Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Nenie Adriati Lambung meminta Dinas Perdagangan, Koperasi, UMKM dan Perindustrian (DPKUMKMP) setempat mencarikan solusi untuk menekan kenaikan harga daging sapi yang terjadi saat ini.
"Ini tugas dari Disperindag Kota Palangka Raya, bagaimana caranya agar harga daging sapi bisa ditekan. Dalam beberapa hari ini, harganya tembus di angka Rp160 ribu per kilogram," katanya di Palangka Raya, Kamis.
Dia mengatakan, Dinas Perdagangan diharapkan mencari terobosan agar bisa kembali menormalkan harga daging sapi. Upaya yang bisa dilakukan adalah mengupayakan kelancaran pasokan dan stok sehingga pedagang daging sapi tidak mudah menaikkan harga seenaknya.
Saat ini harga daging sapi murni mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan terjadi menjelang hari-hari besar keagamaan, kemudian diperparah oleh dampak kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Sehingga ongkos angkut juga ikut mahal dan berdampak ke harga jual daging sapi murni juga ikut naik di pasar tradisional Kota Palangka Raya," ucapnya.
Legislator yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Palangka Raya tersebut mengungkapkan, harga normal daging murni di pasaran berkisar dari Rp120.000 hingga Rp130.000 per kilogramnya.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya diminta perhatikan infrastruktur RSUD kota
Berdasarkan informasi yang didapatnya, harga daging murni mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Hal itu diduga juga imbas adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi.
"Intinya kami minta instansi terkait harus benar-benar memonitor persoalan ini, sehingga kedepannya ketika ada kenaikan harga jual daging sapi murni, bisa diantisipasi sedini mungkin," ungkapnya.
Sementara itu, beberapa waktu lalu Kepala Bidang Perdagangan di DPKUMKMP Kota Palangka Raya Hadriansyah membenarkan, naiknya harga daging sapi murni karena seiring merebaknya penyakit mulut dan kuku yang menyerang sapi di banyak daerah.
Kejadian itu membuat pasokan sapi yang masuk ke Palangka Raya ikut terdampak dan berkurang. Oleh karena itu harga daging sapi kini juga mencapai Rp160.000 per kilogramnya.
"Selain adanya penyakit mulut dan kuku yang menyerang sapi, tingginya harga daging sapi murni ini juga karena rantai distribusi dan tingginya harga sapi di daerah lain," demikian Hadriansyah.
Baca juga: Mahasiswa KKN alami kecelakaan kerja dijamin BPJAMSOSTEK
Baca juga: Promosikan wisata dan produk UMKM, DPRD Kalteng dukung UCI MTB
Baca juga: SBNI Palangka Raya hadir sebagai pengayom dan pelindung buruh
Berita Terkait
Penyanyi Jos Binsar rilis single teranyar bertajuk "Scorpio"
Kamis, 19 Desember 2024 14:28 Wib
Kronologi pembunuhan oknum polisi AKS di Palangka Raya
Kamis, 19 Desember 2024 14:25 Wib
Grup tripleS gelar konser perdana di Jakarta pada pertengahan Januari 2025
Kamis, 19 Desember 2024 14:24 Wib
AKI kategori pemda jadi wujud apresiasi dalam memajukan kebudayaan
Kamis, 19 Desember 2024 14:21 Wib
Cara merawat kulit bayi menurut dokter
Kamis, 19 Desember 2024 14:15 Wib
Berikut kaitan pekerjaan dengan risiko alzheimer
Kamis, 19 Desember 2024 14:11 Wib
Alat cuci darah lokal pertama dan kedua se-ASEAN milik Indonesia
Kamis, 19 Desember 2024 13:59 Wib
Kelola pikiran agar tidak mengalami kelelahan saraf sensorik
Kamis, 19 Desember 2024 13:56 Wib