SIMURP tingkatkan partisipasi kelembagaan petani dalam penerapan inovasi dan teknologi

id Simurp, pemprov kalteng, pertanian kalteng, pertanian modern, irigasi modern, bank dunia, katingan kuala, katingan, kalteng, dinas tphp

SIMURP tingkatkan partisipasi kelembagaan petani dalam penerapan inovasi dan teknologi

ILUSTRASI - Petani mencabut benih padi untuk ditanam di area pesawahan. (ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN)

Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalimantan Tengah Sunarti mengatakan, Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) merupakan kegiatan modernisasi dan rehabilitasi jaringan irigasi.

Salah satu sasarannya, yakni meningkatkan partisipasi kelembagaan petani dalam penerapan inovasi dan teknologi efisien dan efektif, serta menerapkan budidaya yang tahan (adaptif) terhadap perubahan iklim melalui pengaturan pola dan pergiliran tanaman di setiap daerah irigasi, katanya di Palangka Raya, Jumat.

"Selain itu, tersedianya sumber daya dan kearifan lokal untuk Pertanian Cerdas Iklim (CSA)," terangnya.

Sasaran lain, yakni meningkatnya partisipasi dan kemandirian kelembagaan petani dalam menangani dampak perubahan iklim, hingga terlaksananya plot percontohan adopsi teknologi pertanian dan pemberdayaan kelembagaan petani, maupun organisasi petani lainnya dalam upaya peningkatan produktivitas, produksi serta pendapatan petani.

Berkurangnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK), berkurangnya risiko gagal panen, meningkatnya Intensitas Pertanaman (IP), produksi dan produktivitas tanaman, hingga meningkatnya pendapatan petani di DI dan DIR wilayah SIMURP.

Lebih lanjut Sunarti memaparkan, terkait SIMURP ini, Kalteng dipilih sebagai salah satu pelaksana program pembiayaan bank dunia tersebut dengan lokasi di Kecamatan Katingan Kuala, Kabupaten Katingan.

"Selain bank dunia, juga terlibat berbagai pihak lainnya, seperti Bappenas, Kementerian PUPR dan lainnya," ungkapnya.

Dijelaskan Sunarti, adanya program ini para petani di Katingan Kuala merasa sangat terbantu, bahkan tak hanya para petani, namun juga kelompok wanita tani.

"Mereka diberikan modal untuk pengolahan limbah pertanian, diantaranya seperti memanfaatkan menir untuk diolah menjadi tepung," paparnya.

Adapun secara rinci, para penerima manfaat dari kegiatan ini, mulai dari masyarakat petani anggota kelompok tani yang terafiliasi dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan/atau Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A), poktan yang terafiliasi P3A/GP3A, Kelompok Wanita Tani (KWT), Kelompok Pemuda Tani (KPT)/Petani Milenial, Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), serta Penyuluh dan BPP.

Kegiatan pokoknya, seperti dukungan penerapan teknologi CSA berupa kegiatan demplot/praktek CSA oleh 120 Petani yang tergabung dalam 24 Poktan terafiliasi P3A/GP3A dan workshop HVC.

Penguatan BPP KOSTRATANI berupa kegiatan mendukung KOSTRATANI BPP Pegatan sebagai pusat informasi, pusat transfer teknologi dan pusat pembelajaran pemberdayan petani.

Pengembangan produksi dan jejaring pasar berupa kegiatan pembinaan dan pengawalan penumbuhan calon pengusaha muda petani di lokasi SIMURP dan bantuan alat sarana produksi pertanian, serta beberapa kegiatan pokok lainnya.