Berangsur surut, banjir masih merendam delapan desa di Kotim
Sampit (ANTARA) - Banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berangsur surut dan tersisa delapan desa yang masih terendam banjir.
"Berdasarkan laporan hingga pukul 15.00 WIB kemarin tersisa delapan desa yang masih banjir. Ketinggian air bervariasi antara 15 sampai 120 centimeter. Mudah-mudahan semua segera surut," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Rihel di Sampit, Jumat.
Rihel menyebutkan, banjir masih merendam di delapan desa yang tersebar di dua kecamatan yaitu Parenggean dan Kota Besi. Meski berangsur surut, warga diingatkan tetap waspada karena hujan masih kerap terjadi.
Banjir yang masih melanda Kecamatan Parenggean terjadi di empat desa yaitu Bejarau, Barunang Miri, Tehang dan Menjalin. Sementara itu banjir di Kecamatan Kota Besi juga masih merendam empat desa yakni Hanjalipan, Simpur, Palangan dan Dusun Pemadauan Desa Pemalian.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan pemkab beri ketegasan status lahan eks lokalisasi
Hasil pendataan, banjir mengakibatkan rumah terdampak 826 buah, rumah terendam 6 buah, tempat ibadah satu buah, sekolah satu buah, fasilitas umum lainnya satu buah serta keluarga terdampak sebanyak 791 kepala keluarga dengan 2.685 jiwa.
Rihel mengatakan, banjir kali ini lebih lama dan lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bahkan ada desa yang sudah lebih dari dua bulan dilanda banjir, yakni Desa Hanjalipan.
Data keseluruhan banjir yang melanda Kotawaringin Timur dalam dua bulan terakhir yakni banjir terjadi di 69 desa yang tersebar di sembilan kecamatan. Tercatat banjir berdampak terhadap 3.783 rumah, 6.341 kepala keluarga, 21.973 desa, 23 tempat ibadah, 20 sekolah dan lima fasilitas kesehatan.
Saat ini BPBD terus memantau perkembangan kondisi banjir. Penyaluran bantuan juga terus berlangsung dengan melibatkan pihak terkait seperti Dinas Sosial, serta pihak atau donatur lainnya yang membantu.
Status tanggap darurat banjir juga masih diperpanjang hingga 14 November nanti. Hal ini menegaskan kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menangani dampak banjir hingga kondisi benar-benar kembali normal.
"Mudah-mudahan saja curah hujan tidak kembali meningkat signifikan. Tapi, tentu kita harus selalu waspada terhadap semua kemungkinan karena hingga saat ini hujan memang masih sering terjadi," demikian Rihel.
Sementara itu, hujan kembali mengguyur Sampit pada Jumat pagi. Masyarakat berharap peningkatan intensitas hujan tidak sampai kembali memicu banjir di sejumlah wilayah di Kotawaringin Timur.
Baca juga: Bantuan terus mengalir untuk korban banjir di Kotim
Baca juga: Dinkes Kotim periksa sampel antisipasi varian baru COVID
Baca juga: Juara umum MTQ dan FSQ Kotim kembali diborong Ketapang
"Berdasarkan laporan hingga pukul 15.00 WIB kemarin tersisa delapan desa yang masih banjir. Ketinggian air bervariasi antara 15 sampai 120 centimeter. Mudah-mudahan semua segera surut," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Rihel di Sampit, Jumat.
Rihel menyebutkan, banjir masih merendam di delapan desa yang tersebar di dua kecamatan yaitu Parenggean dan Kota Besi. Meski berangsur surut, warga diingatkan tetap waspada karena hujan masih kerap terjadi.
Banjir yang masih melanda Kecamatan Parenggean terjadi di empat desa yaitu Bejarau, Barunang Miri, Tehang dan Menjalin. Sementara itu banjir di Kecamatan Kota Besi juga masih merendam empat desa yakni Hanjalipan, Simpur, Palangan dan Dusun Pemadauan Desa Pemalian.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan pemkab beri ketegasan status lahan eks lokalisasi
Hasil pendataan, banjir mengakibatkan rumah terdampak 826 buah, rumah terendam 6 buah, tempat ibadah satu buah, sekolah satu buah, fasilitas umum lainnya satu buah serta keluarga terdampak sebanyak 791 kepala keluarga dengan 2.685 jiwa.
Rihel mengatakan, banjir kali ini lebih lama dan lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bahkan ada desa yang sudah lebih dari dua bulan dilanda banjir, yakni Desa Hanjalipan.
Data keseluruhan banjir yang melanda Kotawaringin Timur dalam dua bulan terakhir yakni banjir terjadi di 69 desa yang tersebar di sembilan kecamatan. Tercatat banjir berdampak terhadap 3.783 rumah, 6.341 kepala keluarga, 21.973 desa, 23 tempat ibadah, 20 sekolah dan lima fasilitas kesehatan.
Saat ini BPBD terus memantau perkembangan kondisi banjir. Penyaluran bantuan juga terus berlangsung dengan melibatkan pihak terkait seperti Dinas Sosial, serta pihak atau donatur lainnya yang membantu.
Status tanggap darurat banjir juga masih diperpanjang hingga 14 November nanti. Hal ini menegaskan kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menangani dampak banjir hingga kondisi benar-benar kembali normal.
"Mudah-mudahan saja curah hujan tidak kembali meningkat signifikan. Tapi, tentu kita harus selalu waspada terhadap semua kemungkinan karena hingga saat ini hujan memang masih sering terjadi," demikian Rihel.
Sementara itu, hujan kembali mengguyur Sampit pada Jumat pagi. Masyarakat berharap peningkatan intensitas hujan tidak sampai kembali memicu banjir di sejumlah wilayah di Kotawaringin Timur.
Baca juga: Bantuan terus mengalir untuk korban banjir di Kotim
Baca juga: Dinkes Kotim periksa sampel antisipasi varian baru COVID
Baca juga: Juara umum MTQ dan FSQ Kotim kembali diborong Ketapang