Sampit (ANTARA) -
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah, Sadtata Noor Adirahmanta antusias menyambut rencana pembuatan taman satwa yang diusung oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
“Kami menyambut dengan sangat baik dan antusias rencana ini, ibarat gayung bersambut, karena kami punya ide yang selaras dengan Bupati Kotim,” kata Sadtata di Sampit, Selasa.
Sadtata didampingi Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah bersama jajaran menyambangi rumah jabatan Bupati Kotawaringin Timur untuk membahas rencana pembuatan taman satwa di Pulau Hanibung, Kecamatan Kota Besi.
Menurutnya, rencana pembuatan taman satwa ini akan menjadi sebuah mode konservasi yang dijalankan sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Sesuai rencana Bupati Kotim, Pulau Hanibung nantinya akan dikembangkan sedemikian rupa untuk mengkonservasi kehidupan liar, sekaligus menjadi destinasi wisata yang dapat menarik minat wisatawan lokal hingga mancanegara.
“Untuk potensi saya belum bisa menilai banyak karena belum ke lokasi, tapi melihat dari video milik pemkab, sekilas dari sisi landscape saya optimis ini akan menjadi daya tarik yang justru bukan hanya untuk masyarakat lokal tapi luar negeri,” ucapnya.
Baca juga: Pemkab Kotim ajak swasta bantu pembangunan daerah
Sadtata menyampaikan, berdasarkan pengamatan pihaknya tren masyarakat untuk menikmati hutan liar sudah bergeser. Dulu masyarakat suka datang ke kebun binatang atau taman safari untuk melihat satwa liar, sedangkan kini masyarakat cenderung lebih suka melihat satwa di habitatnya langsung. Wisata seperti ini justru banyak diminati wisatawan mancanegara.
“Contoh wisata di Jawa, ada desa ramah burung dan desa ramah owa, 60 persen pengunjungnya merupakan wisatawan asing. Masyarakat lokal pun bisa mendapat penghasilan dari jasa pelayanan atau jualan, hal seperti ini yang akan kita kembangkan di Kotim,” jelasnya.
Sadtata pun mengapresiasi Pemkab Kotim yang berinisiatif membuat taman satwa meskipun status kawasan Pulau Hanibung sebenarnya adalah APL atau areal penggunaan lain.
“Pulau Hanibung ini statusnya APL, jadi kewenangan pemerintah daerah mau diapakan. Tapi, luar biasanya Pemkab Kotim mempunyai visi untuk mengkonservasikan itu meskipun statusnya bukan kawasan konservasi,” ujarnya.
Adapun, terkait potensi pertentangan dari warga lokal, terutama yang mata pencahariannya bergantung dengan hutan di pulau tersebut, seperti pemburu atau penebang pohon, ia yakin bisa diatasi.
Dalam hal ini tugas BKSDA bersama pemerintah daerah untuk mengedukasi sekaligus memberikan solusi bagi masyarakat setempat, bahwa ada peluang mata pencaharian baru dengan dibukanya taman satwa.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim Fajrurrahman menyampaikan terima kasih atas kunjungan BKSDA Kalteng yang semakin memantapkan rencana pemerintah daerah untuk membuat taman satwa di Pulau Hanibung.
“Sangat luar biasa teman-teman BSKDA Kalteng menyambut baik keinginan Bupati Kotim untuk menguatkan dan meningkatkan fungsi dari Pulau Hanibung,” sebutnya.
Langkah selanjutnya setelah audiensi ini, Pemkab Kotim bersama BKSDA Kalteng melakukan survei pendahuluan dan penelitian di Pulau Hanibung selama beberapa hari, tergantung kondisi di lapangan.
Hasil survei dan penelitian itu nantinya menjadi acuan dalam membuat kebijakan dan penataan serta penguatan Pulau Hanibung sebagai konservasi dan pemberdayaan masyarakat.