“Yang terakhir korban adalah anak berusia 1 tahun 10 bulan, meninggal di RSUD WZ Johanes Kota Kupang,” kata Ketua IDAI NTT dr Woro Indri Padmosiwi, Sp.A di Kupang, Senin.
Informasi tersebut disampaikannya berkaitan dengan perkembangan kasus meninggalnya anak di NTT dampak dari gagal ginjal akut akibat mengonsumsi obat sirup.
Ia menjelaskan bahwa dua kasus sebelumnya yakni anak usai satu tahun 10 bulan di Waikabubak, Sumba Barat yang hendak dirujuk ke Denpasar, Bali namun tidak tertolong karena sakitnya semakin parah.
Kasus kedua yakni kasus meninggalnya seorang anak di Kabupaten Rote Ndao yang memiliki gejala yang berkaitan dengan gagal ginjal akut.
Dia menyebutkan anak berusia satu tahun 10 bulan berinisial AR itu sempat dirawat intensif di RSUD WZ Johanes Kupang, namun tidak tertolong nyawanya.
“Kami sudah laporkan kasus ini ke Kementerian Kesehatan,” tambahnya.
Pihaknya juga menyarankan agar para orang tua lebih berhati-hati dalam hal memberikan obat khususnya obat sirup yang dibeli dari apotek-apotek yang ada di NTT.
IDAI juga menambahkan sudah mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi NTT untuk menyediakan alat cuci darah bagi anak-anak di NTT.
Hal ini guna mendukung percepatan penyembuhan anak-anak yang didiagnosa alami gagal ginjal akut sehingga pasien yang sakit tidak perlu lagi mencari perawatan hingga ke luar NTT, demikian Woro Indri Padmosiwi.
Baca juga: PT Kalbe nyatakan tak gunakan etilen glikol
Baca juga: Gagal ginjal muncul akibat vaksin COVID-19 hoaks
Baca juga: IDAI NTT: Dua anak meninggal dunia akibat gejala gagal ginjal akut