumpah dari kapal tanker pengangkut BBM untuk Pertamina yang lokasinya memang berada di kawasan tersebut. Warga khawatir tumpahan minyak tersebut memicu munculnya api karena beberapa tahun silam pernah terjadi insiden tersebut di kawasan itu.
Tumpahan BBM itu dirasakan cukup mengganggu dan membuat cemas warga yang tinggal di bantaran sungai. Beberapa warga bahkan memilih membeli makanan di luar karena takut menghidupkan kompor lantaran khawatir muncul api karena bau BBM tersebut cukup menyengat.
"Kami minta ada tanggung jawab saja dari pihak terkait, karena aktivitas warga terganggu," kata Rusminibayu.
Pihak kapal pengangkut BBM tersebut belum memberikan keterangan terkait dugaan tumpahan minyak dari kapal mereka. Sementara itu wartawan kesulitan mendekati lokasi kapal karena berada di area dermaga Pertamina yang dipagar.
Keterangan didapat dari Lurah Baamang Hulu Kasmojoyo. Dia mengaku mendapat penjelasan dari pihak KM SPOB Mahakam bahwa BBM yang tumpah ke Sungai Mentaya tersebut bukan akibat bocornya kapal, melainkan tumpahan atau meluber saat pengisian.
"BBM itu tumpah ke sungai saat pemindahan dari tangki utama ke tangki harian," kata Kasmojoyo.
Disebutkan, ada sekitar 500 liter BBM yang meluber. Sekitar 300 liter sempat diamankan, sedangkan 200 liter tumpah ke sungai. Kejadian itu langsung diatasi dan tidak ada lagi BBM yang tumpah ke sungai.
Baca juga: 'Maaf, kami masih banyak kekurangan'
Kasmojoyo berharap pihak kapal bertanggung jawab karena kejadian itu mengganggu aktivitas masyarakat. Untuk itu pihak kapal diharapkan mengatasi tumpahan BBM tersebut serta membantu masyarakat.
"Saat ini ditangani kepolisian. Kami juga menunggu tindak lanjut seperti apa. Mudah-mudahan ini bisa diselesaikan dengan baik," harap Kasmojoyo.
Polres Kotawaringin Timur yang menerima laporan kejadian ini mendatangi lokasi dan mendatangi kapal pengangkut BBM tersebut. Mereka mengumpulkan bahan keterangan untuk menelusuri penyebab kejadian tersebut.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kotawaringin Timur AKP Zaldy Kurniawan mengatakan, keterangan pihak kapal bahwa ada sekitar 500 liter BBM yang tumpah, tapi sebagian berhasil diamankan.
Berdasarkan keterangan pihak kapal, pengisian BBM dilakukan pukul 06.00 WIB sampai 07.30 WIB. Ternyata meluber karena sudah penuh sehingga sebagian tumpah.
"Dari Pertamina Sampit juga sudah melakukan upaya-upaya untuk mencegah pencemaran. Mereka melakukan penghalauan menggunakan "oil boom" di sungai," kata Zaldy.
Disinggung apakah terjadi kelalaian dalam kejadian itu, Zaldy mengatakan pihaknya akan menelusuri kejadian itu. Petugas yang melakukan pengisian BBM saat kejadian segera dimintai keterangan.
"Kami juga akan cek apakah ada terjadi pencemaran di Sungai Mentaya. Kita tentu akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup terkait masalah ini," demikian Zaldy.
Baca juga: Tiga nama diusulkan jadi Penjabat Bupati Kotim
Berita Terkait
Banyak masyarakat keluhkan kondisi Jalan Palangka Raya-Kurun
Rabu, 4 Desember 2024 17:44 Wib
Warga mengadu ke Legislator Kapuas keluhkan jalan rusak
Sabtu, 2 November 2024 16:59 Wib
Damkar Kobar keluhkan kerumunan warga hambat kerja petugas
Jumat, 9 Agustus 2024 8:07 Wib
DPRD Seruyan: Masyarakat Desa Sembuluh keluhkan masalah listrik
Minggu, 30 Juni 2024 2:02 Wib
Ten Hag keluhkan banyak pemain cedera saat MU kalah telak dari Palace,
Selasa, 7 Mei 2024 16:41 Wib
Koperasi di Kotim keluhkan maraknya penjarahan dan tuntutan plasma
Selasa, 5 Maret 2024 6:44 Wib
Teras Narang: Warga keluhkan semakin maraknya peredaran narkoba di perdesaan
Sabtu, 10 Februari 2024 18:47 Wib
Masyarakat keluhkan limbah, tambak udang vaname di Sukamara perlu diaudit
Rabu, 13 Desember 2023 5:24 Wib