Korban serangan buaya di Pulpis ditemukan tewas dengan gigitan di bahu kiri

id serangan buaya,Pulpis,sungai besar Sebangau Kuala Dusun Barata, Desa Paduran Sebangau, Kecamatan Sebangau Kuala,Pulang Pisau,Kalteng,korban serangan b

Korban serangan buaya di Pulpis ditemukan tewas dengan gigitan di bahu kiri

Proses evakuasi jasad korban yang ditemukan setelah sebelumnya dilaporkan hilang akibat diserang buaya Sebangau, Selasa (17/5/2022). ANTARA/HO-Humas Polres Pulang Pisau.

Pulang Pisau (ANTARA) - Kepolisian Resor  Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah mengatakan, korban serangan buaya yang dilaporkan hilang pada Minggu (15/5) akhirnya ditemukan dengan keadaan sudah meninggal dunia di sungai besar Sebangau Kuala Dusun Barata, Desa Paduran Sebangau, Kecamatan Sebangau Kuala.

“Jasad korban ditemukan mengapung sekitar Pukul 08.00 WIB,” kata Kapolres Pulang Pisau (Pulpis) AKBP Kurniawan Hartono melalui Kasi Humas AKP Daspin, Selasa.

Daspin mengatakan, identitas korban bernama Fauzi alias Ipau berusia 20 tahun dengan alamat Jalan Desa Murung Raya RT.005 Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Selain itu, kondisi jasad korban ditemukan sudah membengkak. Pada bahu bagian kiri korban terdapat bekas gigitan yang diduga bekas gigitan buaya. 

Selanjutnya, warga mengevakuasi jasad korban ke atas perahu klotok hingga menunggu tim medis dari Puskesmas Sebangau.

Setelah tim dari Puskesmas setempat tiba di TKP, terang Daspin, untuk dilakukan visum, namun keluarga korban menolak untuk dilakukan visum dan jasad korban langsung dibawa pulang ke Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Kalsel.

Kepala Desa Paduran Sebangau  Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau Bahtiar mengungkapkan korban serangan buaya tersebut tidak jauh dari peristiwa-peristiwa serangan sebelumnya. Lokasi serangan hanya berjarak sekitar 500 meter dari lokasi bandsaw tempat korban bekerja.

Sebelumnya, terang Bahtiar, setelah menerima informasi dari pemilik bandsaw dirinya langsung berkoordinasi dengan Polsek setempat dan warga melakukan upaya pencarian kepada korban yang dilaporkan hilang diserang buaya Minggu (15/5) sekitar Pukul 14.00 WIB.

“Padahal, pemerintah desa setempat bersama masyarakat setempat satu hari sebelumnya telah menggelar rapat untuk mendatangkan pawang agar serangan buaya kepada masyarakat tidak terulang kembali,” kata Bahtiar.

Bahtiar juga mengingatkan kepada masyarakat khususnya yang bekerja dan beraktivitas di tepian sungai untuk waspada dan berhati-hati karena Sungai Sebangau sudah dikenal luas menjadi habitat buaya. 

Ia mengungkapkan meningkatnya serangan buaya beberapa waktu belakangan ini juga bisa disebabkan hewan predator ini pada masa sedang menjaga anak-anaknya. Selain itu berkurangnya rantai makanan juga bisa menjadi penyebab terjadinya serangan kepada manusia.