Legislator Kotim minta pemkab segera selamatkan kubah di Ujung Pandaran
Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Dadang Siswanto meminta pemerintah kabupaten setempat mengambil keputusan cepat untuk menyelamatkan kubah atau makam ulama yang juga objek wisata religi di Pantai Ujung Pandaran dari kehancuran akibat abrasi.
"Pemerintah harus segera mengambil langkah memperbaiki sebelum kerusakan semakin parah. Kondisinya saat ini semakin parah," kata Dadang di Sampit, Minggu.
Pantai Ujung Pandaran yang berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat kota Sampit merupakan objek wisata alam andalan Kotawaringin Timur karena pemandangannya yang indah. Di arah timur pantai itu terdapat kubah yang merupakan makam seorang ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As`ad Al Banjari.
Syekh Abu Hamid adalah buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Kalampayan, yang terkenal dengan kitab karangannya berjudul Sabilal Muhtadin yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Kubah itu menjadi objek wisata religi dan banyak didatangi peziarah dari luar daerah. Namun kini keberadaannya terancam akibat abrasi yang terus menggerus pantai tersebut.
Jalan menuju kubah sudah terputus oleh abrasi sehingga peziarah harus menggunakan perahu motor. Bahkan mushalla yang berjarak beberapa meter dari kubah tersebut, kini sudah ambruk akibat pondasinya ambles digerus abrasi yang dipicu kuatnya gelombang dari Laut Jawa menghantam pantai tersebut.
Sabtu (10/7) lalu puluhan pegawai dikerahkan bergotong royong melakukan penanganan darurat dengan membuat tanggul dari ratusan karung berisi pasir. Bupati Halikinnor bahkan ikut turun bercebur membuat tanggul darurat tersebut.
Baca juga: Pemkab Kotim permudah pembangunan menara telekomunikasi
Sayangnya upaya itu tidak mampu menahan laju abrasi. Kini setelah sebulan lebih berlalu, abrasi mulai menggerus pondasi bangunan kubah tersebut. Sebagian lantai bahkan terlihat ambles sehingga lantai menjadi berlubang.
Video kerusakan kubah tersebut pun beredar di media sosial sehingga menimbulkan keprihatinan masyarakat. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi kubah tersebut akan rusak parah.
Dadang berharap, apapun keputusan yang diambil pemerintah untuk menyelamatkan kubah tersebut diharapkan segera dilaksanakan. Ketua Fraksi PAN DPRD Kotawaringin Timur ini khawatir kubah akan hancur akibat abrasi yang terus menggerus pantai itu.
"Ini sudah jelas terlihat kerusakannya sudah sampai ke bangunan kubah. Ini perlu langkah cepat, apakah diperbaiki, direlokasi atau seperti apa. Saya berharap ini menjadi perhatian serius untuk ditangani sebelum terlambat," ucap Dadang.
Sementara itu Minggu (17/7) lalu rombongan zuriat Datuk Kalampayan Ketua Zuriatul Arsyadiyah Martapura, Hamdani Hamzah sudah bertemu dengan Bupati Halikinnor dan Penjabat Sekretaris Daerah yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Fajrurrahman di Sampit membahas masalah tersebut.
Saat itu Hamdani Hamzah menyatakan pihaknya akan menggelar rapat keluarga besar menyikapi masalah tersebut. Namun belum diketahui langkah apa yang disepakati dengan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur untuk menangani kubah tersebut.
Baca juga: Legislator Kotim ajak masyarakat ikut cegah karhutla
"Pemerintah harus segera mengambil langkah memperbaiki sebelum kerusakan semakin parah. Kondisinya saat ini semakin parah," kata Dadang di Sampit, Minggu.
Pantai Ujung Pandaran yang berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat kota Sampit merupakan objek wisata alam andalan Kotawaringin Timur karena pemandangannya yang indah. Di arah timur pantai itu terdapat kubah yang merupakan makam seorang ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As`ad Al Banjari.
Syekh Abu Hamid adalah buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Kalampayan, yang terkenal dengan kitab karangannya berjudul Sabilal Muhtadin yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Kubah itu menjadi objek wisata religi dan banyak didatangi peziarah dari luar daerah. Namun kini keberadaannya terancam akibat abrasi yang terus menggerus pantai tersebut.
Jalan menuju kubah sudah terputus oleh abrasi sehingga peziarah harus menggunakan perahu motor. Bahkan mushalla yang berjarak beberapa meter dari kubah tersebut, kini sudah ambruk akibat pondasinya ambles digerus abrasi yang dipicu kuatnya gelombang dari Laut Jawa menghantam pantai tersebut.
Sabtu (10/7) lalu puluhan pegawai dikerahkan bergotong royong melakukan penanganan darurat dengan membuat tanggul dari ratusan karung berisi pasir. Bupati Halikinnor bahkan ikut turun bercebur membuat tanggul darurat tersebut.
Baca juga: Pemkab Kotim permudah pembangunan menara telekomunikasi
Sayangnya upaya itu tidak mampu menahan laju abrasi. Kini setelah sebulan lebih berlalu, abrasi mulai menggerus pondasi bangunan kubah tersebut. Sebagian lantai bahkan terlihat ambles sehingga lantai menjadi berlubang.
Video kerusakan kubah tersebut pun beredar di media sosial sehingga menimbulkan keprihatinan masyarakat. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi kubah tersebut akan rusak parah.
Dadang berharap, apapun keputusan yang diambil pemerintah untuk menyelamatkan kubah tersebut diharapkan segera dilaksanakan. Ketua Fraksi PAN DPRD Kotawaringin Timur ini khawatir kubah akan hancur akibat abrasi yang terus menggerus pantai itu.
"Ini sudah jelas terlihat kerusakannya sudah sampai ke bangunan kubah. Ini perlu langkah cepat, apakah diperbaiki, direlokasi atau seperti apa. Saya berharap ini menjadi perhatian serius untuk ditangani sebelum terlambat," ucap Dadang.
Sementara itu Minggu (17/7) lalu rombongan zuriat Datuk Kalampayan Ketua Zuriatul Arsyadiyah Martapura, Hamdani Hamzah sudah bertemu dengan Bupati Halikinnor dan Penjabat Sekretaris Daerah yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Fajrurrahman di Sampit membahas masalah tersebut.
Saat itu Hamdani Hamzah menyatakan pihaknya akan menggelar rapat keluarga besar menyikapi masalah tersebut. Namun belum diketahui langkah apa yang disepakati dengan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur untuk menangani kubah tersebut.
Baca juga: Legislator Kotim ajak masyarakat ikut cegah karhutla