Alue Dohong: FoLU Net Sink tidak sama dengan nol deforestasi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyampaikan upaya Indonesia untuk mencapai penyerapan bersih (net sink) emisi gas rumah kaca sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain (FoLU) pada 2030 tidak sama dengan nol deforestasi.
"FoLU Net Sink pada 2030 tidak sama dengan nol deforestasi atau mengakhiri deforestasi. Ini penting saya sampaikan," ujar Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK) Alue Dohong dalam salah satu sesi diskusi di Paviliun Indonesia dalam gelaran COP26 di Glasgow, Skotlandia yang diikuti secara daring dari Jakarta, Jumat.
Ia menekankan, satu dari 11 instrumen untuk mencapai FoLU Net Sink pada 2030 adalah berupaya mengontrol deforestasi sebanyak banyaknya.
"Saya rasa tidak ada satupun negara di dunia yang dapat mencapai nol deforestasi. Selama populasi kita masih tumbuh, ekonomi masih berjalan dan infrastruktur dibangun, kita tentu membutuhkan lahan untuk pembangunan," katanya.
Menurut dia, yang terpenting adalah mengontrol deforestasi dan memanfaatkan lahan yang ada sebaik-baiknya.
"Saya rasa ini salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai FoLU Net Sink," tuturnya.
Ia mengemukakan, sejak 2010 hingga 2019 Indonesia sudah melakukan rehabilitasi mangrove seluas 45 ribu hektare.
"Kita menargetkan restorasi mangrove lebih dari 630 ribu hektare pada 2024. Ini mungkin adalah target terbesar dalam pengelolaan dan rehabilitasi mangrove," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Alue Dohong juga menyampaikan, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak 29 persen pada tahun 2030 dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional.
"Dalam komitmen ini, kami memasukkan pengelolaan mangrove untuk turunkan emisi karbon," paparnya.
Ia menambahkan, Indonesia juga berkomitmen menurunkan emisi karbon menjadi nol persen pada 2060 atau lebih cepat.
"Dengan banyak teknologi serta pembiayaan keuangan, Indonesia dapat mencapai nol emisi lebih cepat," katanya.
"FoLU Net Sink pada 2030 tidak sama dengan nol deforestasi atau mengakhiri deforestasi. Ini penting saya sampaikan," ujar Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK) Alue Dohong dalam salah satu sesi diskusi di Paviliun Indonesia dalam gelaran COP26 di Glasgow, Skotlandia yang diikuti secara daring dari Jakarta, Jumat.
Ia menekankan, satu dari 11 instrumen untuk mencapai FoLU Net Sink pada 2030 adalah berupaya mengontrol deforestasi sebanyak banyaknya.
"Saya rasa tidak ada satupun negara di dunia yang dapat mencapai nol deforestasi. Selama populasi kita masih tumbuh, ekonomi masih berjalan dan infrastruktur dibangun, kita tentu membutuhkan lahan untuk pembangunan," katanya.
Menurut dia, yang terpenting adalah mengontrol deforestasi dan memanfaatkan lahan yang ada sebaik-baiknya.
"Saya rasa ini salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai FoLU Net Sink," tuturnya.
Ia mengemukakan, sejak 2010 hingga 2019 Indonesia sudah melakukan rehabilitasi mangrove seluas 45 ribu hektare.
"Kita menargetkan restorasi mangrove lebih dari 630 ribu hektare pada 2024. Ini mungkin adalah target terbesar dalam pengelolaan dan rehabilitasi mangrove," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Alue Dohong juga menyampaikan, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak 29 persen pada tahun 2030 dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional.
"Dalam komitmen ini, kami memasukkan pengelolaan mangrove untuk turunkan emisi karbon," paparnya.
Ia menambahkan, Indonesia juga berkomitmen menurunkan emisi karbon menjadi nol persen pada 2060 atau lebih cepat.
"Dengan banyak teknologi serta pembiayaan keuangan, Indonesia dapat mencapai nol emisi lebih cepat," katanya.