Teknologi VTOL jadi terobosan pantau titik api cegah karhutla
Palangka Raya (ANTARA) - Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia memanfaatkan teknologi "Vertical Take-Off and Landing" (VTOL) Thermal, dalam memantau dan mengawasi titik api dan temperatur tanah guna mendeteksi dini serta mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Pesawat nirawak berteknologi VTOL ini dirancang dengan memadukan 'drone fixed wings' dan 'rotary wings'. Dapat digunakan tanpa memerlukan ruangan atau area besar untuk lepas landas maupun mendarat," kata Koordinator Geographic Information System (GIS) BNF Indonesia Restu Aminullah di Palangka Raya, Jumat.
Dia menerangkan, pengoperasian "drone" ini dilaksanakan oleh BNF Indonesia bekerja sama dengan Universitas Palangka Raya (UPR) dan Liverpool John Moores University (LJMU). Uji coba perdana pengoperasiannya telah dilakukan pada 14-17 Februari lalu.
Karhutla selalu menjadi pekerjaan rumah yang harus diperhatikan setiap tahun. Semakin tinggi ancamannya, semakin canggih pula penanganannya. Dengan hadirnya teknologi pesawat nirawak, titik api bisa dideteksi dengan lebih cepat.
"Teknologi VTOL Thermal untuk pengawasan titik api dan temperatur tanah ini merupakan yang pertama dilakukan di Kalteng," kata Restu.
Drone VTOL ini juga dilengkapi dengan kamera termal yang berfungsi mendeteksi api yang muncul, baik di permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah.
Baca juga: Pasar Ramadhan Palangka Raya dibuka Minggu
Alat ini dapat mendeteksi munculnya api di permukaan tanah hanya melalui asap. Selain itu, dapat mendeteksi perbedaan temperatur lahan gambut dan juga dapat mendeteksi api yang berada di lapisan bawah tanah.
Mitra BNF yang juga peneliti CIMTROP UPR terkait penginderaan dekat dengan drone Petris Perkasa MT mengungkapkan, VTOL dapat bermanfaat dalam penelitian, mengetahui tutupan lahan terbaru, kondisi tanah dan air, mengetahui kondisi hutan dan satwa liar.
"Selain itu dapat juga digunakan untuk pencarian dan pertolongan maupun kondisi darurat yang dapat digunakan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas),” ungkapnya.
Saat ini, LJMU, CIMTROP-UPR dan BNF Indonesia melakukan penelitian yang sedang berlangsung terhadap penggunaan drone thermal untuk melakukan pemantauan dan mitigasi kebakaran gambut, yaitu “Experiment Automated Detection and Monitoring of Peat Fire with Thermal Infrared Sensor Under Drone”.
Penelitian saat ini telah sampai pada penyempurnaan pemodelan dalam pendeteksian kebakaran dengan menggunakan sistem VTOL Thermal.
Baca juga: Zona hijau penularan COVID-19 di Palangka Raya terus bertambah
Baca juga: Rukyatul hilal Kalteng dilaksanakan di sejumlah lokasi
"Pesawat nirawak berteknologi VTOL ini dirancang dengan memadukan 'drone fixed wings' dan 'rotary wings'. Dapat digunakan tanpa memerlukan ruangan atau area besar untuk lepas landas maupun mendarat," kata Koordinator Geographic Information System (GIS) BNF Indonesia Restu Aminullah di Palangka Raya, Jumat.
Dia menerangkan, pengoperasian "drone" ini dilaksanakan oleh BNF Indonesia bekerja sama dengan Universitas Palangka Raya (UPR) dan Liverpool John Moores University (LJMU). Uji coba perdana pengoperasiannya telah dilakukan pada 14-17 Februari lalu.
Karhutla selalu menjadi pekerjaan rumah yang harus diperhatikan setiap tahun. Semakin tinggi ancamannya, semakin canggih pula penanganannya. Dengan hadirnya teknologi pesawat nirawak, titik api bisa dideteksi dengan lebih cepat.
"Teknologi VTOL Thermal untuk pengawasan titik api dan temperatur tanah ini merupakan yang pertama dilakukan di Kalteng," kata Restu.
Drone VTOL ini juga dilengkapi dengan kamera termal yang berfungsi mendeteksi api yang muncul, baik di permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah.
Baca juga: Pasar Ramadhan Palangka Raya dibuka Minggu
Alat ini dapat mendeteksi munculnya api di permukaan tanah hanya melalui asap. Selain itu, dapat mendeteksi perbedaan temperatur lahan gambut dan juga dapat mendeteksi api yang berada di lapisan bawah tanah.
Mitra BNF yang juga peneliti CIMTROP UPR terkait penginderaan dekat dengan drone Petris Perkasa MT mengungkapkan, VTOL dapat bermanfaat dalam penelitian, mengetahui tutupan lahan terbaru, kondisi tanah dan air, mengetahui kondisi hutan dan satwa liar.
"Selain itu dapat juga digunakan untuk pencarian dan pertolongan maupun kondisi darurat yang dapat digunakan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas),” ungkapnya.
Saat ini, LJMU, CIMTROP-UPR dan BNF Indonesia melakukan penelitian yang sedang berlangsung terhadap penggunaan drone thermal untuk melakukan pemantauan dan mitigasi kebakaran gambut, yaitu “Experiment Automated Detection and Monitoring of Peat Fire with Thermal Infrared Sensor Under Drone”.
Penelitian saat ini telah sampai pada penyempurnaan pemodelan dalam pendeteksian kebakaran dengan menggunakan sistem VTOL Thermal.
Baca juga: Zona hijau penularan COVID-19 di Palangka Raya terus bertambah
Baca juga: Rukyatul hilal Kalteng dilaksanakan di sejumlah lokasi