UMPR latih warga maksimalkan potensi tumbuhan obat lokal berbasis etnofarmasi

id UMPR latih warga maksimalkan potensi tumbuhan obat lokal berbasis etnofarmasi, kalteng, palangka Raya, umpr

UMPR latih warga maksimalkan potensi tumbuhan obat lokal berbasis etnofarmasi

UMPR latih warga maksimalkan potensi tumbuhan obat lokal berbasis etnofarmasi. ANTARA/HO-FIK UMPR

Palangka Raya  (ANTARA) - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (FIK UMPR) melatih warga di Kota Palangka Raya untuk memaksimalkan potensi manfaat tumbuhan lokal dengan basis etnofarmasi yang merupakan cara mempelajari penggunaan dan cara pengobatan yang dilakukan oleh etnik tertentu.

"Sasaran kami fokus terhadap masyarakat di Kelurahan Banturung, Kecamatan Bukit Batu. Kami memberikan edukasi dan pelatihan terkait cara dokumentasi penggunaan tumbuhan obat lokal," Akademisi FIK UMPR Risqika Yuliatantri P MFarm di Palangka Raya, Sabtu.

Dia mengatakan, pendekatan etnofarmasi tersebut meliputi empat hal. Pertama dokumentasi penggunaan tumbuhan obat, kedua menyediakan wadah untuk inventaris tumbuhan lokal yang akan digunakan.

"Ketiga dengan memberikan informasi perbandingan secara empiris dan literatur potensi tumbuhan obat yang digunakan dan terakhir melaksanakan kegiatan khusus dalam komunitas yang berupa edukasi serta pelatihan, yang dapat terhubung dalam ikatan kerja sama," katanya.

Dia mengatakan, tanaman obat sangat berpotensi untuk dikembangkan dan diproduksi dalam jumlah besar. Kekayaan alam hasil pertanian juga sangat melimpah, namun belum dimanfaatkan menjadi produk makanan siap saji.

Sementara itu, lanjut dia, sejak dulu kala, di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Palangka Raya, masyarakat yang hidup di sekitar kawasan hutan telah memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan untuk memelihara kesehatan dan mengobati berbagai macam penyakit.

Baca juga: BPN targetkan penyelesaian 1.000 bidang lahan Pemkot Palangka Raya

Masyarakat tradisional memiliki pengetahuan dalam memanfaatkan tumbuhan obat yang ada di sekitarnya, baik yang tumbuh liar atau yang merupakan budidaya.

"Namun, masuknya budaya modern ke masyarakat dikhawatirkan akan menyebabkan pengetahuan lokal akan mengalami erosi dan hilang. Hal ini mendorong upaya pelestarian pengetahuan lokal obat tradisional sedini mungkin," katanya.

Untuk itu, Risqika bersama Apt. Halida Suryadini, M.Farm dan Husna Fauzia, MSFarm beserta sejumlah mahasiswa FIK UMPR, melaksanakan program pengabdian masyarakat, guna mendorong warga semakin mampu memaksimalkan potensi dan manfaat tanaman obat tradisional.

Program pendampingan tersebut dapat dikembangkan menjadi kegiatan kewirausahaan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

"Semoga program ini bisa memajukan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam mengembangkan potensi tumbuhan obat dan hasil pertanian berbasis etnofarmasi menuju terciptanya desa mandiri," demikian Risqika. 

Baca juga: UMPR bersama lima PTM berkolaborasi tingkatkan SDM di era teknologi 5.0

Baca juga: Uskup Palangka Raya: Dua pastor pesta perak imamat bukti kesetiaan melayani Tuhan

Baca juga: Pemkot Palangka Raya dorong masyarakat maksimalkan pengelolaan potensi perikanan