Sampit (ANTARA) - Fraksi PKB DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mengajak seluruh fraksi duduk bersama menyelesaikan konflik internal terkait alat kelengkapan DPRD setempat agar tidak mengganggu kinerja lembaga legislatif tersebut.
"Kami berharap masalah yang melanda DPRD Kotim segera terselesaikan karena menyangkut kelancaran kinerja DPRD. Kami juga berharap jajaran pengurus partai politik agar bisa andil besar secara kekeluargaan untuk bisa menyelesaikan polemik yang ada di DPRD Kotim dalam hal menyangkut penyusunan alat kelengkapan DPRD Kotim," kata Ketua Fraksi PKB, Muhammad Abadi di Sampit, Jumat.
Konflik internal terjadi saat pembahasan dan penetapan reposisi alat kelengkapan dewan pada Senin (14/2) dan Selasa (15/2) lalu. Dua fraksi yaitu Fraksi PDIP dan Fraksi Demokrat tidak hadir dan tidak mengakui hasil reposisi yang disepakati lima fraksi lainnya yaitu Golkar, PAN, Gerindra, Nasdem dan PKB.
Kejadian itu berbuntut panjang karena berdampak terhadap kegiatan di lembaga wakil rakyat tersebut. Beberapa agenda rapat kerja sejumlah Komisi dengan mitra kerja ditunda.
Abadi mengimbau fraksi dan partai politik bersama-sama menyelesaikan masalah ini karena kehadiran partai politik juga penting dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Konflik internal diharapkan tidak sampai mengganggu kinerja DPRD karena dampaknya bisa merugikan masyarakat.
Baca juga: Fraksi Gerindra tegaskan polemik reposisi AKD masalah internal DPRD Kotim
Ketua Badan Kehormatan ini menilai polemik di internal DPRD tidak ada kaitannya dengan pihak eksekutif. Namun, legislatif adalah bagian dari pemerintahan daerah sehingga juga perlu andil besar pimpinan eksekutif mendorong penyelesaian ini.
"Bupati Kotim bisa memfasilitasi semua pihak terkait untuk melakukan penyesuaian demi kinerja lembaga DPRD sekaligus demi kondusivitas jalannya roda pemerintahan daerah," kata Abadi.
Abadi berharap konflik internal DPRD ini bisa segera diselesaikan. Kondisi ini dinilai tidak baik bagi DPRD sendiri maupun dampaknya terhadap masyarakat dan pembangunan daerah.
"Apabila ini dibiarkan maka akan berdampak tidak baik di kalangan masyarakat sehingga masyarakat bisa saja beranggapan bagaimana bisa menyelesaikan masalah masyarakat, sementara masalah mereka sendiri tidak bisa diselesaikan," demikian Abadi.
Baca juga: DPRD Kotim soroti antrean truk di sekitar SPBU belum teratasi
Baca juga: Badan Kehormatan berharap polemik internal tidak mengganggu kinerja DPRD Kotim
Baca juga: Legislator Kotim soroti tempat usaha tidak menyediakan tempat parkir
Berita Terkait
10 penguji kendaraan bermotor dikenakan sanksi karena langgar kode etik
Jumat, 10 Mei 2024 11:03 Wib
PKB Kapuas sudah terima tiga pendaftar bacalon pilkada
Selasa, 7 Mei 2024 7:26 Wib
PKB: Masuk Koalisi atau tidak nanti kita lihat di 20 Oktober
Senin, 6 Mei 2024 16:00 Wib
Nuryakin siap bertarung di Pilkada Kalteng
Jumat, 3 Mei 2024 16:02 Wib
Muhaimin sebut PKB titip delapan agenda perubahan ke Prabowo Subianto
Kamis, 2 Mei 2024 9:14 Wib
PKB dan PDIP jaga komitmen berkoalisi secara menyeluruh di Pilkada 2024 se-Kalteng
Selasa, 16 April 2024 17:57 Wib
Cak Imin siap diusut terkait temuan aliran dana Rp195 miliar mengalir ke 21 parpol
Kamis, 11 Januari 2024 23:16 Wib
PKB didesak panggil caleg pembuat rokok bergambar AMIN
Kamis, 21 Desember 2023 16:27 Wib