Palangka Raya (ANTARA) - Wali Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Fairid Naparin menerapkan wilayah setempat Tanggap Darurat Banjir sampai 25 November mendatang.
"Kita tetapkan Palangka Raya Tanggap Darurat Banjir selama 14 hari. Mulai 12-25 November mendatang," kata Fairid di Palangka Raya, Senin.
Ditetapkanya status Tanggap Darurat Banjir untuk "Kota Cantik" itu karena (14/11) lalu tercatat 10.739 ribu lebih warga setempat terdampak banjir luapan sungai besar yang melintasi kota setempat.
Jumlah warga terdampak banjir luapan sungai itu juga dimungkinkan akan terus bertambah. Hal itu seiring peringatan BMKG yang menyatakan beberapa waktu kedepan wilayah Kota Palangka Raya beserta wilayah hulu sungai di kabupaten lain berpotensi hujan.
"Nantinya Status Tanggap Darurat Banjir ini akan dievaluasi kembali. Bisa saja dicabut atau diperpanjang. Semua menyesuaikan dengan kondisi di lapangan," kata Fairid.
Kepala daerah termuda di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah ini menerangkan berdasar data BPBD Kota Palangka Raya sampai kemarin tercatat 10.739 warga setempat terdampak banjir.
Seluruh korban banjir itu berasal dari empat kecamatan dan tersebar di 17 kelurahan dari total 30 kelurahan di Kota Palangka Raya. Adapun kelurahan yang terdampak banjir itu yakni Tangkiling, Banturung, Sei Gohong, Tumbang Tahai, Tumbang Rungan, dan Pahandut Seberang.
Kemudian Kelurahan Pahandut, Danau Tundai, Kameloh Baru, Bereng Bengkel, Kalampangan, Tanjung Pinang, Langkai, Palangka, Bukit Tunggal, Petuk Katimpun dan Marang. Dari 17 kelurahan itu tercatat 4.157 kepala keluarga (KK) menjadi korban banjir luapan air sungai besar yang melintasi kota setempat. Ketiga sungai itu yakni Sungai Kahayan, Sungai Rungan dan Sungai Sabangau.
Baca juga: 10.739 warga Palangka Raya terdampak banjir
Ketinggian banjir yang melanda 17 kelurahan dari 30 kelurahan di wilayah Kota Palangka Raya ini memiliki ketinggian berbeda mulai dari 20-60 centi meter untuk daerah rendah dekat bantaran sungai.
"Saat ini para korban telah diungsikan di posko-posko yang telah didirikan Pemerintah "Kota Cantik" bersama pihak terkait lain. Kami juga telah mendirikan dapur umum guna memenuhi kebutuhan pangan para korban banjir," katanya.
Untuk kebutuhan logistik dan kesehatan bagi para korban banjir, Fairid menjamin keamanan pasokannya. Meski demikian dia juga meminta para pengungsi tetap menerapkan protokol kesehatan agar tidak muncul klaster baru COVID-19.
Pemerintah Kota Palangka Raya bersama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat juga menjamin ketersediaan air bersih untuk keperluan para pengungsi.
Baca juga: DPRD minta Pemkot Palangka Raya segera beri bantuan ke korban banjir