Jokowi tepati janji perbaiki sanitasi keluarga stunting
Medan (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan Presiden RI Joko Widodo telah menepati janjinya untuk memperbaiki sanitasi keluarga yang berisiko terkena stunting.
“Kalau rumah ini tidak ada septic tank, kalau banjir rob kan fesesnya naik. Kalau fesesnya naik kan bakteri e-coli di feses nanti ada diare, jadi habis rob mereka diare, sakit maka bisa dipahami (itu penyebab stunting-nya),” kata Kepala BKKBN saat ditemui ANTARA di Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat.
Perbaikan sanitasi dilakukan saat memperingati Hari Keluarga Nasional ke-29 tahun 2022 dengan lokasi revitalisasi di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara, sebagai bentuk keseriusan negara melindungi anak dari stunting.
Berdasarkan data dari Pendataan Keluarga (PK21) di Kelurahan Bagan Deli, jumlah keluarga yang terdata tinggal di daerah itu ada sebanyak 3.657 keluarga, dengan jumlah keluarga berisiko stunting mencapai 1.795 keluarga.
Baca juga: Jokowi anugerahkan 12 Satyalencana Wira Karya dalam Harganas ke-29
Sementara jumlah keluarga yang berisiko stunting dan memiliki perekonomian kategori miskin ada sebanyak 1.587 keluarga.
Dalam kunjungannya ke Kelurahan Bagan Deli pada Kamis (7/7), Presiden Joko Widodo bersama BKKBN, Kementerian PUPR dan pihak-pihak terkait melakukan bedah rumah guna dijadikan rumah percontohan bagi warga sekitar dalam membangun rumah yang layak huni bagi keluarga.
Terdapat tiga rumah yang sudah direvitalisasi. Tetapi nantinya, revitalisasi akan dilakukan di 24 rumah terpilih milik keluarga yang berisiko stunting tinggi.
Menurut Hasto, upaya yang dilakukan Presiden adalah langkah untuk melindungi anak dari stunting serta faktor-faktor yang dapat menurunkan kualitas kesehatan anak seperti terkena diare akibat bakteri E-Coli yang terbawa banjir rob.
Baca juga: Pesan Jokowi saat serahkan bantuan langsung ke pedagang Pasar Alasa Nias
Hal itu penting dijadikan sebagai salah satu fokus pengentasan stunting karena lingkungan kumuh berkontribusi sebesar 75 persen berpengaruh terhadap terjadinya stunting pada anak.
“Jadi kalau lingkungan dibiarkan kumuh, tidak punya jamban dan lainnya maka itu kontribusinya 75 persen jadi stunting," ujar Hasto.
Presiden RI Joko Widodo sendiri sudah meninjau langsung lokasi dan menyatakan akan segera membangun sebuah tanggul yang dapat melindungi perumahan warga dari banjir rob yang selalu membawa sampah dan kotoran masuk ke dalam rumah.
"Nantinya Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR akan kebagian penataan kawasannya. Jadi air bersihnya, sanitasinya, jalan kampungnya, semuanya akan ditata biar lebih sehat dan baik dan kemiskinan ekstrim yang ada disini juga bisa terentaskan,” kata Presiden.
Baca juga: Jokowi: Keadilan dan kemanfaatan hukum harus dirasakan nyata oleh rakyat
Baca juga: Jokowi anugerahkan Bintang Bhayangkara Nararya kepada tiga polisi
Baca juga: Jokowi minta gaungkan kembali pelaksanan prokes
“Kalau rumah ini tidak ada septic tank, kalau banjir rob kan fesesnya naik. Kalau fesesnya naik kan bakteri e-coli di feses nanti ada diare, jadi habis rob mereka diare, sakit maka bisa dipahami (itu penyebab stunting-nya),” kata Kepala BKKBN saat ditemui ANTARA di Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat.
Perbaikan sanitasi dilakukan saat memperingati Hari Keluarga Nasional ke-29 tahun 2022 dengan lokasi revitalisasi di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara, sebagai bentuk keseriusan negara melindungi anak dari stunting.
Berdasarkan data dari Pendataan Keluarga (PK21) di Kelurahan Bagan Deli, jumlah keluarga yang terdata tinggal di daerah itu ada sebanyak 3.657 keluarga, dengan jumlah keluarga berisiko stunting mencapai 1.795 keluarga.
Baca juga: Jokowi anugerahkan 12 Satyalencana Wira Karya dalam Harganas ke-29
Sementara jumlah keluarga yang berisiko stunting dan memiliki perekonomian kategori miskin ada sebanyak 1.587 keluarga.
Dalam kunjungannya ke Kelurahan Bagan Deli pada Kamis (7/7), Presiden Joko Widodo bersama BKKBN, Kementerian PUPR dan pihak-pihak terkait melakukan bedah rumah guna dijadikan rumah percontohan bagi warga sekitar dalam membangun rumah yang layak huni bagi keluarga.
Terdapat tiga rumah yang sudah direvitalisasi. Tetapi nantinya, revitalisasi akan dilakukan di 24 rumah terpilih milik keluarga yang berisiko stunting tinggi.
Menurut Hasto, upaya yang dilakukan Presiden adalah langkah untuk melindungi anak dari stunting serta faktor-faktor yang dapat menurunkan kualitas kesehatan anak seperti terkena diare akibat bakteri E-Coli yang terbawa banjir rob.
Baca juga: Pesan Jokowi saat serahkan bantuan langsung ke pedagang Pasar Alasa Nias
Hal itu penting dijadikan sebagai salah satu fokus pengentasan stunting karena lingkungan kumuh berkontribusi sebesar 75 persen berpengaruh terhadap terjadinya stunting pada anak.
“Jadi kalau lingkungan dibiarkan kumuh, tidak punya jamban dan lainnya maka itu kontribusinya 75 persen jadi stunting," ujar Hasto.
Presiden RI Joko Widodo sendiri sudah meninjau langsung lokasi dan menyatakan akan segera membangun sebuah tanggul yang dapat melindungi perumahan warga dari banjir rob yang selalu membawa sampah dan kotoran masuk ke dalam rumah.
"Nantinya Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR akan kebagian penataan kawasannya. Jadi air bersihnya, sanitasinya, jalan kampungnya, semuanya akan ditata biar lebih sehat dan baik dan kemiskinan ekstrim yang ada disini juga bisa terentaskan,” kata Presiden.
Baca juga: Jokowi: Keadilan dan kemanfaatan hukum harus dirasakan nyata oleh rakyat
Baca juga: Jokowi anugerahkan Bintang Bhayangkara Nararya kepada tiga polisi
Baca juga: Jokowi minta gaungkan kembali pelaksanan prokes