Terowongan Nur Mentaya upaya menumbuhkan ekonomi masyarakat
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor mengatakan, kehadiran ikon baru Kota Sampit yaitu terowongan Nur Mentaya merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Dengan adanya terowongan Nur Mentaya ini kami berharap kawasan ini akan menjadi hidup. Banyaknya orang yang singgah, menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat untuk membuka usaha di sini," kata Halikinnor saat meresmikan penyalaan perdana lampu terowongan Nur Mentaya, Sabtu malam.
Kawasan yang diberi nama Terowongan Nur Mentaya meliputi Jalan Tjilik Riwut dari Bundaran Adipura atau bundaran Jalan Samekto melintasi Bundaran Tjilik Riwut hingga pintu gerbang Sampit di depan Stadion 29 November Sampit.
Sebanyak 172 lampu dipasang di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan. Lampu hias yang di bagian atas terdapat ornamen berbentuk ikan jelawat itu dibuat melengkung ke tengah jalan sehingga ketika lampunya dinyalakan maka dari kejauhan terlihat indah seperti sebuah terowongan cahaya.
Turut hadir dalam peresmian itu Kapolres AKBP Sarpani, Dandim 1015/Spt Letkol Inf Abdul Hamid, Wakil Bupati Irawati, Wakil Ketua Komisi III Dadang Siswanto, Sekretaris Daerah Fajrurrahman. Ratusan warga juga turut hadir memadati sepanjang kawasan terowongan Nur Mentaya.
Tepuk tangan meriah dari warga membuat suasana menjadi semarak saat bupati bersama pejabat lainnya menekan tombol sirine yang kemudian diikuti menyalanya secara serentak lampu hias di kawasan terowongan Nur Mentaya.
Halikinnor berharap, selain menjadi ikon baru kebanggaan masyarakat Sampit, terowongan Nur Mentaya juga bisa menjadi lokasi baru untuk berwisata dan bersantai. Dampaknya, terjadi perputaran ekonomi yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah daerah juga akan terus membenahi kawasan tersebut, seperti memperbaiki jalan dan drainase agar semakin bagus dan tidak sampai ada genangan saat hujan sehingga masyarakat merasa nyaman bersantai di kawasan itu.
"Nanti jika sudah siap, jalan ini kita tutup saat hari Minggu untuk kita jadikan kawasan 'car free day' sehingga masyarakat bisa menikmati suasana santai, sekaligus untuk mendukung ekonomi masyarakat kita," ujar Halikinnor.
Untuk menjaga agar lampu di sepanjang terowongan Nur Mentaya tetap menyala, dia berencana membagi tanggung jawab kepada setiap organisasi perangkat daerah dalam merawat lampu-lampu hias tersebut.
Halikinnor juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama merawat terowongan Nur Mentaya. Sangat disayangkan jika sampai ada yang merusak, apalagi mencuri aset di kawasan terowongan Nur Mentaya.
"Nanti kita bangun posko Satpol PP di sini untuk memudahkan petugas mengawasi kawasan terowongan Nur Mentaya. Saya mengajak masyarakat juga membantu pemerintah daerah dalam merawat dan menjaga ini," demikian Halikinnor.
Sementara, sambutan luar biasa ditunjukkan masyarakat dengan diresmikannya terowongan Nur Mentaya. Mereka merasa bangga dan berterima kasih kepada pemerintah karena kini ada ikon baru yang menjadi kebanggaan warga Sampit.
"Terlepas ada sebagian kecil yang tidak sependapat, saya rasa itu wajar. Tapi saya pribadi merasa senang dan bangga. Saya tidak menyangka daerah kita juga bisa keren seperti ini, seperti di kota-kota besar. Ini akan berdampak positif terhadap pariwisata dan ekonomi kerakyatan kita," kata Dian, warga Sampit.
Warga lainnya juga berterima kasih karena kawasan yang dulunya gelap dan sepi, kini berubah gemerlap dan ramai. Ini sangat menarik bagi masyarakat lokal maupun warga luar daerah yang melintasi terowongan Nur Mentaya yang lokasinya di jalur Trans Kalimantan Poros Selatan tersebut.
