Tekan inflasi, Pemkab Kobar bina 62 kelompok wanita tani

id Kobar bina kelompok wanita tani, inflasi, inflasi di kobar, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Kotawaringin Barat, Dinas Ketaha

Tekan inflasi, Pemkab Kobar bina 62 kelompok wanita tani

Salah satu KWT binaan DKP Kabupaten Kotawaringin Barat, Rabu (28/9). ANTARA/HO-DKP Kobar.

Pangkalan Bun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, melalui Dinas Ketahanan Pangan setempat, melakukan pembinaan terhadap 62 kelompok wanita tani (KWT) sebagai upaya membantu memperkuat perekonomian keluarga dan tekan inflasi yang saat ini terjadi. 

Plt Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan Adi Budiarto di Pangkalan Bun, Rabu, mengatakan bahwa hampir seluruh kelurahan atau desa se Kobar sudah memiliki KWT yang di bawah naungan Dinas Ketahanan Pangan Kobar yang sudah berjalan sejak tahun 2020.

"62 KWT itu terbagi di seluruh desa di 6 kecamatan di Kobar, dan kami rutin melakukan penyuluhan pendampingan agar KWT tersebut tetap berjalan," ucapnya.dia.

Dijelaskannya, wanita tani yang tergabung dalam KWT ini didorong mengisi waktunya sebagai ibu rumah tangga untuk memanfaatkan perkarangan rumah atau lahan kosong dekat rumah untuk bertanam tanaman hortikultura. 

"Apalagi kondisi saat ini yang harga bahan pokok serba naik, maka dengan itu, kami ingin mengoptimalkan peran KWT guna menekan inflasi," kata Adi Budiarto.

Selain meningkatkan ketahanan pangan keluarga, keberadaan Kelompok Wanita Tani juga sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan kestabilan ekonomi.

"Kadang hasil panen dari pekarangan pangan lestari (P2L) masing-masing KWT kami bagikan kepada masyarakat dan ada juga dijual ke pasar,"  katanya.

Baca juga: Dinas Sosial Kobar terima bantuan kursi roda dari PT SSMS

Saat ini KWT di Kobar membudidayakan aneka sayuran seperti bayam, kacang panjang, kangkung, sawi, terong ungu, cabai rawit, lombok keriting, seledri, dan jenis lainnya. 

Seperti KWT Beringin Jaya yang berada di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan yang aktif memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan dan sumber pendapatan atau perekonomian. 

"Bahkan saat ini mereka sudah memiliki bangunan untuk pembibitan sendiri, dan hasil budidaya di jual dengan harga cukup tinggi, karena tidak menggunakan pestisida sehingga aman untuk kesehatan," demikian Adi Budiarto.

Baca juga: Pj Bupati lantik pengurus Baznas Kobar periode 2022-2027

Baca juga: Pejabat Thailand melihat langsung perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Kobar