Bandarlampung (ANTARA) - KBRI Moskow bersama ASEAN Centre-Moscow State Institute of International Relations (MGIMO) menggelar malam budaya “Day of Indonesia” pada Jumat (31/3) dalam rangka memperingati 73 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia.
Siaran pers KBRI Moskow yang diterima di Bandarlampung, Selasa, menyebutkan Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Jose Tavares dalam sambutannya menyatakan pentingnya budaya dalam mempererat hubungan antarmanusia dan bangsa.
“Kelompok seni binaan KBRI Moskow, yakni Kirana Nusantara Dance dan Gamelan Dadali yang mayoritas anggotanya adalah warga negara Rusia, merupakan bukti keberhasilan seni budaya dalam mendekatkan hubungan antarbangsa. Dalam kesempatan ini saya mengundang mahasiswa sekalian untuk bergabung dengan kedua grup kesenian tersebut dan mendalami seni tari dan gamelan Indonesia," kata dia.
Selama 1,5 jam, 70 penonton disuguhi pertunjukan tari Giring-Giring dari Kalimantan Tengah, Jatilan dari Jawa Tengah, dan Topeng Ireng dari Magelang yang lincah diperagakan penari warga Indonesia dan Rusia anggota Kirana Nusantara Dance.
Selain itu, 10 penabuh gamelan yang warga Rusia anggota Sanggar Gamelan Dadali pimpinan Tri Koyo, harmonis menyuguhkan tembang Ladrang Sigra Mangsah, Emplek-Emplek Ketepu, Ketawang Subokastowo, Lagu Pepeling, dan Waru Doyong, sedangkan mahasiswa Indonesia, John Silver Soplanit, merdu membawakan lagu “Indonesia Pusaka” dan “Rasa Sayange.”
“Saya sangat senang dan berterima kasih tim seni budaya KBRI Moskow telah menghibur kami semua malam ini dengan penampilan seni budaya yang sangat indah. Kampus MGIMO University selalu terbuka untuk menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya Indonesia. Mungkin di lain waktu bisa juga digelar Festival Film Indonesia di sini," ujar Direktur ASEAN Center Ekaterina Koldunova.
Selain seni budaya, juga dipamerkan puluhan foto dokumenter perjalanan 73 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia di Atrium MGIMO.
Acara malam budaya Indonesia ini menjadi penutup kegiatan “Day of Indonesia in MGIMO” yang siang harinya juga menggelar round-table discussion bertajuk “Russia-Indonesia: the Way Forward to the Better Future” secara hibrid dengan pembicara Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto, Dubes RI Moskow, Dubes Rusia di Jakarta, Wakil Rektor MGIMO, pejabat ASEAN Center, pejabat KBRI Moskow, dan para indonesianis warga Rusia, serta presentasi buku “Conseptual Foundations of Indonesia Foreign Policy” tulisan Dr. Nikita Kuklin. Kegiatan disaksikan civitas akademika MGIMO dan mahasiswa dari berbagai kampus lain.
MGIMO University yang berada di bawah naungan Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia, menempati peringkat 362 versi QS World University Rankings tahun 2022. Institut ini menawarkan 112 program gelar dalam 17 bidang studi hubungan internasional, studi wilayah asing, ilmu politik, hukum, ekonomi, jurnalisme, periklanan dan hubungan masyarakat, manajemen, administrasi negara bagian dan kota, informatika bisnis, perdagangan, pariwisata, pedagogi, psikologi, sosiologi, linguistik, ekologi dan pengelolaan sumber daya alam.