DPRD Kotim berharap Kemenhub bantu perpanjangan landasan bandara Sampit
Sampit (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah berharap Kementerian Perhubungan membantu perpanjangan landasan pacu atau runway Bandara Haji Asan Sampit.
"Kedatangan kami kemarin diterima Kasubditnya, jadi harus disampaikan lagi ke Dirjennya. Semoga saja usulan kita disetujui," kata Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rinie di Sampit, Kamis.
Rabu (12/4), Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur bersama Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah bertemu dengan jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk membahas usulan pengembangan Bandara Haji Asan Sampit.
Rombongan terdiri Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rinie, Ketua Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur Muhammad Kurniawan Anwar, Kepala Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur Suparmadi, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah Yulindra Dedy, Dinas PUPR Kotawaringin Timur dan Kepala UPBU Haji Asan Sampit dan pejabat lainnya.
Mereka diterima oleh Kasubdit Tata Lingkungan Prastiyo. Rombongan memaparkan kondisi dan rencana pengembangan Bandara Haji Asan Sampit beserta alasan mengapa pengembangan itu perlu segera dilakukan.
Rinie menegaskan, kehadirannya pihaknya sebagai wujud dukungan DPRD untuk memperjuangkan perpanjangan landasan pacu bandara. Hal itu karena merupakan aspirasi masyarakat yang semakin membutuhkan transportasi udara.
"Usulan penambahan runway itu memang karena kebutuhan kita. Kalau pesawat berbadan lebar bisa mendarat maka diharapkan semakin banyak maskapai yang masuk ke Sampit sehingga frekuensi penerbangan bertambah dan harga tiket menjadi murah. Ini juga untuk mendorong peningkatan perekonomian daerah kita," ujar Rinie.
Baca juga: Tujuh rumah ludes dalam kebakaran di Sampit
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah, Yulindra Dedy dalam siaran persnya mengatakan, audiensi tersebut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan sinergitas program dan kegiatan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, khususnya pada sektor transportasi udara dalam upaya pengembangan Bandara Haji Asan Sampit.
Selain itu, juga dimaksudkan untuk persiapan arus mudik Lebaran 1444 H/2023 M, yakni terkait ketersediaan angkutan udara dan percepatan dan peningkatan landasan Pacu pada Bandara Haji Asan Sampit.
"Mengingat kondisi saat ini pelayanan frekuensi penerbangan pada Badara Haji Asan Sampit yang mengalami penurunan yang signifikan imbas dari pandemi COVID-19 dan berimplikasi pada mahalnya tiket pesawat udara yang berasal dan menuju Bandara Haji Asan Sampit," ujarnya.
Yulindra Dedy menjelaskan, kondisi saat ini pada Bandara Haji Asan Sampit masih menggunakan pesawat jenis Boeing 737 seri 500 karena landasan pacu belum sesuai kebutuhan.
Kondisi eksisting panjang runway hanya 2.040 meter dengan lebar 30 meter dan PCN 39. Idealnya dibutuhkan panjang 2.400 sampai 2.500 meter dan dibutuhkan peningkatan PCN agar bisa didarati pesawat berbadan lebar.
Hal ini berkaitan dengan harapan bertambahnya kapasitas angkut atau okupansi yang lebih besar serta pilihan maskapai yang beragam dalam hal stabilitasi persaingan harga dengan tetap mempertimbangkan permintaan masyarakat pengguna jasa transportasi udara di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Kegiatan ini disambut baik oleh Ditjen Hubud Kemenhub RI, dan meminta pemerintah daerah segera penyelesaian aset keperluan perpanjangan landasan serta peningkatan koordinasi terkait pemenuhan data dukung yang telah direncanakan melalui SBSN bersama UPBU Haji Asan Sampit," demikian Yulindra Dedy.
