Pemkab Kotim targetkan penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024

id Pemkab Kotim targetkan penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, bupati kotim, Halikinnor, suparmadi

Pemkab Kotim targetkan penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024

Peserta rekonsiliasi stunting tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur berfoto bersama usai kegiatan, Rabu (3/8/2022). ANTARA/HO-Diskominfo Kotim

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menargetkan bisa menurunkan angka stunting atau penyakit gagal tumbuh pada anak, menjadi 14 pada 2024 mendatang. 

"Upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur masih harus ditingkatkan agar target penurunan stunting yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebesar 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kotawaringin Timur, Suparmadi di Sampit, Rabu. 

Penegasan itu disampaikan Suparmadi mewakili Bupati Halikinnor saat rekonsiliasi stunting tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur. Kegiatan ini dihadiri semua perangkat daerah terkait seperti DP3AP2KB, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Polres, Kodim 1015/Spt dan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah. 

Dijelaskan, sejak 2019 lalu pemerintah pusat menetapkan Kotawaringin Timur sebagai salah satu kabupaten lokus  penanganan stunting. Sejak saat itu pula penanganan stunting menjadi salah satu prioritas daerah di Kabupaten Kotawaringin Timur. 

Berdasarkan data dari riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI 2018, angka prevalensi stunting di Kotawaringin Timur sebesar 48,84 persen. Ini merupakan yang tertinggi di Kalimantan Tengah. 

Memasuki 2021, mengacu kepada data  Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan RI, angka prevalensi stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 32,5 persen, tertinggi ketiga setelah Kabupaten Gunung Mas dan Barito Timur.

Baca juga: Pusat diminta isi kekosongan aturan terkait pengelolaan plasma sawit

Mengacu pada data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) dari Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, data prevalensi stunting di Kotawaringin Timur per 31 Desember 2021 sebesar 23,2 persen, menurun 4,2 persen dari 2020 yang sebesar 27,4 persen.

"Dari data tersebut, walaupun mengalami penurunan, diketahui ada tiga kecamatan dengan angka stunting tertinggi yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut dan Baamang. Selain itu, ada tiga kecamatan yang mengalami kenaikan angka stunting yaitu Kecamatan Kota Besi, Cempaga dan Mentaya Hilir Selatan," jelas Suparmadi. 

Ditambahkannya, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur terus berupaya menekan angka stunting. Upaya pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan sumber daya yang tersedia. 

Kegiatan yang dilaksanakan mengacu pada pedoman pelaksanaan intervensi penurunan stunting yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 

Kegiatan itu meliputi delapan aksi konvergensi yaitu analisis situasi, penyusunan rencana program, pelaksanaan rembuk stunting, penetapan peraturan bupati tentang kewenangan desa, pembinaan kader pembangunan manusia, pelaksanaan sistem manajemen data pengukuran dan publikasi stunting
reviewe kinerja tahunan.

Baca juga: DPRD Kotim tunggu ketegasan Dishub melarang truk masuk kota

Baca juga: Pemkab Kotim tingkatkan koordinasi optimalisasi penanganan stunting

Baca juga: Pembenahan Stadion 29 November Sampit ditargetkan selesai November