Balai Taman Nasional Sebangau optimalkan peran MPA cegah karhutla

id Balai Taman Nasional Sebangau, BTNS, Kalimantan Tengah, Kalteng, Kepala BTNS, Andi M Khadafi, Balai Taman Nasional Sebangau optimalkan peran MPA cegah

Balai Taman Nasional Sebangau optimalkan peran MPA cegah karhutla

Kepala Balai Taman Nasional Sebangau Andi M Khadafi. ANTARA/Rendhik Andika.

Palangka Raya (ANTARA) - Balai Taman Nasional Sebangau (BTNS), Kalimantan Tengah, berkomitmen akan semakin mengoptimalkan keberadaan dan peran Masyarakat Peduli Api (MPA), dalam mencecah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berpotensi terjadi saat kemarau tiba.

"Jumlah Masyarakat Peduli Api binaan Balai TNS ada 10 kelompok. Tersebar di tiga kabupaten/kota di Kalteng di wilayah kerja kami," kata Kepala BTNS Andi M Khadafi di Palangka Raya, Kamis.

Dia menerangkan, pada setiap masyarakat peduli api terdapat 10-15 anggota, tergantung kapasitas dan kesiapan masyarakat saat awal pembentukan.

Dalam upaya antisipasi kebakaran lahan dan hutan, masyarakat peduli api melakukan patroli rutin untuk memetakan potensi karhutla dan mendeteksi potensi titik api.

Selain itu, jika menemukan kejadian kebakaran, MPA akan melakukan upaya pemadaman serta berkoordinasi dengan Balai Taman Nasional serta tim pemadam api di sekitar wilayah setempat.

"Jika pada kejadian itu api tak mampu dipadamkan atau berpotensi tak mampu dipadamkan, maka kami akan langsung menerjunkan tim ke lokasi," kata Andi.

Dia mengatakan, dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan anggota MPA, pihaknya sebelumnya juga telah memberikan pelatihan tentang upaya antisipasi, deteksi dini dan penanganan kebakaran hutan dan lahan.

"Selain melibatkan MPA, kami juga terus melakukan pemetaan potensi kebakaran hutan dan lahan serta melakukan pemeriksaan terhadap kondisi sumur bor di lapangan," kata Andi.

Baca juga: KLHK-BTNS gelar pelatihan "SMART" efektifkan konservasi Taman Nasional Sebangau

Dia mengatakan, di wilayah kerja Balai Taman Nasional Sebangau terdapat 625 sumur bor. Kondisi saat ini siap digunakan dan juga secara rutin dimanfaatkan untuk melakukan pembasahan lahan.

"SOP-nya jika lama tidak turun hujan, maka kami akan melakukan pembasahan lahan. Salah satu sumber airnya berasal dari sumur bor yang ada di sekitar lokasi," kata Andi.

Dia pun berharap, seluruh masyarakat terutama pemilik atau yang memanfaatkan lahan dapat memastikan tidak ada kebakaran di wilayah setempat.

"Karena rata-rata kebakaran hutan dan lahan terjadi karena ulah manusia. Di wilayah Balai Taman Nasional Sebangau sendiri lahan yang terbakar biasanya terdampak dari rembetan kebakaran dari luar wilayah," katanya.

Baca juga: Perlu upaya kolektif memulihkan ekosistem Taman Nasional Sebangau

Baca juga: BTNS-BNF perluas area penanaman pohon di Taman Nasional Sebangau