Bangun kawasan budaya, Pemkab Murung Raya siapkan Rp51 miliar
Puruk Cahu, Kalteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, mulai membangun kawasan budaya yang di dalamnya terdapat dua bangunan rumah betang dengan nilai pembangunan mencapai Rp51 miliar.
Pembangunan kawasan budaya itu memerlukan waktu selama dua tahun anggaran, kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Murung Raya, Paulus Mangite saat melakukan pemaparan rencana pembangunan huma betang tersebut di Puruk Cahu, Selasa (23/2/2022).
"Tahun ini akan dibangun satu rumah betang dulu, dan satunya lagi di tahun anggaran 2023 nanti. Satu bangunan akan menggunakan konstruksi kayu sesuai dengan konstruksi asli rumah betang, sedangkan satunya lagi dibangun dengan konstruksi beton dengan konsep huma betang modern," tambahnya.
Dia menambahkan, khusus untuk pembangunan lopo (rumah) betang akan menelan biaya senilai Rp14 miliar, atau satu bangunan menggunakan anggaran Rp7 miliar dan lokasi kawasan budaya itu sendiri yang berada di dalam komplek bumi perkemahan (Buper) Jalan Negara Puruk Cahu – Muara Teweh.
"Lopo betang nanti berukuran 45 x 29 meter yang dibangun di lahan seluas kurang lebih tiga hektare. Selain betang, di kawasan itu juga akan dilengkapi dengan bangunan tempat souvenir sekaligus museum, kantor pengelola, panggung seni budaya sebagai sentra kawasan dan juga bangunan pendukung lainnya," kata Paulus.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Murung Raya Ferdinand Wijaya mengatakan, bangunan lopo atau huma betang itu nanti diharapkan menjadi ikon atau maskot daerah. Dengan begitu, nantinya akan ada istilah bila warga luar daerah belum mengunjungi huma betang tersebut, artinya masih belum ke Murung Raya.
"Kita harapkan lopo betang ini juga akan menjadi situs budaya di daerah kita. Utama juga sebagai bahan pembelajaran atau edukasi bagi generasi muda kita bahwa bangsa atau suku Dayak juga memiliki kebudayaan yang bisa dibanggakan," tutur Ferdinand.
Untuk peresmian lopo betang yang berada di kawasan budaya tersebut, Ferdinand mengatakan rencananya dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2023 nanti atau bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Murung Raya yang ke-21 tahun.
Sebelum peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan, Bupati Murung Raya, Perdie M. Yoseph mengatakan dipilihnya lokasi pembangunan kawasan budaya di bumi perkemahan itu karena berada di wilayah pengembangan Kota Puruk Cahu bagian utara.
Tidak hanya itu, menurut Perdie lokasi itu berada di satu jalur dengan beberapa bangunan strategis yang juga tengah dalam proses pembangunan, diantaranya markas Brimob dan Makodim.
Sementara itu dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah, Hj. Adiah Chandra Sari. Dari pihak Pemkab Murung Raya dihadiri hampir seluruh kepala OPD, unsur pimpinan DPRD, tokoh adat serta tamu undangan lainnya.
Baca juga: Wabup Mura minta ICMI berperan aktif dalam pembangunan
Baca juga: 70 CPNS dan PPPK baru di Mura dibekali aturan disiplin pegawai
Baca juga: Terancam abrasi, BPBD Murung Raya relokasi rumah warga
Pembangunan kawasan budaya itu memerlukan waktu selama dua tahun anggaran, kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Murung Raya, Paulus Mangite saat melakukan pemaparan rencana pembangunan huma betang tersebut di Puruk Cahu, Selasa (23/2/2022).
"Tahun ini akan dibangun satu rumah betang dulu, dan satunya lagi di tahun anggaran 2023 nanti. Satu bangunan akan menggunakan konstruksi kayu sesuai dengan konstruksi asli rumah betang, sedangkan satunya lagi dibangun dengan konstruksi beton dengan konsep huma betang modern," tambahnya.
Dia menambahkan, khusus untuk pembangunan lopo (rumah) betang akan menelan biaya senilai Rp14 miliar, atau satu bangunan menggunakan anggaran Rp7 miliar dan lokasi kawasan budaya itu sendiri yang berada di dalam komplek bumi perkemahan (Buper) Jalan Negara Puruk Cahu – Muara Teweh.
"Lopo betang nanti berukuran 45 x 29 meter yang dibangun di lahan seluas kurang lebih tiga hektare. Selain betang, di kawasan itu juga akan dilengkapi dengan bangunan tempat souvenir sekaligus museum, kantor pengelola, panggung seni budaya sebagai sentra kawasan dan juga bangunan pendukung lainnya," kata Paulus.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Murung Raya Ferdinand Wijaya mengatakan, bangunan lopo atau huma betang itu nanti diharapkan menjadi ikon atau maskot daerah. Dengan begitu, nantinya akan ada istilah bila warga luar daerah belum mengunjungi huma betang tersebut, artinya masih belum ke Murung Raya.
"Kita harapkan lopo betang ini juga akan menjadi situs budaya di daerah kita. Utama juga sebagai bahan pembelajaran atau edukasi bagi generasi muda kita bahwa bangsa atau suku Dayak juga memiliki kebudayaan yang bisa dibanggakan," tutur Ferdinand.
Untuk peresmian lopo betang yang berada di kawasan budaya tersebut, Ferdinand mengatakan rencananya dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2023 nanti atau bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Murung Raya yang ke-21 tahun.
Sebelum peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan, Bupati Murung Raya, Perdie M. Yoseph mengatakan dipilihnya lokasi pembangunan kawasan budaya di bumi perkemahan itu karena berada di wilayah pengembangan Kota Puruk Cahu bagian utara.
Tidak hanya itu, menurut Perdie lokasi itu berada di satu jalur dengan beberapa bangunan strategis yang juga tengah dalam proses pembangunan, diantaranya markas Brimob dan Makodim.
Sementara itu dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah, Hj. Adiah Chandra Sari. Dari pihak Pemkab Murung Raya dihadiri hampir seluruh kepala OPD, unsur pimpinan DPRD, tokoh adat serta tamu undangan lainnya.
Baca juga: Wabup Mura minta ICMI berperan aktif dalam pembangunan
Baca juga: 70 CPNS dan PPPK baru di Mura dibekali aturan disiplin pegawai
Baca juga: Terancam abrasi, BPBD Murung Raya relokasi rumah warga