"Yang kami temukan ini induk betina dan anaknya yang masih kategori bayi. Ini sudah kami laporkan ke pimpinan, mudah-mudahan secepatnya bisa kita "rescue" agar bisa direlokasi ke habitatnya di Taman Nasional Tanjung Puting atau Suaka Margasatwa Lamandau," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit Muriansyah di lokasi pemantauan, Jumat petang.
Kemunculan dua individu satwa langka dilindungi yang memiliki nama latin 'pongo pygmaeus' itu dilaporkan warga kepada BKSDA setempat. Warga resah karena orangutan tersebut masuk ke kebun dekat permukiman.
Selain memakan buah-buahan yang ada di kebun, warga khawatir orangutan tersebut bisa menyerang warga. Untuk itulah warga meminta bantuan BKSDA agar satwa langka itu bisa ditangkap dan direlokasi dengan baik tanpa harus melukainya.
Muriansyah menduga masih ada orangutan lainnya di lokasi itu. Sebelumnya ada laporan kemunculan orangutan jantan, namun kemudian menghilang saat hendak ditangkap.
Muriansyah meminta masyarakat melaporkan kepada pihaknya jika melihat ada orangutan. Pihaknya pasti akan menindaklanjuti ke lapangan agar operasi penyelamatan dan evakuasi dengan cara yang benar sehingga satwa langka tersebut bisa diselamatkan dan hidup dengan aman di lokasi barunya.
Orangutan menyasar kebun dekat permukiman karena habitatnya rusak dan semakin sulit mendapatkan makanan. Operasi penyelamatan perlu dilakukan dengan menangkap orangutan dan melepasliarkannya kembali di habitat aslinya di hutan yang masih bagus.
"Ini merupakan salah satu upaya mitigasi yang dilakukan kami dari BKSDA Kalteng untuk mencegah konflik antara manusia dengan satwa liar, khususnya orangutan," kata Muriansyah.
Baca juga: Pemkab Kotim alokasikan Rp50 miliar untuk pengobatan warga tidak mampu
Kepala Desa Bapanggang Raya, Syahbana berterima kasih kepada BKSDA yang telah menindaklanjuti laporan warganya. Orangutan tersebut berkeliaran di area pemukiman warga sudah sekitar tiga bulan terakhir.
Terkadang orangutan itu berpindah mencari makan karena kebetulan saat ini sedang musim buah sehingga banyak buah yang bisa dimakan. Namun kini orangutan itu makin mendekat ke permukiman sehingga warga mulai khawatir.
"Warga merasa resah karena sehari-hari aktivitas masyarakat kan menyadap karet, makanya warga waswas dengan kemunculan orangutan itu takut diterkam atau diserang," ujar Syahbana.
Warga setempat berharap orangutan tersebut bisa segera ditangkap dan direlokasi agar masyarakat tidak lagi resah dan bisa beraktivitas dengan tenang, sementara orangutan juga bisa hidup dengan nyaman di lokasi barunya nanti.
Baca juga: Pemkab Kotim libatkan masyarakat sempurnakan Raperda Kearsipan
Baca juga: Bupati Kotim bantu swadaya perbaiki jembatan