Jakarta (ANTARA) - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Sandi Nugroho mengingatkan kepada seluruh jajaran Polri tentang interaksi di media sosial (medsos) yang bisa berdampak kepada institusi, sehingga harus hati-hati.
"Hal-hal yang menjadi masalah di dunia maya dilakukan anggota Polri maupun keluarganya akan terdampak kepada institusi," kata Sandi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Pesan ini disampaikan Sandi, dalam workshop peningkatan kemampuan operator integrated protection system encryted S1 (IPSE-S1) dengan tema ‘Kreativitas dan Militansi Bekerja di Era Digital dalam Menaikkan Citra Polri'.
Jenderal bintang dua itu menuturkan, tugas utama Polri melaksanakan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan pemelihara keamanan serta ketertiban masyarakat (Harkamtimbas), juga penegakan hukum tidak hanya di kehidupan nyata, tetapi juga bergeser ke dunia maya (media sosial).
Hal ini dikarenakan, perkembangan media sosial dan dunia digital saat ini terjadi seluruh sektor kehidupan.
Oleh karena itu, Sandi meminta seluruh anggota Polri dan keluarganya memberikan kepedulian kepada dunia maya.
Semua anggota Polri, lanjut dia, harus memiliki mindset yang sama untuk mengemban fungsi humas. Dengan demikian, semua akan peduli terhadap keamanan dan ketertiban di dunia maya dengan mengangkat sisi baik polisi.
"Ada keluarganya yang bermasalah, langsung semua polisi ke angkat. Bahkan anaknya masalah, orang tua jadi pesakitan, dicari, jejak digital ada, ke angkat semua," tutur Sandi.
"Jadi, kalau semua mengemban fungsi humas, bukan 'tutupin' berita buruknya, tapi masih ada berita baik tentang kepolisian yang tidak boleh tertutup," sambungnya.
Untuk itu, Sandi meminta kepada seluruh personel Polri untuk menyampaikan ke teman dan keluarganya agar mencintai Polri bukan hanya di dunia nyata, namun juga di dunia maya.
Sandi menekankan, pemantauan isu-isu menonjol yang berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas, terlebih di tahun politik, harus terus dilakukan. Sebab, berbagai ancaman di dunia maya telah menjadi salah satu isu kerawanan Pemilu 2024.
"Banjiri media dengan konten positif yang bersifat colling system dan mampu mencegah polarisasi masyarakat," ujar Sandi.