Pengelola kafe di Sampit diminta bantu cegah aktivitas LGBT

id Pengelola kafe di Sampit diminta bantu cegah aktivitas LGBT, kalteng, sampit, kotim, Kotawaringin Timur, lgbt

Pengelola kafe di Sampit diminta bantu cegah aktivitas LGBT

Camat Baamang Ady Candra bersama unsur Forkopimcam setempat usai sosialisasi deteksi dini aktivitas kelompok LGBT kepada pengelola kafe dan tempat hiburan, Senin (3/10/2022). ANTARA/HO-Pemkab Kotim

Sampit (ANTARA) - Pengelola kafe dan restoran di Kecamatan Baamang, Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diminta membantu pemerintah mencegah munculnya aktivitas kelompok LGBT atau lesbian, gay, biseksual dan transgender di wilayah ini agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. 

"Saya tidak bisa memastikan jumlahnya tapi saya nyatakan (LGBT) itu ada, namun di situlah peran kami di Forkopimcam bersama pemangku kepentingan lainnya memulai pencegahan atau deteksi dini. Salah satunya menggandeng pengelola kafe dan restoran," kata Camat Baamang Ady Candra di Sampit, Senin. 

Candra memimpin rapat sosialisasi didampingi unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Baamang. Pengelola kafe dan restoran yang hadir mendukung kegiatan pencegahan dini terhadap potensi munculnya kegiatan yang bisa meresahkan masyarakat tersebut. 

Menurut Candra, rencana kegiatan road show kelompok LGBT yang mendapat penolakan di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah, juga menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur. Pemerintah daerah juga mengantisipasi agar kegiatan kelompok yang dinilai berperilaku menyimpang itu tidak sampai terjadi di Kotawaringin Timur. 

Kecamatan Baamang yang wilayahnya berada di sebagian pusat kota Sampit juga mewaspadai hal itu. Apalagi, terdapat beberapa kafe, restoran dan tempat hiburan di kecamatan ini sehingga perlu pengawasan untuk mencegah munculnya hal yang tidak diinginkan. 

Dia menyebutkan, saat ini di Kecamatan Baamang terdapat empat buah kafe cukup besar serta 24 warung kopi. Selain itu terdapat beberapa restoran maupun tempat hiburan. 

Langkah yang diambil pemerintah kecamatan bersama Forkopimcam Baamang adalah menggandeng pengelola restoran, kafe dan tempat hiburan. Pemerintah memberi pemahaman agar pelaku usaha juga turut berperan mencegah munculnya aktivitas kelompok LGBT. 

Baca juga: Petani Kotim bisa pinjam ekskavator gratis lewat online

Pemerintah kecamatan juga akan membuat pamflet imbauan di tempat-tempat usaha untuk tidak memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang memicu munculnya keresahan masyarakat, salah satunya kegiatan kelompok LGBT. 

Forkopimcam Baamang akan melakukan inspeksi di tempat usaha kafe dan restoran. Apabila terbukti tempat usaha dijadikan sarang oknum perilaku menyimpang maka pemerintah daerah akan mengambil tindakan tegas. 

"Polsek bahkan menegaskan tidak akan ragu-ragu mengambil tindakan. Pelaku usaha juga kami minta tegas, khususnya juga yang menyediakan ruang karaoke agar tidak memberi ruang terhadap aktivitas LGBT. Jika ada yang terbukti memfasilitasi, saya akan mengeluarkan rekomendasi untuk bermohon dicabut izin usahanya," tegas Ady Candra. 

Sementara itu Kepala Puskesmas Baamang I, Supriadi tidak menampik adanya LGBT yang berkonsultasi. Pihaknya selaku penyedia layanan kesehatan berusaha membantu dalam hal pengobatan dan pencegahan karena kelompok ini termasuk berisiko tinggi penyakit menular seperti HIV/AIDS dan penyakit kelamin. 

"Kami juga melakukan pemeriksaan rutin kepada mereka yang berisiko tinggi tertular HIV. Untuk mencegah perilaku seperti mereka, kami menyarankan harus digencarkan terhadap pelajar agar dilakukan pembinaan psikologis tentang bagaimana berperilaku yang baik," demikian Supriadi. 

Baca juga: Perusahaan sawit di Kotim minim bantu pasok darah untuk PMI

Baca juga: Pemkab Kotim awasi kemungkinan munculnya aktivitas kelompok LGBT

Baca juga: BKPRMI Kotim ajak masyarakat cegah anak terpapar perilaku LGBT