Buaya bermunculan, BKSDA Sampit pasang pancing umpan ayam
Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menindaklanjuti laporan warga terkait bermunculannya buaya di Sungai Biding Kecamatan Mentaya Hilir Utara.
"Buaya yang terlihat warga dan petugas keamanan setempat lebih dari satu ekor. Diperkirakan berukuran setengah sampai tiga meter," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Jumat.
Muriansyah mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari dari humas salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit. Disebutkan, warga melihat kemunculan beberapa ekor buaya di Sungai Biding, anak Sungai Sampit yang bermuara ke Sungai Mentaya.
Sungai Biding masih dimanfaatkan warga untuk kegiatan sehari-hari yakni mandi, mencuci dan buang air. Sungai ini berbatasan dengan areal hak guna usaha perkebunan kelapa sawit tersebut.
Pihak perusahaan melaporkan informasi dari warga terkait kemunculan sejumlah buaya agar BKSDA membantu menangkap satwa liar tersebut karena dikhawatirkan membahayakan masyarakat.
Kekhawatiran ini cukup beralasan. Pernah terjadi serangan buaya pada karyawan perusahaan pada 31 Maret 2022. Seorang karyawan yang akrab disapa Amang Banjar diserang buaya saat buang air besar di parit tersebut.
Baca juga: Lulus seleksi, 847 tenaga kontrak Pemkab Kotim segera kembali bertugas
Serangan buaya membuat Amang Banjar luka ringan di bagian kaki kiri. Buaya yg menyerang tersebut diduga kuat merupakan buaya jenis buaya muara, dengan panjang sekitar satu meter.
Muriansyah datang ke lokasi ditemani seorang anggota Manggala Agni. Mereka melakukan observasi dengan mengamati kondisi perairan di sekitar lokasi tempat buaya muncul.
BKSDA berupaya menangkap buaya-buaya tersebut agar tidak menyerang manusia. Upaya penangkapan dilakukan dengan cara memasang pancing dengan umpan ayam.
"Dengan disaksikan security perusahaan dan warga, kami memasang satu set jerat atau pancing buaya umpan satu ekor ayam," sambung Muriansyah.
Muriansyah memberikan masukan kepada petugas keamanan perusahaan dan warga terkait ancaman serangan buaya. Aktivitas di sungai disarankan dihindari, khususnya ketika hari gelap karena sangat rawan serangan buaya.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi perusahaan perkebunan sepakat perbaiki jalan lingkar selatan
Baca juga: Nelayan Kotim selamatkan lima ABK korban kapal karam
Baca juga: Bupati Kotim perintahkan Satpol PP pantau rumah tanpa bendera
"Buaya yang terlihat warga dan petugas keamanan setempat lebih dari satu ekor. Diperkirakan berukuran setengah sampai tiga meter," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Jumat.
Muriansyah mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari dari humas salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit. Disebutkan, warga melihat kemunculan beberapa ekor buaya di Sungai Biding, anak Sungai Sampit yang bermuara ke Sungai Mentaya.
Sungai Biding masih dimanfaatkan warga untuk kegiatan sehari-hari yakni mandi, mencuci dan buang air. Sungai ini berbatasan dengan areal hak guna usaha perkebunan kelapa sawit tersebut.
Pihak perusahaan melaporkan informasi dari warga terkait kemunculan sejumlah buaya agar BKSDA membantu menangkap satwa liar tersebut karena dikhawatirkan membahayakan masyarakat.
Kekhawatiran ini cukup beralasan. Pernah terjadi serangan buaya pada karyawan perusahaan pada 31 Maret 2022. Seorang karyawan yang akrab disapa Amang Banjar diserang buaya saat buang air besar di parit tersebut.
Baca juga: Lulus seleksi, 847 tenaga kontrak Pemkab Kotim segera kembali bertugas
Serangan buaya membuat Amang Banjar luka ringan di bagian kaki kiri. Buaya yg menyerang tersebut diduga kuat merupakan buaya jenis buaya muara, dengan panjang sekitar satu meter.
Muriansyah datang ke lokasi ditemani seorang anggota Manggala Agni. Mereka melakukan observasi dengan mengamati kondisi perairan di sekitar lokasi tempat buaya muncul.
BKSDA berupaya menangkap buaya-buaya tersebut agar tidak menyerang manusia. Upaya penangkapan dilakukan dengan cara memasang pancing dengan umpan ayam.
"Dengan disaksikan security perusahaan dan warga, kami memasang satu set jerat atau pancing buaya umpan satu ekor ayam," sambung Muriansyah.
Muriansyah memberikan masukan kepada petugas keamanan perusahaan dan warga terkait ancaman serangan buaya. Aktivitas di sungai disarankan dihindari, khususnya ketika hari gelap karena sangat rawan serangan buaya.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi perusahaan perkebunan sepakat perbaiki jalan lingkar selatan
Baca juga: Nelayan Kotim selamatkan lima ABK korban kapal karam
Baca juga: Bupati Kotim perintahkan Satpol PP pantau rumah tanpa bendera