Baca juga: Bupati Kotim minta lelang dilaksanakan lebih awal
Baca juga: Terjadi kerusakan, PUPR Kalteng langsung perbaiki jalan penghubung Kotim-Seruyan
Baca juga: Terowongan Nur Mentaya jadi ikon baru Sampit
"Dengan adanya terowongan Nur Mentaya ini kami berharap kawasan ini akan menjadi hidup. Banyaknya orang yang singgah, menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat untuk membuka usaha di sini," kata Halikinnor saat meresmikan penyalaan perdana lampu terowongan Nur Mentaya, Sabtu malam.
Kawasan yang diberi nama Terowongan Nur Mentaya meliputi Jalan Tjilik Riwut dari Bundaran Adipura atau bundaran Jalan Samekto melintasi Bundaran Tjilik Riwut hingga pintu gerbang Sampit di depan Stadion 29 November Sampit.
Sebanyak 172 lampu dipasang di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan. Lampu hias yang di bagian atas terdapat ornamen berbentuk ikan jelawat itu dibuat melengkung ke tengah jalan sehingga ketika lampunya dinyalakan maka dari kejauhan terlihat indah seperti sebuah terowongan cahaya.
Turut hadir dalam peresmian itu Kapolres AKBP Sarpani, Dandim 1015/Spt Letkol Inf Abdul Hamid, Wakil Bupati Irawati, Wakil Ketua Komisi III Dadang Siswanto, Sekretaris Daerah Fajrurrahman. Ratusan warga juga turut hadir memadati sepanjang kawasan terowongan Nur Mentaya.
Tepuk tangan meriah dari warga membuat suasana menjadi semarak saat bupati bersama pejabat lainnya menekan tombol sirine yang kemudian diikuti menyalanya secara serentak lampu hias di kawasan terowongan Nur Mentaya.
Halikinnor berharap, selain menjadi ikon baru kebanggaan masyarakat Sampit, terowongan Nur Mentaya juga bisa menjadi lokasi baru untuk berwisata dan bersantai. Dampaknya, terjadi perputaran ekonomi yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah daerah juga akan terus membenahi kawasan tersebut, seperti memperbaiki jalan dan drainase agar semakin bagus dan tidak sampai ada genangan saat hujan sehingga masyarakat merasa nyaman bersantai di kawasan itu.
"Nanti jika sudah siap, jalan ini kita tutup saat hari Minggu untuk kita jadikan kawasan 'car free day' sehingga masyarakat bisa menikmati suasana santai, sekaligus untuk mendukung ekonomi masyarakat kita," ujar Halikinnor.
Untuk menjaga agar lampu di sepanjang terowongan Nur Mentaya tetap menyala, dia berencana membagi tanggung jawab kepada setiap organisasi perangkat daerah dalam merawat lampu-lampu hias tersebut.
Halikinnor juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama merawat terowongan Nur Mentaya. Sangat disayangkan jika sampai ada yang merusak, apalagi mencuri aset di kawasan terowongan Nur Mentaya.
"Nanti kita bangun posko Satpol PP di sini untuk memudahkan petugas mengawasi kawasan terowongan Nur Mentaya. Saya mengajak masyarakat juga membantu pemerintah daerah dalam merawat dan menjaga ini," demikian Halikinnor.
Sementara, sambutan luar biasa ditunjukkan masyarakat dengan diresmikannya terowongan Nur Mentaya. Mereka merasa bangga dan berterima kasih kepada pemerintah karena kini ada ikon baru yang menjadi kebanggaan warga Sampit.
"Terlepas ada sebagian kecil yang tidak sependapat, saya rasa itu wajar. Tapi saya pribadi merasa senang dan bangga. Saya tidak menyangka daerah kita juga bisa keren seperti ini, seperti di kota-kota besar. Ini akan berdampak positif terhadap pariwisata dan ekonomi kerakyatan kita," kata Dian, warga Sampit.
Warga lainnya juga berterima kasih karena kawasan yang dulunya gelap dan sepi, kini berubah gemerlap dan ramai. Ini sangat menarik bagi masyarakat lokal maupun warga luar daerah yang melintasi terowongan Nur Mentaya yang lokasinya di jalur Trans Kalimantan Poros Selatan tersebut.
Baca juga: Bupati Kotim minta lelang dilaksanakan lebih awal
Baca juga: Terjadi kerusakan, PUPR Kalteng langsung perbaiki jalan penghubung Kotim-Seruyan
Baca juga: Terowongan Nur Mentaya jadi ikon baru Sampit