Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya di Provinsi Kalimantan Tengah mengungkapkan bantaran Sungai Kahayan saat ini masih mengalami keretakan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani mengatakan pihaknya meminta warga untuk waspada terhadap ancaman ablasi seiring dengan adanya keretakan di bantaran sungai tersebut."Ablasi masih terus berlangsung, keretakan-keretakan di sepanjang Sungai Kahayan masih terjadi. Ada beberapa rumah bertambah rusak," kata Emi dalam Teropong Bencana BNPB yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Kejadian ablasi awalnya terjadi pada 1 Januari 2023, ada empat rumah tenggelam dan hancur akibat tanahnya longsor.
Jumlah kepala keluarga terdampak ada sebanyak 14 kepala keluarga atau 57 jiwa. Mereka mengungsi ke posko yang disiapkan oleh BPBD setempat.
Pada 8 Januari 2023, abrasi kembali terjadi menyebabkan tiga rumah amblas ke sungai dan tiga unit rumah lainnya rusak berat. Terdapat 35 jiwa terdampak ablasi tersebut.
"Kami terus melakukan pendampingan di lapangan bersama tim untuk mendampingi warga terdampak ablasi," kata Emi.
Lebih lanjut ia mengungkapkan arus Sungai Kahayan saat ini mulai naik kembali, sehingga BPBD Kota Palangka Raya menetapkan status tanggap darurat.
Sebanyak dua posko dibangun untuk tempat bernaung para korban terdampak ablasi Sungai Kahayan, termasuk membenahi berbagai infrastruktur berupa jalan dan jembatan.
BPBD Kota Palangka Raya juga mendirikan posko dapur umum untuk memberikan penanganan kemanusiaan sambil berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan berbagai pendataan.
"Kami masih melakukan pendataan kepada warga yang terdampak karena kelihatannya untuk abrasi ini malah sepanjang sungai sudah ada keretakan-keretakan," pungkas Emi.
BPBD Kota Palangka Raya telah menyiapkan langkah-langkah untuk menanggulangi ablasi tersebut.
Langkah jangka pendek dilakukan melalui penanganan kemanusiaan dan juga penyediaan hunian sementara, serta pendataan.
Langkah jangka menengah adalah melakukan relokasi rumah warga terdampak dan membuat dokumen lingkungan yang nantinya untuk persiapan pemindahan atau relokasi warga tersebut.
Sedangkan untuk jangka panjang, BPBD Kota Palangka Raya akan memindahkan warga yang berada pada bantaran Sungai Kahayan. Tak hanya itu, pemerintah setempat juga berencana membangun master plan water front city di daerah tersebut.