Desa Paduran Sebangau angkat potensi wisata danau berbalut legenda

id Desa Paduran Sebangau angkat potensi wisata danau berbalut legenda, Kalteng, pulang pisau, wisata

Desa Paduran Sebangau angkat potensi wisata danau berbalut legenda

Sungai Sebangau Kuala yang didalamnya memiliki berbagai pesona, cerita, dan legenda. ANTARA/HO-Journalist Fishing Pulang Pisau. 

Pulang Pisau  (ANTARA) - Kepala Desa Paduran Sebangau Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau Bahtiar mengungkapkan salah satu potensi yang diangkat untuk memajukan sektor wisata adalah keberadaan danau dengan masing-masing karakteristik, selain potensi hasil tangkapan ikan sungai masyarakat.

“Desa Paduran Sebangau memiliki lebih dari sepuluh danau dengan masing-masing karakteristik yang berbeda. Selain itu beberapa danau memiliki mitos dan legenda,” kata Bahtiar. 

Saat disambangi di desanya, Bahtiar menceritakan bahwa keberadaan danau yang masuk dalam wilayah desanya itu sudah ada sejak dahulu. Beberapa danau yang memilki mitos dan sudah menjadi cerita bagi masyarakat sekitar secara turun temurun. 

Beberapa danau tersebut diantaranya adalah Danau Begantung. Menurut Bahtiar, danau ini memiliki dua buah pulau di tengahnya yang ditumbuhi tanaman tarantang. 

Dari mitos dan legenda masyarakat setempat, bahwa pada waktu-waktu tertentu dua pulau ini bisa terlihat saling berdekatan dan saling berjauhan. 

Konon, menurut cerita orang-orang dahulu terang Bahtiar, dua pulau ini tercipta dari dua ekor bidawang besar atau hewan sejenis kura-kura yang ada di danau tersebut. Bagian belakang cangkang atau punggung bidawang itu berubah menjadi sebuah pulau dan ditumbuhi berbagai jenis tanaman. 

Selain itu di Desa Paduran ada Danau Jeritik. Menurut Bahtiar, danau ini disebut Jeritik karena dari dalam dasar danau terus mengeluarkan gelembung air seperti orang bernafas. Gelembung air yang keluar dari dalam danau tidak pernah berhenti. 

Ada juga danau lain seperti Danau Kahiyu, Danau Rian dan Danau Panjang. Dengan potensi yang dimiliki ini, kata Bahtiar, aparatur desa setempat masih terus menginventarisasi keberadaan danau-danau yang ada. 

Diakuinya, untuk mengembangkan wilayahnya menjadi destinasi wisata tidak mudah dan membutuhkan waktu. Melalui anggaran dana desa, setiap tahun dialokasikan untuk membangun berbagai infrastruktur yang dibutuhkan. 

Dirinya berharap apabila destinasi wisata ini berjalan, maka membuka dan berdampak signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat desa setempat. 

“Tahun ini kita berencana merenovasi dermaga yang sudah dibangun sebelumnya. Selain sebagai tempat pendaratan ikan bagi para nelayan tradisional setempat, dermaga ini dimanfaatkan bagi para pengunjung yang ingin berkunjung ke danau dan menikmati suasana alam dengan memanfaatkan perahu milik masyarakat setempat,” ucap Bahtiar. 

Dengan terbatasnya anggaran desa setempat, Bahtiar berharap adanya dukungan infrastruktur dari pemerintah setempat untuk bisa membangun fasilitas kamar mandi dan toilet, serta infrastruktur penunjang lain di sekitar lokasi. 

Selain kebutuhan, dengan fasilitas tersebut sekaligus melatih masyarakat agar tidak beraktivitas dan membuang limbah langsung ke sungai. 

Terkait dengan wilayah keamanan pengunjung terkait dengan dikenalnya Kecamatan Sebangau Kuala sebagai habitat buaya muara, Bahtiar mengungkapkan bahwa lokasi danau yang direncanakan sebagai destinasi wisata tentu menjadi tempat yang aman. 

Habitat buaya juga memiliki daerah tertentu. Kepercayaan dari masyarakat setempat, bahwa dari dahulu masyarakat yang tinggal dan hidup beraktivitas di tepian sungai tidak pernah merasa terganggu, karena masyarakat percaya apabila hewan predator tersebut tidak diganggu maka buaya juga tidak mengganggu dan menyerang manusia. 

Baca juga: RSUD Pulang Pisau pastikan keamanan pengelolaan sampah pasien COVID-19