TIK ubah perang konvensional jadi modren dan menggunakan media massa

id Kalimantan Tengah, Kadeni, PGRI Kabupaten Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kapuas, Kalteng,literasi digital

TIK ubah perang konvensional jadi modren dan menggunakan media massa

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia Kabupaten Kapuas Kadeni (kanan atas) saat menjadi pemateri di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kapuas, Rabu (8/9/2021). ANTARA/Jaya W Manurung-Tangkapan Layar

Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Kadeni menyatakan bahwa pesatnya kemajuan Teknologi Komunikasi dan Informasi mengubah perang konvensional menjadi modren, menggunakan teknologi dan media massa atau Cyber War.

Akibat kemajuan TIK itu perang sekarang ini pun lebih kepada mengubah pola pikir dan meminimalisir menggunakan kekuatan militer, kata Kadeni saat menjadi pemateri webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kapuas, Rabu.

"Jadi, perangnya mempengaruhi ideologi, politik, ekonomi, sosial dan dan kebudayaan. Sasarannya jelas pada ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan, budaya, ideologi, lingkungan, politik, dan karakter," tambahnya.

Melihat kondisi itu, dia pun menilai seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, termasuk di Kapuas, perlu lebih memahami dan memperdalam wawasan kebangsaan. Di mana Wawasan Kebangsaan ini merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri dan lingkungan, dengan mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Apalagi, wawasan kebangsaan memiliki azas kepentingan atau tujuan yang sama, solidaritas, keadilan, kerjasama, kejujuran, dan kesetiaan terhadap kesepakatan," beber Kadeni.

Baca juga: Bupati Pulpis: Manfaatkan media digital secara sehat dan bijak

Menurut dia, sekarang ini keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki berbagai ancaman, yakni, terorisme, intoleran, separatisme baik itu KKB, OPM, GAM. Kemudian, Ideologi Khalifah yang dibawa oleh HTI, FPI, ISIS serta lainnya, takfiri atau mengharamkan upacara dan hormat bendera, serta Sunda Empire, maupun lainnya.

Dia mengatakan selain ancaman itu, ada juga kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan perkembangan Dunia Digital atau Cyber Crime. Hal inilah yang membuat diperlukannya penguatan literasi digital kepada seluruh elemen masyarakat di Indonesia.

Di mana literasi digital itu merupakan pengetahuan dan kecakapan menggunakan media digital, alat-alat komunikasi atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dan memanfaatkan secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat dan patuh hukum, dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

"Kalau literasi digital seluruh rakyat Indonesia kuat, maka berbagai kabar bohong maupun berbagai ancaman yang sedang terjadi di Indonesia, bisa dicegah dan NKRI semakin maju," demikian Kadeni.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kapuas yang dibuka oleh Wakil Bupati Kapuas HM Nafiah Ibnor, dan sejumlah pemateri, yakni Romy Rafael selaku Master Of Hypnotist bertema Kecakapan Digital, Ketua PGRI Kapuas Kadeni bertema Budaya Digital, dan Kasubbag Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kalteng Ricky Chandra bertema Keamanan Digital, serta lainnya.

Baca juga: Masyarakat Bartim diharapkan semakin terampil digital

Baca juga: Medsos sangat berpengaruh dalam upaya peningkatan demokrasi di era digital