Palangka Raya (ANTARA) - Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (FK UMPR) mendatangkan Ketua Medical Education Universitas Muhammadiyah Makassar, dr Ummu Kalzum Malik MMed Ed Sp PA pada Pelatihan Instruktur Skill Lab (Keterampilan Klinik) di Ruang Rapat FK, Kampus II UMPR.
"Pelatihan ini diikuti oleh seluruh dosen dan fasilitator FK UMPR," kata Wakil Dekan I FK UMPR, Dr dr Faradila dikonfirmasi terkait pelatihan tersebut di Palangka Raya, Kamis.
Dia menambahkan bahwa peningkatan kompetensi para instruktur demi mendukung pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Untuk itu, pelatihan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas instruktur di laboratorium keterampilan klinis (Clinical Skills Laboratory/CSL), yang memegang peranan vital dalam proses pembelajaran mahasiswa kedokteran.
"Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk menyerap ilmu dari narasumber yang sangat kompeten di bidangnya,” kata Faradila.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para instruktur laboratorium keterampilan klinis FK UMPR dapat semakin profesional dan kompeten dalam membimbing mahasiswa.
"Hal ini tentu akan berkontribusi pada peningkatan mutu lulusan FK UMPR di masa depan," katanya.
Dada sesi materi, dr Ummu Kalzum Malik menekankan bahwa seorang dosen tidak hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan dan pembimbing yang memberikan arahan serta umpan balik yang membangun dalam proses pembelajaran mahasiswa.
Dia mengatakan, sasaran psikomotorik biasanya berfokus pada perubahan atau pengembangan perilaku atau keterampilan, sehingga dosen sebagai role model, fasilitator, sekaligus penilai tersebut memiliki tugas untuk memberikan pengarahan yang efektif.
"Caranya melalui umpan balik yang konstruktif untuk mendorong mahasiswa menjadi pembelajar mandiri dalam sistem 'student-centered learning',” jelasnya.
Dia juga memaparkan pentingnya nilai-nilai integritas dan karakter Islami dalam diri seorang instruktur. Instruktur muslim yang baik harus memiliki kejujuran sebagai dasar dari integritas profesional.
"Selain itu, perlu menanamkan nilai altruism seperti itsar (mendahulukan orang lain), rohmah (kasih sayang), respect dan empathy dalam membina hubungan dengan mahasiswa dan sesama tenaga pendidik,” kata Ummu Kalzum Malik.
Baca juga: Mahasiswa Fisipol UMPR kuliah lapangan ke DPRD Palangka Raya belajar legislasi
Ia juga menambahkan bahwa nilai-nilai keadilan dan kerja sama menjadi landasan penting dalam lingkungan akademik. Instruktur juga harus adil dalam menilai dan memperlakukan mahasiswa, serta menjunjung tinggi kerja sama atau ta’awun, demi terciptanya suasana belajar yang kondusif.
"Nilai tanggung jawab pun tak kalah penting. Tanggung jawab mencakup accountability, disiplin, kepemimpinan, dan keberanian dalam mengambil keputusan serta tampil dengan penampilan profesional yang mencerminkan dedikasi,” katanya.
Selain itu juga terkait sifat amanah, yaitu menjalankan tugas secara jujur dan penuh tanggung jawab. Terakhir, ia menyoroti pentingnya semangat excellence and scholarship, yang menurutnya harus diwujudkan dalam kompetensi yang mumpuni, sikap ihsan (berbuat terbaik), dan tawadu (rendah hati).
Baca juga: UMPR galakkan riset koloborasi internasional dosen dan mahasiswa
Baca juga: FAI UMPR gandeng pakar internasional matangkan pendirian S2 PAI
Baca juga: FAI UMPR tingkatkan strategi pembelajaran era digital lewat kuliah pakar