"Makanlah dalam porsi yang kecil-kecil. Mungkin dapat gunakan piring ukuran kecil," kata dia kepada ANTARA melalui pesan elektroniknya beberapa waktu lalu.
Dokter yang menamatkan studi spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia itu menuturkan makanan penutup (dessert) atau camilan Natal tujuannya hanya untuk dicicipi.
Baca juga: Daftar lagu bertemakan Natal terlaris di dunia
Dias juga menyarankan agar orang-orang sebisa mungkin menghindari atau membatasi alkohol, memperbanyak asupan sayur, buah dan air putih.
Selain itu, sebaiknya nikmati setiap waktu makan dan kunyah lebih lama. Seperti disiarkan Healthline beberapa waktu lalu, pakar kesehatan merekomendasikan orang-orang mengunyah makanan sekitar 32 kali sebelum menelannya.
Tetapi, mengunyah 32 kali tampaknya merupakan angka rata-rata yang diterapkan pada sebagian besar gigitan makanan. Makanan yang lebih sulit dikunyah, seperti steak dan kacang-kacangan, mungkin membutuhkan hingga 40 kunyahan per suapan.
Sementara makanan seperti semangka mungkin membutuhkan lebih sedikit kunyahan untuk dikunyah yakni sedikitnya 10 sampai 15 kali.
"Hal ini (mengunyah lebih lama) dapat membantu otak untuk memberikan sensasi cukup atau kenyang," ujar dokter yang kerap mempublikasikan karya ilmiahnya misalnya pada 2016, berjudul "Uji Keandalan dan Kesahihan European Organization for Research and Treatment for Cancer Quality of Life Questionnaire for Hepatocellular Carcinoma-18 di Indonesia" itu.
Mengunyah makanan dengan benar menjadi bagian penting dari proses pencernaan sekaligus bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.
Orang yang tidak mengunyah makanan dengan cukup baik sebelum menelan sering mengalami masalah pencernaan, dan juga berisiko lebih besar mengalami tersedak, malnutrisi dan dehidrasi.
Baca juga: Berikut ide hadiah Natal dan Tahun Baru untuk para pejuang 'LDR'
Baca juga: Ini rekomendasi lagu untuk temani Hari Natal
Baca juga: Tontonan film terbaru bernuansa Natal dan tahun baru