Sampit (ANTARA) - Sumbangan yang terkumpul dari berbagai perusahaan di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah untuk memperbaiki Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan Sampit, ternyata tidak sesuai harapan, yakni hanya separuh dari kebutuhan.
"Kita membutuhkan 6.000 meter kubik agregat B dengan nilai sekitar Rp3,5 miliar, tapi tadi yang terkumpul hanya sekitar Rp1,5 miliar. Ini tentu tidak maksimal sesuai harapan, tapi kita juga tidak bisa memaksa karena ini sifatnya gotong-royong," kata Pelaksana Tugas Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Alang Arianto usai memimpin rapat pembahasan perbaikan jalan lingkar selatan Sampit, Senin.
Rapat tersebut dihadiri cukup banyak perwakilan perusahaan perkebunan kelapa sawit, tambang, kehutanan, Organda, ALFI, Pelindo dan lainnya. Juga hadir Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Machmoer dan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Siagano.
Alang menjelaskan, kerusakan parah di jalan lingkar selatan lebih dari dua kilometer yang terbagi pada sejumlah titik. Beberapa hari lalu, sejumlah donatur mengatasnamakan sopir menyumbang sebanyak 50 rit atau setara 200 meter kubik berupa agregat B atau tanah bercampur batu.
Kini material yang dibutuhkan untuk memperbaiki sisa kerusakan sekitar 6.000 meter kubik. Menurut Alang, pemerintah daerah memang tidak bisa memaksa namun pemerintah meminta kesadaran perusahaan karena mereka yang menggunakan jalan tersebut.
Alang menegaskan, upaya yang dilakukan saat ini adalah membantu kepentingan bersama karena perbaikan jalan tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Saat ini kerusakan jalan itu menjadi dalih truk-truk besar milik perusahaan masuk ke jalan-jalan dalam kota sehingga menimbulkan kerusakan seperti di Jalan Kapten Mulyono, Pelita dan HM Arsyad.
Alang menegaskan, bantuan yang diberikan bukan berupa uang, tetapi dalam bentuk material yang langsung diantar ke lokasi, sedangkan pemerintah daerah menyiapkan alat berat untuk mengerjakannya.
Jika sumbangan yang terkumpul sesuai target yaitu 6.000 meter kubik agregat B maka jalan tersebut diperkirakan tahan hingga 1,5 tahun. Namun faktanya sumbangan yang terkumpul hanya sekitar separuh dari yang dibutuhkan.
"Kalau dapat separuh itu pasti tidak maksimal. Tapi instruksi gubernur ke bupati, pekan depan kalau tidak ada tindak lanjut maka kendaraan-kendaraan yang muatannya melebihi delapan ton itu dialihkan ke sana dan tidak boleh melintas ke dalam kota. Jadi tahu rusaknya seperti apa," ujar Alang.
Baca juga: Bupati Kotim paparkan poin penting rancangan RPJMD
Sementara itu beberapa perwakilan perusahaan menyatakan iktikad baik mereka untuk membantu perbaikan tersebut, namun disesuaikan dengan kemampuan perusahaan masing-masing. Di sisi lain, sebagian perusahaan juga sudah diminta berpartisipasi memperbaiki dan meningkatkan ruas jalan lain di kawasan pelosok, belum lama ini.
Hal serupa juga disampaikan pimpinan PT Pelindo III Cabang Sampit. Mereka hanya bisa menyanggupi sekitar lima persen dari total material yang dibutuhkan.
Perusahaan milik pemerintah ini beralasan karena permintaan ini baru muncul sehingga tidak sempat diusulkan dalam anggaran kegiatan tahun ini. Namun perusahaan ini tetap berupaya membantu semaksimal mungkin dengan menyanggupi sekitar lima persen dari kebutuhan material.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotawaringin Timur, Machmoer berharap kegiatan ini segera dilaksanakan. Pihaknya menurunkan tiga alat berat untuk mengerjakan penimbunan dan perataan itu.
"Mumpung proyek fisik pembangunan belum mulai, jadi alat beratnya bisa kami turunkan ke sana. Kami tidak ingin berlama-lama. Walau ada material 28 rit pun akan kami kerjakan, supaya perbaikan ini cepat selesai," demikian Machmoer.
Baca juga: Calon Paskibraka Kotim wajib bebas COVID-19