Rusia berminat terlibat proyek kereta IKN
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi minat Rusia melalui tawaran Presiden Vladimir Putin untuk terlibat dalam proyek transportasi kereta di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara melalui perusahaan Russian Railways.
"Saya juga mengapresiasi minat Rusia untuk terlibat dalam pengembangan Ibu Kota Negara atau IKN," kata Puan di Jakarta, Kamis.
Puan menyampaikan langsung apresiasi tersebut saat bertemu Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Rusia Valentina Matvienko di sela-sela perhelatan the 8th G20 Parliamentary Speakers Summit (P20) di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Puan mengatakan Indonesia saat ini masih menunggu soal kelanjutan dari tawaran Presiden Putin untuk mengembangkan transportasi kereta api di IKN Nusantara tersebut.
DPR juga berharap rencana peningkatan kemitraan antara Indonesia dan Rusia menjadi mitra strategis dapat segera terwujud, sekaligus peluncuran perundingan perdagangan Indonesia dengan Eurasian Economic Forum.
Puan menilai Rusia merupakan pasar potensial dan mitra dagang utama di kawasan Eropa Timur dan Tenggara dengan target peningkatan nilai perdagangan mencapai 5 miliar dolar AS.
"Bagi Indonesia, Rusia juga merupakan negara potensial untuk kerja sama investasi karena nilai realisasi investasi Rusia di Indonesia yang terus meningkat," katanya.
Puan juga menyampaikan harapan DPR RI agar hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Rusia yang sudah berjalan dengan baik dapat terus ditingkatkan, terutama dengan memanfaatkan forum kerja sama bilateral yang telah terbentuk dan dilakukan pertemuan secara reguler, seperti Sidang Komisi Bersama Bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik, serta Konsultasi Bilateral Bidang Keamanan.
"Saya mendorong kerja sama di bidang pertahanan antara Indonesia dengan Rusia. Bagi kami, Rusia merupakan alternatif negara untuk pengadaan atau modernisasi alutsista Indonesia," katanya kepada Matvienko.
Terkait hubungan Indonesia dengan Rusia yang sudah terbangun selama 70 tahun, Puan menyinggung sejarah Presiden pertama RI Soekarno dengan mantan Perdana Menteri (PM) Nikita Kruschev yang memiliki hubungan hangat.
"Saya dengar mantan Perdana Menteri Nikita Kruschev mengirimkan produk selai dan puding terbaik Rusia kepada Presiden Soekarno secara berkala. Perlakuan spesial Kruschev ini terus membekas dalam ingatan Bung Karno," katanya.
Kemitraan Indonesia dan Rusia juga ditandai oleh Deklarasi tentang Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad ke-21, yang ditandatangani oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 21 April 2003.
Hubungan baik itu juga tercermin seperti saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow pada 30 Juni lalu. Pertemuan itu sebagai rangkaian misi perdamaian Indonesia setelah melakukan kunjungan ke Kyiv, Ukraina.
"Saya sangat mengapresiasi hasil pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Putin di Moskow, antara lain akan memberikan jaminan keamanan logistik pupuk dan pangan, khususnya gandum, dari Rusia dan Ukraina," ujar Puan Maharani.
"Saya juga mengapresiasi minat Rusia untuk terlibat dalam pengembangan Ibu Kota Negara atau IKN," kata Puan di Jakarta, Kamis.
Puan menyampaikan langsung apresiasi tersebut saat bertemu Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Rusia Valentina Matvienko di sela-sela perhelatan the 8th G20 Parliamentary Speakers Summit (P20) di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Puan mengatakan Indonesia saat ini masih menunggu soal kelanjutan dari tawaran Presiden Putin untuk mengembangkan transportasi kereta api di IKN Nusantara tersebut.
DPR juga berharap rencana peningkatan kemitraan antara Indonesia dan Rusia menjadi mitra strategis dapat segera terwujud, sekaligus peluncuran perundingan perdagangan Indonesia dengan Eurasian Economic Forum.
Puan menilai Rusia merupakan pasar potensial dan mitra dagang utama di kawasan Eropa Timur dan Tenggara dengan target peningkatan nilai perdagangan mencapai 5 miliar dolar AS.
"Bagi Indonesia, Rusia juga merupakan negara potensial untuk kerja sama investasi karena nilai realisasi investasi Rusia di Indonesia yang terus meningkat," katanya.
Puan juga menyampaikan harapan DPR RI agar hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Rusia yang sudah berjalan dengan baik dapat terus ditingkatkan, terutama dengan memanfaatkan forum kerja sama bilateral yang telah terbentuk dan dilakukan pertemuan secara reguler, seperti Sidang Komisi Bersama Bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik, serta Konsultasi Bilateral Bidang Keamanan.
"Saya mendorong kerja sama di bidang pertahanan antara Indonesia dengan Rusia. Bagi kami, Rusia merupakan alternatif negara untuk pengadaan atau modernisasi alutsista Indonesia," katanya kepada Matvienko.
Terkait hubungan Indonesia dengan Rusia yang sudah terbangun selama 70 tahun, Puan menyinggung sejarah Presiden pertama RI Soekarno dengan mantan Perdana Menteri (PM) Nikita Kruschev yang memiliki hubungan hangat.
"Saya dengar mantan Perdana Menteri Nikita Kruschev mengirimkan produk selai dan puding terbaik Rusia kepada Presiden Soekarno secara berkala. Perlakuan spesial Kruschev ini terus membekas dalam ingatan Bung Karno," katanya.
Kemitraan Indonesia dan Rusia juga ditandai oleh Deklarasi tentang Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad ke-21, yang ditandatangani oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 21 April 2003.
Hubungan baik itu juga tercermin seperti saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow pada 30 Juni lalu. Pertemuan itu sebagai rangkaian misi perdamaian Indonesia setelah melakukan kunjungan ke Kyiv, Ukraina.
"Saya sangat mengapresiasi hasil pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Putin di Moskow, antara lain akan memberikan jaminan keamanan logistik pupuk dan pangan, khususnya gandum, dari Rusia dan Ukraina," ujar Puan Maharani.