Puskesmas sering kebanjiran di Kotim akan direlokasi

id Puskesmas sering kebanjiran di Kotim akan direlokasi, Kalteng, Bupati Kotim, Halikinnor, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur

Puskesmas sering kebanjiran di Kotim akan direlokasi

Puskesmas Tumbang Penyahuan Kecamatan Bukit Santuai terendam banjir parah, Selasa (24/8/2021) lalu. ANTARA/HO-Kecamatan Bukit Santuai

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berencana merelokasi pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas yang sering terendam banjir agar pelayanan tidak lagi terganggu.

"Puskesmas Tumbang Penyahuan di Kecamatan Bukit Santuai itu nanti akan kita relokasi ke atas bukit supaya tidak lagi terendam saat banjir seperti sekarang," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Kamis.

Saat ini banjir masih terjadi di sejumlah desa di empat kecamatan wilayah utara yakni Parenggean, Bukit Santuai, Antang Kalang dan Telaga Antang. Selain merendam ratusan rumah warga, banjir juga merendam sejumlah fasilitas publik, termasuk puskesmas.

Banjir seperti ini sudah sering terjadi saat musim hujan dengan kondisi yang semakin parah. Puskesmas pun tak luput dari banjir sehingga membuat pelayanan kepada masyarakat menjadi terganggu.

Untuk itulah pemerintah daerah berencana merelokasi puskesmas ke tempat yang lebih tinggi sehingga akan dari banjir. Harapannya puskesmas tidak lagi terendam meski saat musim hujan dan sungai meluap.

Banjir tahunan ini memang sulit dihindari karena faktor alam. Namun diakui, banjir yang terjadi belakangan cenderung meningkat sehingga merendam rumah warga dan bangunan milik pemerintah yang dibangun dekat sungai.

"Relokasi adalah solusi yang bisa ditempuh saat ini. Kalau untuk bangunan milik pemerintah, kota putuskan untuk direlokasi. Sementara itu untuk rumah warga, relokasi tergantung kesiapan masyarakat," kata Halikinnor.

Baca juga: Bupati Kotim dukung sanksi pidana untuk kasus miras ilegal

Menurut Halikinnor, pemerintah daerah hanya mengimbau masyarakat untuk pindah ke lokasi yang lebih aman dari banjir. Pemerintah daerah juga terus berupaya membuka jalan di sejumlah lokasi menuju desa yang terisolasi dengan harapan masyarakat mau pindah dari kawasan rawan banjir ke dataran tinggi yang lebih aman.

Relokasi permukiman penduduk tidak bisa dipaksakan. Relokasi harus didasari kesadaran dan kemauan masyarakat sehingga bisa berjalan sesuai harapan.

"Dulu di Desa Hanjalipan direlokasi tapi masyarakat tidak mau pindah kalau tidak ada kemauannya. Tapi biasanya kalau ada dibangun jalan, misalnya jalan kabupaten, jalan provinsi atau jalan negara maka masyarakat mau pindah bermukim. Ini perlu proses dan tahapan karena mengubah kebiasaan masyarakat untuk tidak hidup di pinggir sungai," jelas Halikinnor.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi mengakui Puskesmas Tumbang Penyahuan merupakan langganan banjir tahunan. Pihaknya sudah merencanakan merelokasi puskesmas tersebut.

"Kami sudah instruksikan kepada kepala puskesmas agar pelayanan jangan sampai terganggu. Diupayakan pinjam ruangan tempat lain yang tidak terdampak banjir untuk pelayanan. Kami tetap berupaya agar dapat tanah yang lebih tinggi, tidak kena banjir untuk relokasi puskesmas," demikian Umar Kaderi.

Baca juga: Pemkab Kotim salurkan beras sumbangan gotong royong untuk korban banjir