Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyebutkan penerima dosis kedua dari vaksin COVID-19 telah mencapai 171.064.873 setelah bertambah 4.162 orang hingga pukul 12.00 WIB.
Dalam data Satgas yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu menyebutkan, kenaikan juga terjadi pada cakupan dosis pertama yang kini bertambah 7.632 orang. Sehingga total keseluruhan secara nasional mencapai 203.397.204 orang.
Kemudian penerima dosis ketiga telah mencapai 60.912.034 orang, setelah bertambah 12.664 orang.
Sementara dosis keempat yang kini baru diprioritaskan bagi tenaga kesehatan (nakes), telah ada sebanyak 380.726 orang. Meningkat 3.036 dari hari sebelumnya.
Pemerintah sendiri kini menargetkan 234.666.020 sebagai sasaran dari persebaran vaksin COVID-19 di Indonesia.
Sebelumnya, Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Amin Soebandrio menyatakan mutasi telah menyebabkan varian-varian baru COVID-19 semakin melemah.
“Mutasi itu sebetulnya justru membuat virusnya tampak lemah. Hanya empat sampai lima persen dari mutasi yang dapat membuat virus lebih fit atau bisa menyesuaikan diri,” kata Amin.
Ia mengatakan apabila mutasi virus dapat terjadi secara acak. Dalam proses itu, virus akan bereplikasi memperbanyak diri saat menemukan orang (host) baru untuk ditularkan, namun terdapat kemungkinan bila terjadi kesalahan penyalinan terhadap materi genetiknya.
Akibatnya, hanya empat sampai dengan lima persen virus dari hasil mutasi yang dapat menyesuaikan diri terhadap tekanan lingkungan di sekitarnya, baik karena obat ataupun antibodi.
Peluang tersebutlah yang kemudian harus dihadapi oleh Indonesia. Kondisi tersebut tidak bisa disepelekan karena menyebabkan risiko penularan dapat terjadi pada pihak manapun.
Ia menekankan jika vaksin yang telah didapatkan oleh masyarakat berapapun jumlah dosisnya, dapat sangat bermanfaat dan membentuk kekebalan imunitas di dalam masyarakat. Vaksinasi memberikan proteksi dari virus yang terus bermutasi dan terus berubah-ubah.
Beberapa perusahaan vaksin besar juga sedang berupaya untuk bisa menyesuaikan vaksin buatanya terhadap varian varian yang baru. Dirinya berharap, cakupan vaksinasi dapat terus ditingkatkan tanpa harus ada ketimpangan pada tiap-tiap kelompok dalam masyarakat.
“Berbicara tentang mutasi selama kita bisa mencegah si virus itu menemukan host baru (melalui vaksinasi), maka itu akan memperkecil kemungkinan virus itu bermutasi, itu yang harus kita lakukan,” demikian Amin Soebandrio.
Berita Terkait
Bank Dunia sebut BUMN mainkan peran penting selama COVID-19 dan pascapandemi
Sabtu, 5 Oktober 2024 12:52 Wib
KPK tetapkan tiga tersangka korupsi APD saat masa pandemi COVID-19
Kamis, 3 Oktober 2024 19:53 Wib
Pandemi COVID-19 pengaruhi angka kemiskinan di Gumas
Kamis, 1 Agustus 2024 16:14 Wib
Joe Biden dinyatakan positif COVID-19 saat kampanye di Las Vegas
Kamis, 18 Juli 2024 12:38 Wib
Mulai 15 Juli, Malaysia tak lagi terapkan karantina bagi individu positif COVID-19
Sabtu, 6 Juli 2024 23:32 Wib
Waspadai potensi peningkatan COVID-19 dengan prokes dan PHBS walau sudah endemi
Rabu, 29 Mei 2024 0:16 Wib
Lady Gaga mengaku pernah tampil di panggung saat mengidap COVID-19
Minggu, 26 Mei 2024 13:51 Wib
AstraZeneca tarik peredaran vaksin COVID-19 di seluruh dunia
Kamis, 9 Mei 2024 9:42 Wib