Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Riskon Fabiansyah menyarankan pemerintah kabupaten segera membeli mesin penghasil oksigen untuk mengatasi krisis oksigen medis dalam penanganan pasien COVID-19.
"Salah satu solusinya adalah Pemkab Kotim harus segera mengadakan mesin medical oxygen concentrator. Alat ini bisa dipakai untuk pasien yang kategori ringan dan sedang, sehingga kebutuhan oksigen bagi pasien COVID-19 di rumah sakit kita bisa terpenuhi. Untuk pasien COVID-19 kategori berat barulah memakai oksigen medis," kata Riskon di Sampit, Selasa.
Mesin Oxygen Concentrator bekerja dengan cara memisahkan oksigen dari gas lain dan kotoran di udara bebas melalui proses berulang kompresi-filtrasi-purifikasi. Oksigen untuk medis yang diproduksi harus mencapai kemurnian lebih dari 99,5 persen.
Politisi muda Partai Golkar ini mengaku prihatin dengan krisis oksigen yang terjadi di RSUD dr Murjani Sampit. Dari 300 tabung kebutuhan oksigen setiap hari untuk pasien di rumah sakit itu, hanya mampu dipenuhi 150 tabung oleh PT Samator Gas Industri di Sampit.
Pasokan tambahan datang dari sebuah perusahaan di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Banjarmasin, namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan di tengah melonjaknya penderita COVID-19 yang harus dirawat dan membutuhkan oksigen.
Untuk itulah Riskon menyarankan pengadaan mesin penghasil oksigen. Ini bisa menjadi solusi sehingga RSUD dr Murjani Sampit tidak sepenuhnya tergantung pada pasokan oksigen dari pihak lain.
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan vital bagi sebuah rumah sakit. Sudah seharusnya ini menjadi pemikiran sejak jauh-jauh hari dengan mencari solusi bisa memproduksi oksigen sendiri sehingga lebih efisien dan bisa memenuhi kebutuhan sendiri.
Baca juga: Rumah isolasi mandiri gratis di Sampit siap tampung penderita COVID-19
Menurut Riskon, mesin Oxygen Concentrator tersebut harganya tidak terlalu mahal yakni antara Rp20 juta hingga Rp30 juta per unit. Dia juga berharap ada perhatian dan dukungan dari pihak ketiga yaitu perusahaan besar swasta yang ada di Kotawaringin Timur dalam rangka pemenuhan alat tersebut, karena jika menunggu anggaran pemerintah daerah maka akan memakan waktu panjang, mulai prosedur pengadaan, lelang dan lain-lain.
"Sedangkan kebutuhan oksigen di rumah sakit kita ini tidak bisa menunggu prosedur yang panjang tersebut. Mudah-mudahan Bupati Kotim bisa menginisiasinya sehingga kebutuhan oksigen untuk rumah sakit kita secepatnya bisa tertangani," harap Riskon.
Riskon mengingatkan, permasalahan kekurangan suplai oksigen bagi rumah sakit, terutama bagi pasien COVID-19 sangat penting dicarikan solusi secepatnya. Bagi pasien COVID-19, suplai oksigen seakan menjadi penyambung nyawa agar mereka bisa segera sembuh.
"Mengingat betapa urgen akan kebutuhan oksigen tersebut maka Pemkab Kotim perlu mencari solusi lain karena ini menyangkut nyawa hidup seseorang, salah satunya pengadaan mesin Oxygen Concentrator tersebut," demikian Riskon.
Sementara itu data Satgas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Senin siang terdapat penambahan penderita COVID-19 sebanyak 37 orang, pasien sembuh 10 orang dan wafat 3 orang.
Secara keseluruhan jumlah kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur sudah mencapai 4.831 kasus, terdiri dari 3.958 kasus sembuh, 268 orang masih ditangani dan 155 orang telah wafat.
Baca juga: Dua legislator Kotim relakan rumah jabatannya dijadikan tempat isolasi mandiri