"Data menunjukkan bahwa angka perkawinan dini dan perceraian paling tinggi di Kalimantan Tengah
Ini tantangan kita semua. Saya minta GOW juga membantu mencegah dan menekan angka pernikahan dini itu," harap Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa.
Harapan itu disampaikan Halikinnor saat menghadiri peringatan Hari Ibu ke-93 yang sekaligus dirangkai dengan seminar bertema 'Perempuan Berdaya, Indonesia Maju'. Hadir dalam kesempatan itu Wakil Bupati yang juga Ketua GOW Kotawaringin Timur Irawati.
Halikinnor mengaku prihatin masih maraknya pernikahan dini di daerah ini. Hal ini sangat memprihatikan karena pernikahan muda dinilai berisiko tinggi perceraian dan berpengaruh terhadap anak yang dilahirkan karena berkaitan dengan kemampuan pola pengasuhan anak.
Halikinnor mengaku mendapat banyak laporan dari kepala desa dan lurah bahwa cukup banyak orang yang minta surat pengantar menikah, padahal usianya masih di bawah 19 tahun. Namun mereka tidak memberikannya karena tahu itu tidak boleh.
Menurutnya, kawin usia muda banyak berakhir perceraian akibat ekonomi, perselingkuhan dan lainnya. Pasangan muda dinilai sering emosional tidak terkendali sehingga memicu pertengkaran.
Baca juga: Legislator Kotim puji kualitas perguruan tinggi lokal
"Pernikahan dini bisa menimbulkan dampak kurang baik. Ini juga bisa menghambat kemajuan kalau SDM (sumber daya manusia) kurang berkualitas walaupun jumlah penduduknya banyak," ujar Halikinnor.
Halikinnor juga menyinggung kasus penemuan bayi perempuan di Jalan Jaksa Agung Suprapto Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang, Minggu (12/12) lalu. Kejadian ini sangat memprihatinkan karena menyangkut nyawa seorang anak.
"Saya ingin GOW mempunyai lembaga hukum. Dia memang salah tapi anaknya harus diselamatkan. Kita juga pertimbangkan perlu adanya rumah singgah tampung anak terlantar," ujar Halikinnor.
Ketua GOW yang juga Wakil Bupati Kotawaringin Timur Irawati mengajak seluruh ibu meningkatkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Langkah tersebut merupakan salah satu upaya menjaga dan melindungi anak dari hal yang tidak diinginkan.
"Kita ketangguhan dan kecakapan , terutama dalam dua hal yaitu kecakapan fisik atau sehat dan cakap mental atau akhlak yang baik. Dua hal tersebut yang akan menjadi landasan untuk kaum ibu yang tak pernah lelah dalam mendampingi tumbuh kembang anak," demikian Irawati.
Baca juga: Ritual Mamapas Lewu di Sampit doakan pandemi COVID-19 segera berakhir
Baca juga: DPRD Kotim setujui dua raperda keuangan