Legislator Kotim imbau budaya gotong royong kembali digalakkan
Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Rudianur mengimbau kepada segenap elemen pemerintahan dan masyarakat untuk kembali menggalakkan budaya gotong royong.
"Sekarang ini budaya gotong royong ini mulai berkurang. Makanya saya mengajak, mari kita galakkan lagi budaya positif ini. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan," kata Rudianur di Sampit, Jumat.
Rudianur hadir bergotong royong bersama masyarakat membersihkan lahan Masjid Nurul Ikhlas Desa Bagendang Hulu Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Turut hadir Camat Muslih dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan setempat.
Politisi Partai Golkar ini mengaku selalu berusaha menyempatkan waktu jika ada gotong royong di masyarakat. Selain merupakan kewajiban sosial, dirinya juga ingin memotivasi kalangan pemerintahan untuk turun bersama-sama dengan masyarakat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul.
Menurutnya, gotong royong sudah menjadi budaya masyarakat Kotawaringin Timur sejak dulu. Bahkan semangat itu dijadikan motto kabupaten ini dengan kata bahasa Dayak yaitu Habaring Hurung yang berarti gotong royong.
Banyak hal positif yang didapat dari bergotong royong. Beberapa manfaat itu diantaranya yaitu bisa dengan mudah menyelesaikan pekerjaan seperti pembersihan lingkungan, pembangunan fasilitas publik maupun pelaksanaan kegiatan.
Baca juga: Fraksi PKB ajak duduk bersama selesaikan konflik internal DPRD Kotim
Terlebih bagi wilayah permukiman yang rawan banjir, gotong royong diimbau dilaksanakan secara rutin. Parit atau saluran air harus dibersihkan dari sampah yang menyumbat aliran air agar banjir maupun genangan bisa dicegah saat hujan deras.
Gotong royong juga menjadi momen mempererat silaturahmi antarsesama warga. Melalui silaturahmi itu maka hubungan semakin akrab sehingga menjadi sarana dalam berkomunikasi, berdiskusi bahkan menjadi sarana menyambung rezeki.
Begitu pula dalam pelaksanaan pembangunan, gotong royong menjadi kekuatan besar dalam melaksanakan setiap program serta menghadapi berbagai masalah yang muncul.
"Para leluhur atau pendahulu kita sudah mewariskan budaya yang baik yaitu gotong royong. Ini jangan sampai kita tinggalkan. Justru harus terus ditingkatkan karena banyak memberikan manfaat," demikian Rudianur.
Baca juga: Fraksi Gerindra tegaskan polemik reposisi AKD masalah internal DPRD Kotim
Baca juga: DPRD Kotim soroti antrean truk di sekitar SPBU belum teratasi
Baca juga: Badan Kehormatan berharap polemik internal tidak mengganggu kinerja DPRD Kotim
"Sekarang ini budaya gotong royong ini mulai berkurang. Makanya saya mengajak, mari kita galakkan lagi budaya positif ini. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan," kata Rudianur di Sampit, Jumat.
Rudianur hadir bergotong royong bersama masyarakat membersihkan lahan Masjid Nurul Ikhlas Desa Bagendang Hulu Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Turut hadir Camat Muslih dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan setempat.
Politisi Partai Golkar ini mengaku selalu berusaha menyempatkan waktu jika ada gotong royong di masyarakat. Selain merupakan kewajiban sosial, dirinya juga ingin memotivasi kalangan pemerintahan untuk turun bersama-sama dengan masyarakat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul.
Menurutnya, gotong royong sudah menjadi budaya masyarakat Kotawaringin Timur sejak dulu. Bahkan semangat itu dijadikan motto kabupaten ini dengan kata bahasa Dayak yaitu Habaring Hurung yang berarti gotong royong.
Banyak hal positif yang didapat dari bergotong royong. Beberapa manfaat itu diantaranya yaitu bisa dengan mudah menyelesaikan pekerjaan seperti pembersihan lingkungan, pembangunan fasilitas publik maupun pelaksanaan kegiatan.
Baca juga: Fraksi PKB ajak duduk bersama selesaikan konflik internal DPRD Kotim
Terlebih bagi wilayah permukiman yang rawan banjir, gotong royong diimbau dilaksanakan secara rutin. Parit atau saluran air harus dibersihkan dari sampah yang menyumbat aliran air agar banjir maupun genangan bisa dicegah saat hujan deras.
Gotong royong juga menjadi momen mempererat silaturahmi antarsesama warga. Melalui silaturahmi itu maka hubungan semakin akrab sehingga menjadi sarana dalam berkomunikasi, berdiskusi bahkan menjadi sarana menyambung rezeki.
Begitu pula dalam pelaksanaan pembangunan, gotong royong menjadi kekuatan besar dalam melaksanakan setiap program serta menghadapi berbagai masalah yang muncul.
"Para leluhur atau pendahulu kita sudah mewariskan budaya yang baik yaitu gotong royong. Ini jangan sampai kita tinggalkan. Justru harus terus ditingkatkan karena banyak memberikan manfaat," demikian Rudianur.
Baca juga: Fraksi Gerindra tegaskan polemik reposisi AKD masalah internal DPRD Kotim
Baca juga: DPRD Kotim soroti antrean truk di sekitar SPBU belum teratasi
Baca juga: Badan Kehormatan berharap polemik internal tidak mengganggu kinerja DPRD Kotim