Melati Daeva mengaku bangga jadi anak didik Richard Mainaky

id Melati Daeva Oktavianti,Richard Mainaky,Melati Daeva mengaku bangga jadi anak didik Richard Mainaky

Melati Daeva mengaku bangga jadi anak didik Richard Mainaky

Ganda campuran Melati Daeva Oktavianti dan Praveen Jordan menyerah kepada pasangan China Zheng Siwei dan Huang Yaqiong (tidak terlihat dalam foto) dalam perempatfinal bulutangkis ganda campuran Olimpiade Tokyo di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, 28 Juli 2021. (REUTERS/LEONHARD FOEGER)

Jakarta (ANTARA) - Melati Daeva Oktavianti lewat akun Instagram, Selasa, mengaku bangga bisa menjadi salah satu anak didik dari Richard Mainaky yang memutuskan pensiun sebagai pelatih ganda campuran pelatnas PBSI.

"Suatu kehormatan dan kebanggaan bisa menjadi salah satu anak didik Anda," kata Melati sembari mengunggah foto kebersamaannya dengan Richard Mainaky.

"Terima kasih Kak Icad (sapaan akrab Richard Mainaky) atas semua pelajaran, ilmu, serta bimbingan yang telah kau berikan kepada saya dengan sepenuh hati yang tulus," dia menambahkan.

Melati mengungkapkan bahwa pria 56 tahun itu adalah sosok yang menjadi panutan. Tak lupa, tandem dari Praveen Jordan itu mendoakan Richard selepas pensiun.

"Terima kasih banyak Kak Icad selalu menjadi yang terdepan untuk melindungi anak-anaknya. Happy retirement Coach. Selamat berkumpul dan menjalani hari bersama keluarga tercinta," Melati menuturkan.
 
Richard adalah salah satu sosok yang paling berjasa dalam karier bulu tangkis Melati Daeva.

Dia berhasil membawa Melati dan Praveen meraih sejumlah gelar besar, termasuk titel di turnamen tertua dan paling bergengsi di dunia Super 1000 All England 2020.

Sebelumnya di bawah asuhan Richard, Melati/Praveen juga sukses meraih dua gelar di level Super 750 Denmark Terbuka dan Prancis Terbuka 2019.

Lebih dari itu, Richard juga membawa Melati dan Praveen menempati peringkat keempat dunia yang menjadi tertinggi selama mereka berpasangan.

Richard telah mengabdikan diri di pelatnas selama 26 tahun. Dia mengawali karier sebagai asisten pelatih pelatnas pada 1994.

Dua tahun kemudian, pria asal Ternate itu memegang penuh sektor ganda campuran. Tangan dinginnya pun sukses membuat sejumlah pemain menorehkan prestasi besar.

Selain Melati dan Praveen, sejumlah nama lain yang lahir dan besar di bawah bimbingannya adalah Tri Kusharjanto, Minarti Timur, Flandy Limpele, Vita Marissa, Nova Widianto, Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, dan Debby Susanto.

Salah satu prestasi terbesar dan paling mentereng adalah keberhasilannya mendampingi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dalam meraih medali emas pada sektor ganda campuran Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil pada 2016.