Tanaman asli Bartim, DPRD dorong penelitian tumbuhan Rawen Rungkai
Tamiang Layang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Barito Timur, Kalimantan Tengah, mendorong dilaksanakannya penelitian Daun atau Rawen Rungkai oleh tim peneliti yang bermitra dengan Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
"Daun Rungkai merupakan salah satu jenis tumbuhan asli Bartim, yang biasanya dibuat pada sebuah makanan khas Dayak Maanyan," kata Wakil Ketua I DPRD Bartim Ariantho S Muler di Tamiang Layang, Selasa.
Menurutnya, sejak lama Daun Rungkai dijadikan Suku Dayak, khususnya Dayak Maanyan secara turun temurun menjadikannya sebagai tambahan pada sayuran, sehingga memberikan rasa manis dan gurih seperti penyedap rasa.
Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu mengatakan, Daun Rungkai juga dipercaya sebagai obat alami dan sekaligus mampu meningkatkan imun tubuh.
"Jadi, kami dari legislatif merekomendasikan kepada Pemkab Bartim untuk menindaklanjuti penelitian Daun Rungkai ini," kata Ariantho.
Baca juga: Fraksi DPRD Mura setujui enam raperda dibahas
Secara tradisional, kata dia, warga Dayak Maanyan membuat sayur yang terbuat dari Daun Singkong yang ditumbuk halus dan disebut Sayur Sungkai. Saat menumbuhkan juga ditambahkan daun tertentu yang disebut Daun Rungkai yang akan menghasilkan rasa manis dan gurih, dan tidak ada efek sampingnya.
Sebelumnya, Dosen Fakultas MIPA Unlam Gunawan mengatakan, presentasi kepada DPRD Bartim bersama tim ahli terkait penelitian Daun Rungkai yang bisa dijadikan penyedap rasa makanan dan mampu meningkatkan imun tubuh.
"Daun Rungkai ini adalah daun ciri khas Bartim," kata Gunawan didampingi Ketua Tim Peneliti Bartim Yuli.
Menurutnya, penelitian ini dilakukan untuk mengangkat potensi lokal Kabupaten Bartim dimana Daun Rungkai akan dibuat menjadi sebuah produk berupa penyedap rasa makanan dan obat. Dengan demikian maka Daun Rungkai akan bisa ditingkatkan nilai ekonominya dan akan menjadi ikon Bartim.
"Untuk menjadi penyedap rasa makanan dan obat maka diperlukan penelitian secara ilmiah yang dikerjakan mitra yakni Fakultas MIPA Unlam," kata Gunawan.
Baca juga: Penanganan pasien COVID-19 RSUD Tamiang Layang terbantu dukungan alat dari BNPB
Baca juga: Tahun ini Pemkab Bartim kembali sediakan 10 beasiswa kedokteran
"Daun Rungkai merupakan salah satu jenis tumbuhan asli Bartim, yang biasanya dibuat pada sebuah makanan khas Dayak Maanyan," kata Wakil Ketua I DPRD Bartim Ariantho S Muler di Tamiang Layang, Selasa.
Menurutnya, sejak lama Daun Rungkai dijadikan Suku Dayak, khususnya Dayak Maanyan secara turun temurun menjadikannya sebagai tambahan pada sayuran, sehingga memberikan rasa manis dan gurih seperti penyedap rasa.
Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu mengatakan, Daun Rungkai juga dipercaya sebagai obat alami dan sekaligus mampu meningkatkan imun tubuh.
"Jadi, kami dari legislatif merekomendasikan kepada Pemkab Bartim untuk menindaklanjuti penelitian Daun Rungkai ini," kata Ariantho.
Baca juga: Fraksi DPRD Mura setujui enam raperda dibahas
Secara tradisional, kata dia, warga Dayak Maanyan membuat sayur yang terbuat dari Daun Singkong yang ditumbuk halus dan disebut Sayur Sungkai. Saat menumbuhkan juga ditambahkan daun tertentu yang disebut Daun Rungkai yang akan menghasilkan rasa manis dan gurih, dan tidak ada efek sampingnya.
Sebelumnya, Dosen Fakultas MIPA Unlam Gunawan mengatakan, presentasi kepada DPRD Bartim bersama tim ahli terkait penelitian Daun Rungkai yang bisa dijadikan penyedap rasa makanan dan mampu meningkatkan imun tubuh.
"Daun Rungkai ini adalah daun ciri khas Bartim," kata Gunawan didampingi Ketua Tim Peneliti Bartim Yuli.
Menurutnya, penelitian ini dilakukan untuk mengangkat potensi lokal Kabupaten Bartim dimana Daun Rungkai akan dibuat menjadi sebuah produk berupa penyedap rasa makanan dan obat. Dengan demikian maka Daun Rungkai akan bisa ditingkatkan nilai ekonominya dan akan menjadi ikon Bartim.
"Untuk menjadi penyedap rasa makanan dan obat maka diperlukan penelitian secara ilmiah yang dikerjakan mitra yakni Fakultas MIPA Unlam," kata Gunawan.
Baca juga: Penanganan pasien COVID-19 RSUD Tamiang Layang terbantu dukungan alat dari BNPB
Baca juga: Tahun ini Pemkab Bartim kembali sediakan 10 beasiswa kedokteran