Sampit (ANTARA) - Lima minggu menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, lokasi dadakan penjualan sapi mulai bermunculan di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, salah satunya milik lapak Masrani yang berlokasi di Jalan HM Arsyad Km 2,5.
“Kami rutin membuka lapak di lokasi ini setiap menjelang Idul Adha, tahun ini rencananya kami menyiapkan sekitar 350 ekor sapi,” kata Masrani di Sampit, Jumat.
Hari Raya Idul Adha memang menjadi momentum yang dinantikan oleh pedagang hewan ternak, seperti sapi dan kambing. Menjelang Idul Adha penjualan sapi dan kambing akan meningkat untuk keperluan berkurban.
Masrani yang merupakan peternak sekaligus pedagang sapi ini tak melewatkan momentum tersebut dengan menjadi penyedia sapi kurban. Setiap tahunnya ia mampu mendatangkan ratusan ekor sapi untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Tahun ini ia berencana menyediakan kurang lebih 350 ekor sapi, 110 ekor di antaranya merupakan hewan ternak miliknya yang dirawat sejak 2023, sedangkan sisanya baru didatangkan dari Sulawesi jelang Idul Adha ini.
“Sebenarnya tahun lalu kami bisa menjual hingga 400 ekor sapi, tapi tahun ini dikurangi karena mempertimbangkan proses pengiriman yang agak lama. Takutnya sapinya tidak datang tepat waktu,” lanjutnya.
Masrani menyebutkan, sapi ternak miliknya telah menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dinas terkait secara berkala. Sedangkan, untuk sapi yang didatangkan dari luar daerah pun akan melalui uji laboratorium dan karantina selama dua minggu, sehingga sapi yang ia jual dipastikan aman dan sehat.
Jenis sapi yang ia jual adalah sapi dari Sulawesi yang dibanderol dengan harga Rp17,5 juta hingga Rp30 juta disesuaikan dengan bobotnya. Adapun, bobot sapi yang ia jual berkisar 65 kilogram sampai 160 kilogram.
“Terkait harga, hampir sama seperti tahun kemarin. Kalaupun ada kenaikan, selisihnya tidak jauh. Sedangkan untuk kendala, selama syarat dan prosedurnya dipenuhi tidak ada kendala,” ujarnya.
Ia menambahkan, potensi penjualan hewan kurban pada tahun ini sebenarnya cukup besar karena bertepatan dengan tahun politik. Namun, ia tak serta merta memanfaatkan hal tersebut, baginya yang penting sapi-sapi miliknya bisa habis terjual.
Baca juga: Dishub Kotim tindaklanjuti kerusakan dermaga penyeberangan
“Kami cari aman saja, yang penting bisa terjual. Karena perputaran uangnya tidak sedikit,” pungkasnya.
Sementara itu, Dokter Hewan Karantina Ahli Muda dari Karantina Pertanian Palangkaraya Wilayah Kerja (Wilker) Sampit, Drh. Sisca Pujiriani menyampaikan lalu lintas hewan ternak mulai mengalami peningkatan jelang Idul Adha.
“Sapi-sapi mulai berdatangan dari Madura dan Bali. Mulai 5 Mei 2024 sampai kemarin sore. Sejauh ini yang sudah masuk 675 ekor,” bebernya.
Sehubungan dengan itu, Karantina Pertanian Palangkaraya Wilker Sampit meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas hewan ternak. Pengawasan oleh Petugas Karantina dilakukan mulai 15 menit sebelum kapal pengangkut sapi sandar di pelabuhan.
Pihaknya akan memastikan kelengkapan dokumen karantina hewan, surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari Dinas Pertanian daerah asal, surat rekomendasi dinas, surat keterangan vaksinasi dan hasil uji laboratorium.
Kemudian, dilakukan desinfeksi terhadap sapi sebelum turun dari kapal atau ketika berada di dalam alat angkut, baik itu kapal kayu, truk maupun mobil pikap. Lalu, dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan uji laboratorium.
“Setelah hasil uji laboratorium dinyatakan lengkap, berikutnya dilakukan pemeriksaan fisik pada hewan. Kalau sudah dinyatakan sehat, sapi bisa diturunkan dari kapal,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemeriksaan seperti ini rutin dilakukan setiap ada hewan yang masuk maupun akan keluar dari Kotim. Bertujuan untuk melindungi masyarakat maupun hewan ternak yang ada di Kotim dari penyebaran penyakit. Adapun, semua sapi yang masuk ke Kotim sejauh ini dinyatakan dalam kondisi sehat dan bebas penyakit.
Baca juga: Disdik dampingi 84 PAUD di Kotim raih akreditasi
Baca juga: Wabup optimis BNNK dapat optimalkan penanganan kasus narkoba di Kotim
Baca juga: Disdik Kotim apresiasi peran Bunda PAUD dalam transisi pendidikan