Dilarang berjualan di perusahaan, pedagang keliling mengadu ke Pemkab Kotim
Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menggelar rapat mencari solusi atas keluhan banyak pedagang keliling yang keberatan karena dilarang berjualan di areal perusahaan besar dengan alasan mencegah penularan COVID-19.
"Kita mencari solusi untuk membantu para pedagang. Tentu perlu pendekatan kepada pihak perusahaan supaya ada titik temu. Saya minta pihak kecamatan membantu ini karena mereka yang lebih tahu kondisinya. Silakan bersurat kepada perusahaan untuk memfasilitasi sesuai harapan pedagang," kata Wakil Bupati Irawati saat memimpin pertemuan, Rabu.
Beberapa perwakilan pedagang keliling yang hadir mengaku mereka sangat merasakan dampak pandemi COVID-19 terhadap ekonomi mereka. Kondisi itu diperparah dengan kebijakan banyak perusahaan besar swasta yang melarang pedagang masuk berjualan di areal perusahaan mereka.
Pihak perusahaan beralasan bahwa larangan orang luar, termasuk pedagang keliling masuk ke lingkungan perusahaan, merupakan upaya pencegahan penularan COVID-19. Padahal, karyawan perusahaan, khususnya perkebunan kelapa sawit merupakan target pemasaran para pedagang keliling untuk menjual berbagai barang seperti sayuran, ikan, pentol, mainan dan lainnya.
Menyikapi ini, Irawati menilai perlu pendekatan dan kesamaan persepsi. Menurutnya, pemerintah sedang berupaya memulihkan ekonomi namun dengan tetap menjalankan langkah-langkah penanggulangan penularan COVID-19.
Irawati mengapresiasi sejumlah perusahaan besar swasta yang sudah membuka diri untuk membantu pedagang keliling. Mereka menyiapkan satu lokasi khusus untuk pedagang berjualan, sehingga transaksi yang terjadi di satu titik dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dia berharap semakin banyak perusahaan yang terbuka membantu pedagang keliling dengan kembali mengizinkan mereka berjualan di lingkungan perusahaan. Terkait aturan ketat protokol kesehatan, menurutnya memang wajib terus dijalankan.
Baca juga: Pekan depan Hairis Salamad dilantik jadi Wakil Ketua DPRD Kotim
"Kita cari jalan tengahnya. Pedagang kan juga siap menjalani tes swab untuk membuktikan mereka tidak terpapar COVID-19. Saya rasa ini bisa diatur sehingga ekonomi masyarakat kembali bisa berputar, namun tanpa mengabaikan protokol kesehatan," demikian Irawati.
Sementara itu seorang petinggi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit mengatakan, pihaknya masih memberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Jangankan orang dari luar perusahaan yang ingin masuk, karyawan pun tidak bisa sembarangan untuk ke luar areal perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan karyawan, perusahaan menunjuk beberapa orang yang diberi tugas membelikan barang kebutuhan pesanan karyawan sehingga karyawan tidak perlu keluar lingkungan perusahaan.
Semua kebijakan itu dilakukan untuk kepentingan bersama yaitu mencegah penularan COVID-19 ke lingkungan perusahaan. Pihak perusahaan tetap waspada karena penularan COVID-19 di Kotawaringin Timur masih terjadi dan kembali meningkat.
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi jemput bola vaksinasi menjangkau lansia
"Kita mencari solusi untuk membantu para pedagang. Tentu perlu pendekatan kepada pihak perusahaan supaya ada titik temu. Saya minta pihak kecamatan membantu ini karena mereka yang lebih tahu kondisinya. Silakan bersurat kepada perusahaan untuk memfasilitasi sesuai harapan pedagang," kata Wakil Bupati Irawati saat memimpin pertemuan, Rabu.
Beberapa perwakilan pedagang keliling yang hadir mengaku mereka sangat merasakan dampak pandemi COVID-19 terhadap ekonomi mereka. Kondisi itu diperparah dengan kebijakan banyak perusahaan besar swasta yang melarang pedagang masuk berjualan di areal perusahaan mereka.
Pihak perusahaan beralasan bahwa larangan orang luar, termasuk pedagang keliling masuk ke lingkungan perusahaan, merupakan upaya pencegahan penularan COVID-19. Padahal, karyawan perusahaan, khususnya perkebunan kelapa sawit merupakan target pemasaran para pedagang keliling untuk menjual berbagai barang seperti sayuran, ikan, pentol, mainan dan lainnya.
Menyikapi ini, Irawati menilai perlu pendekatan dan kesamaan persepsi. Menurutnya, pemerintah sedang berupaya memulihkan ekonomi namun dengan tetap menjalankan langkah-langkah penanggulangan penularan COVID-19.
Irawati mengapresiasi sejumlah perusahaan besar swasta yang sudah membuka diri untuk membantu pedagang keliling. Mereka menyiapkan satu lokasi khusus untuk pedagang berjualan, sehingga transaksi yang terjadi di satu titik dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dia berharap semakin banyak perusahaan yang terbuka membantu pedagang keliling dengan kembali mengizinkan mereka berjualan di lingkungan perusahaan. Terkait aturan ketat protokol kesehatan, menurutnya memang wajib terus dijalankan.
Baca juga: Pekan depan Hairis Salamad dilantik jadi Wakil Ketua DPRD Kotim
"Kita cari jalan tengahnya. Pedagang kan juga siap menjalani tes swab untuk membuktikan mereka tidak terpapar COVID-19. Saya rasa ini bisa diatur sehingga ekonomi masyarakat kembali bisa berputar, namun tanpa mengabaikan protokol kesehatan," demikian Irawati.
Sementara itu seorang petinggi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit mengatakan, pihaknya masih memberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Jangankan orang dari luar perusahaan yang ingin masuk, karyawan pun tidak bisa sembarangan untuk ke luar areal perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan karyawan, perusahaan menunjuk beberapa orang yang diberi tugas membelikan barang kebutuhan pesanan karyawan sehingga karyawan tidak perlu keluar lingkungan perusahaan.
Semua kebijakan itu dilakukan untuk kepentingan bersama yaitu mencegah penularan COVID-19 ke lingkungan perusahaan. Pihak perusahaan tetap waspada karena penularan COVID-19 di Kotawaringin Timur masih terjadi dan kembali meningkat.
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi jemput bola vaksinasi menjangkau lansia