Jakarta (ANTARA) - Director dan Founder dari Komunitas Youth Shine Indonesia (YSI) Jentina Pakpahan mengatakan setidaknya ada tiga kemampuan yang harus dimiliki wanita sehingga wanita dapat mengatasi krisis seperti pandemi saat ini.
Wanita penggagas komunitas pengembangan anak dan orang tua khususnya ibu itu pun menyebutkan ketiga hal itu terdiri dari empati, komunikasi efektif, hingga melek keuangan.
“Banyak perempuan Indonesia yang menjadi tulang punggung keluarganya justru di tengah pandemi seperti ini, di saat justru para kepala keluarga itu kehilangan pekerjaan akibat PHK. Wanita menjadi penopang di tengah krisis,” kata Jentina dalam konferensi pers virtual yang digelar oleh DANA, Jumat.
Ia kemudian menjelaskan masing-masing dari kemampuan yang harus dimiliki wanita untuk tetap bertahan dan bangkit dari sebuah krisis.
Kemampuan pertama yang dimiliki wanita adalah dari segi empati
Empati yang dimiliki wanita itu merupakan sebuah keuntungan karena wanita dapat melihat peluang dari intuisinya sehingga mampu melihat potensi untuk bangkit dan berakhir tetap bertahan hingga mampu melewati krisis yang melanda.
“Kedua, wanita itu memiliki fungsi komunikasi yang efektif. Dengan komunikasi yang efektif wanita mampu menemukan solusi lebih baik apalagi jika ditambah dengan pola pikir yang positif maka hasilnya akan lebih baik lagi,” kata Jentina.
Wanita yang juga aktif sebagai tenaga pendidik dan tergabung dalam Ikatan Guru Indonesia Provinsi Bali itu pun mengatakan kemampuan yang harus dimiliki wanita yang terakhir adalah kemampuan mengelola keuangan dan melek finansial.
Di masa krisis pandemi COVID-19 tidak dipungkiri kondisi ekonomi tidak hanya negara tapi rumah tangga secara merata mengalami penurunan.
Jika tidak dikelola dengan baik atau jika wanita tidak memiliki kemampuan melek finansial tentu sebuah keluarga tidak akan bertahan.
“Literasi keuangan ini penting. Di masa digital transaksi keuangan digital itu sangat penting, karena menunjang produktivitas lalu sesuai standar protokol kesehatan cashless itu sangat dibutuhkan. Wanita yang mampu menerapkan pola hidup sederhana dan bijak menggunakan uang cenderung tetap bertahan di tengah masa sulit,” tutup Jentina.
Ketiga hal itu tidak hanya berguna di masa krisis seperti pandemi, tapi juga di momen seperti kepemimpinan yang dilakukan oleh wanita.
Dengan memperkuat ketiga hal itu tentu kepemimpinan yang dilakukan wanita akan semakin di dukung di lingkungan dan diharapkan dapat mengatasi kesenjangan gender yang masih terjadi di masyarakat sehingga dapat menjadi setara.