Penyuluh dan petani Gumas gotong royong kendalikan hama tikus
Kuala Kurun (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah bersama petani melakukan pengendalian terhadap hama tikus yang menyerang lahan sawah milik kelompok tani di lahan Sakata Juri, Kecamatan Kurun, Sabtu (27/3).
Kepala Distan Gumas melalui Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Frinetha di Kuala Kurun, Selasa mengatakan bahwa pihaknya mendapat laporan dari dua kelompok tani (poktan) bahwa sawah mereka diserang hama tikus.
“Dua poktan tersebut adalah Poktan Luau Jadi dan Tau Pakat. Tikus menyerang sawah mereka yang diperkirakan mulai panen pada pertengahan April 2021,” ucap Frinetha yang didampingi PPL Krisman dan Liliwati.
Dia menyebut bahwa Poktan Luau Jadi telah menanam padi di lahan seluas 14 hektare, untuk musim tanam Oktober - Maret. Poktan Tau Pakat juga telah menanam padi di lahan seluas 14 hektare.
Baca juga: Distan Gumas obati ternak milik warga yang sakit
Tikus, ujar dia, menyerang padi di beberapa titik di lahan milik kedua Poktan Luau Jadi dan Tau Pakat. Diperkirakan, lahan yang diserang tikus mencapai 10 persen dari lahan milik kedua poktan yang telah ditanam padi.
Mendapat laporan adanya tikus yang menyerang padi di sawah milik Poktan Luau Jadi dan Tau Pakat, Distan Gumas bergegas melakukan pengendalian tikus dengan turun langsung ke sawah kedua poktan pada Sabtu (27/3) lalu.
“Pengendalian hama tikus dilakukan dengan cara pengomposan, yang dilakukan secara bergotong royong antara PPL dengan petani. Cara tersebut dinilai lebih efektif dalam mengendalikan hama tikus,” bebernya.
Baca juga: Ketua DPRD Gumas imbau masyarakat tetap tenang terkait teror bom
Dia menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pengomposan adalah memburu hama tikus dengan bahan kimia atau racun pestisida sampai ke liang-liangnya, sehingga hama tikus benar-benar mati.
Sebenarnya, tutur dia, ada beberapa cara dalam mengendalikan hama tikus, misalnya dengan cara memasang umpan yang telah diberi racun. Namun mengingat saat ini sedang musim hujan, cara tersebut dinilai kurang efektif.
“Setelah dilakukan pengendalian hama tikus, kami kembali memantau keadaan di sana. Dari informasi yang disampaikan petani pada hari ini, untuk sementara ini tidak ada tikus yang menyerang sawah mereka,” jelas Frinetha.
Baca juga: PPL di Gumas dilatih kuasai teknologi informasi dan komunikasi
Baca juga: Pamit BAB, seorang pekerja ditemukan meninggal di danau
Baca juga: Sejumlah pejabat Polres Gunung Mas dimutasi
Kepala Distan Gumas melalui Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Frinetha di Kuala Kurun, Selasa mengatakan bahwa pihaknya mendapat laporan dari dua kelompok tani (poktan) bahwa sawah mereka diserang hama tikus.
“Dua poktan tersebut adalah Poktan Luau Jadi dan Tau Pakat. Tikus menyerang sawah mereka yang diperkirakan mulai panen pada pertengahan April 2021,” ucap Frinetha yang didampingi PPL Krisman dan Liliwati.
Dia menyebut bahwa Poktan Luau Jadi telah menanam padi di lahan seluas 14 hektare, untuk musim tanam Oktober - Maret. Poktan Tau Pakat juga telah menanam padi di lahan seluas 14 hektare.
Baca juga: Distan Gumas obati ternak milik warga yang sakit
Tikus, ujar dia, menyerang padi di beberapa titik di lahan milik kedua Poktan Luau Jadi dan Tau Pakat. Diperkirakan, lahan yang diserang tikus mencapai 10 persen dari lahan milik kedua poktan yang telah ditanam padi.
Mendapat laporan adanya tikus yang menyerang padi di sawah milik Poktan Luau Jadi dan Tau Pakat, Distan Gumas bergegas melakukan pengendalian tikus dengan turun langsung ke sawah kedua poktan pada Sabtu (27/3) lalu.
“Pengendalian hama tikus dilakukan dengan cara pengomposan, yang dilakukan secara bergotong royong antara PPL dengan petani. Cara tersebut dinilai lebih efektif dalam mengendalikan hama tikus,” bebernya.
Baca juga: Ketua DPRD Gumas imbau masyarakat tetap tenang terkait teror bom
Dia menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pengomposan adalah memburu hama tikus dengan bahan kimia atau racun pestisida sampai ke liang-liangnya, sehingga hama tikus benar-benar mati.
Sebenarnya, tutur dia, ada beberapa cara dalam mengendalikan hama tikus, misalnya dengan cara memasang umpan yang telah diberi racun. Namun mengingat saat ini sedang musim hujan, cara tersebut dinilai kurang efektif.
“Setelah dilakukan pengendalian hama tikus, kami kembali memantau keadaan di sana. Dari informasi yang disampaikan petani pada hari ini, untuk sementara ini tidak ada tikus yang menyerang sawah mereka,” jelas Frinetha.
Baca juga: PPL di Gumas dilatih kuasai teknologi informasi dan komunikasi
Baca juga: Pamit BAB, seorang pekerja ditemukan meninggal di danau
Baca juga: Sejumlah pejabat Polres Gunung Mas dimutasi