Jakarta (ANTARA) - Patokan perkembangan anak bukan semata tentang tinggi badan saja, orangtua harus memperhatikan perkembangan fisik, kognitif dan sosioemosional buah hati.
Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani menegaskan, potensi prestasi itu harus berkembang bersama dan setara.
Dari aspek fisik yang perlu diperhatikan adalah apakah anak tumbuh tinggi sesuai grafik pertumbuhan, lalu dari segi kognitif adalah kemampuan anak untuk berpikir cepat, kemudian dari aspek sosioemosional yang harus diperhatikan adalah bagaimana kepercayaan diri anak, kemampuan bersosialisasi dan ketangguhan buah hati.
"Supaya bisa berkembang optimal, anak butuh nutrisi lengkap dan stimulasi yang tepat," kata psikolog di Lembaga Assesmen dan Intervensi Psikologis, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dalam webinar, dikutip Senin.
Baca juga: Kiat tumbuhkan kebiasaan ngemil baik untuk si kecil
Anna menjelaskan dampak asupan nutrisi yang kurang serta stimulasi yang tidak tepat terhadap perkembangan psikologis anak. Jika asupan nutrisi tidak optimal, tinggi serta berat badan tidak sesuai perkembangan tahap usianya, juga merasa mudah lelah dan lemas serta kualitas tidur berkurang.
Dari segi kognitif, anak yang kurang nutrisi dan stimulasi akan sulit berkonsentrasi sehingga daya tangkapnya rendah. Akibatnya, anak jadi mudah lupa dan prestasinya pun rendah. Ini juga mempengaruhi sosioemosional buah hati, sebab anak bisa jadi mudah marah, sulit mengendalikan emosi dan minder atau sulit bergaul sampai mengalami masalah kesehatan mental.
Anna memberikan kiat untuk orangtua agar bisa memberikan stimulasi yang sesuai demi tercapainya potensi prestasi anak. Agar tumbuh kembang fisik anak optimal, sediakan area di rumah di mana anak bebas bergerak secara aman.
"Walau rumah kecil, buat area di mana anak bisa berguling-guling atau loncat-loncat secara aman," tutur dia.
Perbanyak aktivitas fisik untuk anak, sesederhana memanfaatkan bola untuk bermain sepak bola hingga lempar tangkap. Orangtua juga bisa melibatkan anak dalam kegiatan rumah tangga untuk melatih kemampuan motorik, juga ajari dia untuk melakukan hal-hal seperti mandi dan memakai baju sendiri.
Untuk urusan berpikir cepat dan aktif bersosialisasi, orangtua bisa melakukan stimulasi dengan sering bercengkrama dengan anak, sering mengobrol memakai bahasa yang digunakan orang-orang sekitarnya.
Bila lingkungan sekitar berbahasa Indonesia, ajak anak bicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika ingin mengajari dua bahasa, sebaiknya jangan dicampur-campur. Bacakan juga buku sesuai usianya, lalu ajak mengamati lingkungan seperti melihat hal-hal di sekitar rumah. Ajak juga anak bermain teka-teki.
Baca juga: Cara latih anak bersosialisasi meski tidak kemana-mana
Anak bisa semakin percaya diri bila diberi kesempatan untuk memilih, misalnya baju apa yang ingin dipakai. Sebelumnya orangtua bisa menyediakan dua pilihan, lalu anak akan memilih mana yang ingin dia kenakan. Saat anak melakukan hal baik, beri pujian secara spesifik pada perilakunya.
Dorong pula anak untuk menghadapi kesulitannya sendiri agar dia bisa belajar menyelesaikan masalah. Juga, kurangi celaan dan kemarahan berlebihan karena bisa membuat anak merasa kecil hati dan mempengaruhi kepercayaan dirinya.
Agar anak semakin aktif bersosialisasi, jangan lupa rajin melakukan kontak mata dengan buah hati. Ketika mengobrol, letakkan dulu gawai atau perangkat lain yang jadi distraksi.
Tatap mata anak secara hangat, jangan sampai anak nantinya jadi malu-malu ketika bersosialisasi dengan teman-temannya kelak. Lalu, berilah respons positif ketika anak bergaul dan ajari menebak emosi orang lain. Orangtua bisa menonton film bersama anak, setelah itu mengajak anak menebak apa yang dirasakan oleh tokoh tertentu setelah mengalami sebuah kejadian.
"Lakukan juga roleplay atau bermain peran agar sosialisasi terlatih," lanjut dia.
Baca juga: Berikut faktor keungkinan kehamilan kembar
Ketangguhan anak pun bisa diasah dengan cara bersabar menunggu si kecil berproses. Ajari anak bahwa ada konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya, anak tidak sengaja menumpahkan minuman.
Ajak dia untuk membereskannya sendiri alih-alih menyuruh asisten rumah tangga. Setelah itu beri tingkatan target kemampuan secara bertahap, jangan lupa berikan apresiasi ketika anak berhasil menyelesaikannya.
"Orangtua juga harus jadi contoh pribadi tangguh, kasih lihat kepada anak bahwa stres itu wajar asalkan bisa dihadapi," katanya.
Baca juga: Lindungi anak dengan gizi baik saat pandemi
Baca juga: Berikut tips menjaga anak di dunia internet
Baca juga: Tiga risiko yang intai anak di ranah daring
Berita Terkait
Komunitas Push Bike Palangka Raya latih tumbuh kembang anak
Jumat, 25 Oktober 2024 15:35 Wib
Selalu Berkah Award apresiasi Bank Kalteng terhadap tumbuh & kembang UMKM
Rabu, 25 September 2024 15:50 Wib
Dukung tumbuh kembang anak, Dishanpang Kalteng sosialisasikan konsumsi pangan B2SA
Kamis, 18 Juli 2024 6:25 Wib
Mengenal manfaat kembang kol bagi kesehatan
Rabu, 13 Maret 2024 13:53 Wib
Cara memastikan tumbuh kembang anak optimal dengan kebiasaan sehat
Jumat, 1 Maret 2024 14:38 Wib
Stimulasi dari orang tua penting guna ata 'speech delay'
Rabu, 7 Februari 2024 14:56 Wib
Pantau tumbuh kembang anak untuk deteksi dini diabetes
Senin, 20 November 2023 17:27 Wib
Berikut rekomendasi negara dengan pertunjukkan kembang api untuk tahun baru
Jumat, 27 Oktober 2023 17:18 Wib