Baca juga: DPRD Kotim berupaya Perda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tepat waktu
Baca juga: Legislator dukung pengembangan RSUD Murjani Sampit
Baca juga: Pemudik dari Sampit ramai-ramai bawa kendaraan pribadi ke Jawa
"Kedatangan kami kemarin diterima Kasubditnya, jadi harus disampaikan lagi ke Dirjennya. Semoga saja usulan kita disetujui," kata Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rinie di Sampit, Kamis.
Rabu (12/4), Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur bersama Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah bertemu dengan jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk membahas usulan pengembangan Bandara Haji Asan Sampit.
Rombongan terdiri Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rinie, Ketua Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur Muhammad Kurniawan Anwar, Kepala Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur Suparmadi, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah Yulindra Dedy, Dinas PUPR Kotawaringin Timur dan Kepala UPBU Haji Asan Sampit dan pejabat lainnya.
Mereka diterima oleh Kasubdit Tata Lingkungan Prastiyo. Rombongan memaparkan kondisi dan rencana pengembangan Bandara Haji Asan Sampit beserta alasan mengapa pengembangan itu perlu segera dilakukan.
Rinie menegaskan, kehadirannya pihaknya sebagai wujud dukungan DPRD untuk memperjuangkan perpanjangan landasan pacu bandara. Hal itu karena merupakan aspirasi masyarakat yang semakin membutuhkan transportasi udara.
"Usulan penambahan runway itu memang karena kebutuhan kita. Kalau pesawat berbadan lebar bisa mendarat maka diharapkan semakin banyak maskapai yang masuk ke Sampit sehingga frekuensi penerbangan bertambah dan harga tiket menjadi murah. Ini juga untuk mendorong peningkatan perekonomian daerah kita," ujar Rinie.
Baca juga: Tujuh rumah ludes dalam kebakaran di Sampit
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah, Yulindra Dedy dalam siaran persnya mengatakan, audiensi tersebut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan sinergitas program dan kegiatan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, khususnya pada sektor transportasi udara dalam upaya pengembangan Bandara Haji Asan Sampit.
Selain itu, juga dimaksudkan untuk persiapan arus mudik Lebaran 1444 H/2023 M, yakni terkait ketersediaan angkutan udara dan percepatan dan peningkatan landasan Pacu pada Bandara Haji Asan Sampit.
"Mengingat kondisi saat ini pelayanan frekuensi penerbangan pada Badara Haji Asan Sampit yang mengalami penurunan yang signifikan imbas dari pandemi COVID-19 dan berimplikasi pada mahalnya tiket pesawat udara yang berasal dan menuju Bandara Haji Asan Sampit," ujarnya.
Yulindra Dedy menjelaskan, kondisi saat ini pada Bandara Haji Asan Sampit masih menggunakan pesawat jenis Boeing 737 seri 500 karena landasan pacu belum sesuai kebutuhan.
Kondisi eksisting panjang runway hanya 2.040 meter dengan lebar 30 meter dan PCN 39. Idealnya dibutuhkan panjang 2.400 sampai 2.500 meter dan dibutuhkan peningkatan PCN agar bisa didarati pesawat berbadan lebar.
Hal ini berkaitan dengan harapan bertambahnya kapasitas angkut atau okupansi yang lebih besar serta pilihan maskapai yang beragam dalam hal stabilitasi persaingan harga dengan tetap mempertimbangkan permintaan masyarakat pengguna jasa transportasi udara di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Kegiatan ini disambut baik oleh Ditjen Hubud Kemenhub RI, dan meminta pemerintah daerah segera penyelesaian aset keperluan perpanjangan landasan serta peningkatan koordinasi terkait pemenuhan data dukung yang telah direncanakan melalui SBSN bersama UPBU Haji Asan Sampit," demikian Yulindra Dedy.
Baca juga: DPRD Kotim berupaya Perda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tepat waktu
Baca juga: Legislator dukung pengembangan RSUD Murjani Sampit
Baca juga: Pemudik dari Sampit ramai-ramai bawa kendaraan pribadi ke Jawa