Seorang anak tenggelam di Sungai Mentaya

id Seorang anak tenggelam di Sungai Mentaya, kalteng, Muslih, bagendang

Seorang anak tenggelam di Sungai Mentaya

Camat Mentaya Hilir Utara Muslih turut bersama tim gabungan dalam mencari korban tenggelam di Sungai Mentaya, Jumat (25/2/2022). ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

Sampit (ANTARA) - Seorang anak berusia 15 tahun, tenggelam usai sampan bermesin atau disebut ketinting yang ditumpanginya tenggelam saat menyeberangi Sungai Mentaya Desa Bagendang Hulu Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah. 

"Saat ini tim gabungan bersama masyarakat masih mencari korban. Mohon doanya semoga korban segera ditemukan," kata Camat Mentaya Hilir Utara, Muslih dihubungi dari Sampit, Jumat. 

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Saat itu korban bersama rekannya. Mereka kemudian naik dan mengarahkan ketinting ke arah Tengah Sungai Mentaya. 

Saat di tengah sungai, mesin ketinting mati. Saat itu keadaan Sungai Mentaya sedang pasang sehingga arus di bawah sungai cukup deras.

Tiba-tiba ketinting karam sehingga membuat mereka bercebur ke sungai dan berusaha berenang ke pinggir sungai. Penumpang lainnya selamat meski kelelahan dan dilarikan ke Puskesmas Bagendang karena sempat tidak sadarkan diri. Nahas dialami korban karena tidak terlihat sampai ke pinggir sungai. Dia diduga kelelahan hingga akhirnya tenggelam. 

Korban diduga tidak ahli dalam berenang. Kemampuan korban berenang biasa saja, sehingga saat ketinting tenggelam, korban panik dan tidak mampu berenang sampai ke pinggir sungai.

Baca juga: Ditpolairud tangkap dua tersangka peredaran narkotika di Kotim

Warga yang berada di tempat itu langsung mencari korban. Aparat gabungan yang kemudian juga datang ke lokasi langsung melakukan pencarian. 

Pencarian dilakukan bersama oleh masyarakat sekitar dengan kelotok, jukung dan sarana yang ada, serta dibantu armada oleh TNI AL. Warga bahu-membahu membantu mencari agar korban segera ditemukan

Tim menyisir perairan sekitar lokasi korban terlihat terakhir hingga akhirnya tenggelam. Kondisi sungai dengan arus cukup deras saat ini menjadi tantangan bagi tim gabungan dalam mencari korban. 

"Warga dan petugas bersama-sama mencari korban. Mudah-mudahan korban bisa segera kita temukan," demikian Muslih. 

Baca juga: Peluang pasar tanaman hortikultura di Kotim sangat terbuka

Baca juga: Ditpolairud Polda Kalteng ungkap kepemilikan ratusan potong kayu ilegal

Baca juga: Legislator Kotim ajak masyarakat prioritaskan produk lokal