Pemkab Kotim tetapkan status tanggap darurat banjir

id Pemkab Kotim tetapkan status tanggap darurat banjir, Kalteng, Alang Arianto,Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur

Pemkab Kotim tetapkan status tanggap darurat banjir

Suasana rapat koordinasi penanggulangan banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur yang hasilnya menetapkan status tanggap darurat banjir selama 14 hari, Jumat (19/11/2021). ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah meningkatkan status siaga banjir menjadi tanggap darurat banjir untuk mengoptimalkan penanganan banjir di daerah ini.

"Status tanggap darurat banjir ini ditetapkan hingga 14 hari ke depan. Dengan peningkatan status ini, kita bisa mengoptimalkan semua potensi yang ada dalam membantu korban banjir," kata Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Alang Arianto usai memimpin rapat koordinasi penanggulangan banjir, Jumat.

Rapat koordinasi ini digelar untuk mengoptimalkan penanganan banjir. Peningkatan status menjadi tanggap darurat bertujuan agar pemerintah daerah memiliki dasar hukum dalam penggunaan anggaran untuk membantu korban banjir.

Pemerintah daerah mempunyai alokasi anggaran untuk penanganan bencana melalui belanja tidak terduga. Alokasi anggaran ini bisa dioptimalkan pemanfaatannya jika status sudah ditetapkan menjadi tanggap darurat.

Selain untuk mengoptimalkan penanganan banjir saat ini, penetapan tanggap darurat ini juga untuk mengantisipasi banjir kembali meningkat. 

Hal ini mengacu pada saran Badan Meteorologi,  Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Haji Asan Sampit agar pemerintah daerah tetap mewaspadai banjir karena masih berpotensi terjadi lantaran hujan diperkirakan dengan intensitas ringan hingga sedang masih akan terjadi hingga pertengahan Desember mendatang.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, saat ini banjir masih melanda empat kecamatan yaitu Kota Besi, Cempaga, Cempaga Hulu dan Parenggean.

Terdapat 1.981 rumah terdampak banjir yang dihuni 2.737 kepala keluarga dengan 8.883 jiwa. Ketinggian air bervariasi antara 20 cm hingga 150 cm. 

Banjir masih cukup parah terjadi di Desa Sudan dan Parit Kecamatan Cempaga Hulu serta Desa Patai dan Rubung Buyung Kecamatan Cempaga. Bahkan di Desa Sudan terdapat 283 kepala keluarga harus mengungsi karena banjir mencapai 150 cm.

Baca juga: Tim Asistensi Dirjenim Kemenkumham kunjungi Imigrasi Sampit

Alang menyebutkan, dalam beberapa hari ini bantuan mulai disalurkan. Dinas Kesehatan bersama BPBD juga membantu masyarakat yang membutuhkan pengobatan.

"Pak Bupati juga kemarin meninjau korban banjir dan dapur umum. Beliau ingin memastikan para korban banjir ditangani dengan baik. Selanjutnya bantuan akan tetap disalurkan untuk membantu korban banjir," jelas Alang Arianto.

Camat Cempaga Hulu Ubaidillah mengatakan, banjir kali ini lebih parah dibanding biasanya. Sebelumnya banjir hanya merendam permukiman di bantaran sungai, namun kali ini sudah meluas ke daratan.

Pria yang juga Ketua Asosiasi Camat Se-kabupaten Kotawaringin Timur ini menambahkan, banjir di Desa Sudan cukup parah. Bahkan banyak warga desa terpaksa mengungsi karena banjir merendam rumah mereka.

"Selain bantuan dari pemerintah, juga ada bantuan dari perusahaan perkebunan kelapa sawit. Bantuan harus cepat. Masyarakat ingin pemerintah hadir di tengah-tengah suasana musibah yang dialami saat ini," demikian Ubaidillah.

Baca juga: Legislator Kotim dukung penambahan depo sampah di Sampit