Perkuat TNI AL, Indonesia miliki Kapal selam Alugoro-405

id Kapal selam Alugoro-405,Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto,PT PAL Indonesia,Kapal Selam ,Kapal Selam Indonesia

Perkuat TNI AL, Indonesia miliki Kapal selam Alugoro-405

Kapal selam Alugoro melakukan uji coba di Selat Bali terlihat dari Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (21/1/2020). Kapal selam Alugoro buatan PT PAL yang bekerjasama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) itu, telah berhasil melakukan uji coba pertama kali menyelam hingga kedalaman 250 meter dan dapat disimpulkan 90 persen pembangunan kapal selam itu berhasil. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/hp.

Jakarta (ANTARA) - Kapal selam yang dibuat PT PAL Indonesia yang bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan kembali memperkuat sistem kesenjataan TNI AL.
 
Kapal selam kelas Changbo-go yang diberi nama Alugoro-405 kemudian diserahterimakan DSME kepada Kementerian Pertahanan, selanjutnya diserahkan kepada Markas Besar TNI dan berturut turut kepada Markas Besar TNI AL dan Panglima Komando Armada II TNI AL selaku pengguna, di dermaga PT PAL Indonesia, Surabaya, Rabu.
 
Dalam prosesi penandatanganan berita acara serah terima kapal selam itu, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dalam sambutannya mengapresiasi pembangunan kapal selam buatan dalam negeri itu.

"Ini sebagai tonggak historis di mana untuk pertama kalinya galangan kapal milik perusahaan nasional, PT. PAL berhasil ikut serta dalam produksi kapal selam," kata Prabowo dalam siaran persnya.
 
Menurut dia, perlu disadari bahwa pentingnya pembangunan pertahanan Indonesia.

"Kita sedang membangun kemampuan pertahanan kita. Bukan karena kita ingin gagah-gagahan. Bukan karena kita ingin mengancam siapa pun. Tidak. Berkali-kali, turun temurun dari pendiri bangsa kita, kita tegaskan bahwa bangsa Indonesia cinta damai, tapi lebih cinta kemerdekaan," ujar dia.
 
Di hadapan seluruh tamu undangan, Prabowo mengatakan, Indonesia harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menjaga kedaulatan, melindungi segenap tumpah darah, kesatuan dan keutuhan wilayah dari ancaman tentara negara asing.
 
"Hari ini merupakan selangkah ke depan bagi kita semua untuk membangun tentara kita ke arah yang lebih kuat lagi," ujarnya.
 
Melalui perencanaan strategis mengenai modernisasi alutsista, Prabowo mengatakan sesuai amanah Presiden Jokowi telah memerintahkan bahwa seluruh industri pertahanan dalam negeri wajib diikutsertakan dalam proses peremajaan seluruh alat pertahanan negara.

Ia menjelaskan bahwa alat pertahanan banyak yang sudah tua dan sudah saatnya diremajakan. Untuk itu, peran dari industri pertahanan akan sangat diharapkan.
 
"Kita harap peran serta, inisiatif, kerja keras teknolog-teknolog kita, sarjana-sarjana kita, cendekiawan kita, dari ahli-ahli kita. Kita harap semua bersatu untuk kerja keras," tutur-nya.
 
Pengadaan kapal selam Alugoro-405 merupakan salah satu program pembangunan kekuatan pertahanan khususnya Matra Laut.
 
Sebelum Alugoro-405, Kementerian Pertahanan telah serahterimakan kapal selam pertama, KRI Nagapasa-403, dan kapal selam kedua, KRI Ardadedali-404, yang dibangun di Korea Selatan kepada TNI AL.
 
Dengan telah diserahterimakannya kapal selam Alugoro-405 ini, Prabowo yakin kapal selam ketiga pesanan Kementerian Pertahanan itu dapat memperkuat sistem kesenjataan TNI khususnya di jajaran TNI AL.
 
Hal ini juga turut menjadi capaian membanggakan sekaligus meningkatkan efek penggentar bagi pertahanan negara Indonesia yang menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang mampu membangun kapal selam.

Pembangunan kapal selam ini mengikutsertakan proses alih teknologi kepada PT PAL Indonesia (Persero).
 
Hadir menyaksikan penandatangan berita acara serah terima kapal selam Alugoro-405, Minister for the Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan, Gang Eun-Ho, Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Park Tae-sung.
 
Selain itu, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono, Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan, Letnan Jenderal TNI Ida Bagus Purwalaksana, Kabaranahan Kementerian Pertahanan, Marsekal Muda TNI Yusuf Jauhari serta sejumlah pejabat Kementerian Pertahanan, serta beberapa pejabat perwakilan dari instansi terkait lain.