"Penting bagi remaja untuk bisa melewati masa pubertas dengan attitude yang positif dan tanpa ‘baper’, agar bisa menemukan purpose serta menjadi versi terbaik dari diri mereka,” kata dia dalam siaran persnya, dikutip Jumat.
Tara merujuk teori psikologi perkembangan “Erikson’s 8 stages of psychosocial development” mengungkapkan, masa remaja menjadi masa pencarian identitas diri.
Baca juga: Psikolog bagikan tips sederhana bahagiakan anak di tengah pandemi
Pada masa ini, remaja memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi independen dari keluarga, membentuk body image yang positif, diakui dan diterima oleh lingkungan sosial, serta benar-benar membentuk identitas yang sesuai.
Oleh karena itu, penting sekali bagi remaja untuk bisa diterima, diakui, dan menjadi bagian dari lingkungan sosialnya.
“Sebaliknya, isu-isu seperti perundungan, penolakan, dan juga penilaian negatif dari lingkungannya menjadi hal yang dapat sangat mengganggu emosinya atau dalam istilah lain, ‘baper’," kata Tara.
Tidak hanya itu, para remaja juga jadi bisa mengalami role confusion. Kondisi ini membuat remaja menjadi tidak bisa menampilkan potensinya secara maksimal, tidak percaya diri, dan menghambat perkembangan secara keseluruhan.
"Apalagi memasuki masa puber yang ditandai dengan menstruasi, secara biologis remaja perempuan pasti mengalami perubahan hormon yang dapat mempengaruhi mood," tutur Tara.
Selebritas Beby Tsabina, termasuk sosok yang juga mendapat komentar negatif. Menurut dia, terutama pada masa menstruasi, hal ini bisa membuatnya baper.
"Untungnya, aku selalu mendapatkan support dari orang-orang di sekitarku. Selain itu, untuk membantuku stay positive serta tetap nyaman seharian," kata Brand Ambassador salah satu produk sanitary napkin itu.
Baca juga: Perawatan kulit remaja sesuai usia
Baca juga: Pentingnya jaga kesehatan reproduksi dari remaja
Baca juga: Gucci Beauty gunakan remaja down syndrome untuk model di Vogue Italia